Khilafah, Libas Tuntas Kriminalitas

🖤 Admin MKM

Sifat rakus menjadikan individu tidak mampu bersyukur dengan yang dimilki. Berbagai cara dilakukan untuk mempertebal isi dompet atau mengenyangkan perut. Apalagi ditambah dengan sifat hedon yang ada pada diri. Tak ayal, tindak kriminal bisa menjadi jalan pintas. Apalagi bila keimanan individu lemah, tak butuh berpikir dua kali untuk bertindak kriminal.


OPINI 


Oleh Khaulah

Aktivis Dakwah


MKM, OPINI_Seolah tiada habisnya, kriminalitas masih setia merundung negeri ini. Berdasarkan data BPS pada tahun 2021, terjadinya kejahatan di Indonesia hanya berselang waktu 2 menit 11 detik. Ini mengindikasikan bahwa kejahatan dalam setahun bisa mencapai lebih dari 200 ribu kasus. Sungguh mengerikan.

Selain semakin marak, kriminalitas yang terjadi juga semakin beraneka ragam sadisnya. Seperti yang terjadi Desa Sumaja Makmur, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, pelaku menusuk tetangganya hingga tewas. Kejadian ini berawal ketika pelaku menagih utang, akan tetapi disambut dengan amarah oleh korban. (kumparan.com, 16/7/2023)

Begitu juga dengan kasus ditemukannya potongan tubuh manusia korban mutilasi di Sleman, Yogyakarta. (nasional.tempo.co, 16/7/ 2023). Selain itu, terjadi juga kasus pembunuhan disertai mutilasi di Kaliurang, Banten, dan Jakarta. Motifnya beragam mulai dari ekonomi hingga hubungan asmara.

Semakin Mengerikan

Kasus-kasus kriminal yang terjadi tentu tidak hanya yang diungkap pada tulisan ini atau juga yang tersurat pada media. Maka tak heran, kriminalitas yang terjadi sering juga diibaratkan "bagai fenomena gunung es". Karena sejatinya banyak kasus lain yang belum terakses media.

Meningkatnya kriminalitas dari segi kuantitas maupun kualitas mestinya menyadarkan kita bahwa hari-hari kita sebenarnya jauh dari kata aman. Faktanya dengan berbagai kondisi dan banyaknya faktor pendukungnya, kita atau orang-orang terdekat kita bisa menjadi pelaku atau korban. Ini sungguh mengerikan.

Apa Penyebabnya?

Setelah kita menelusuri berbagai fakta yang terjadi, terdapat beragam faktor penyebab terjadinya kriminalitas itu. Seperti miskin, rakus, dan lemah iman. Kemiskinan yang parah pada hari ini menjadikan individu bertindak "semau gue", tidak peduli halal haram. Tindak kriminal bisa menjadi senjata ampuh untuk mendapat segenggam makanan.

Sifat rakus menjadikan individu tidak mampu bersyukur dengan yang dimilki. Berbagai cara dilakukan untuk mempertebal isi dompet atau mengenyangkan perut. Apalagi ditambah dengan sifat hedon yang ada pada diri. Tak ayal, tindak kriminal bisa menjadi jalan pintas. Apalagi bila keimanan individu lemah, tak butuh berpikir dua kali untuk bertindak kriminal.

Selain beragam faktor di atas, ada satu faktor lagi yang menjadikan individu tidak jera bertindak kriminal walau telah diberi hukuman, yakni lemahnya penegakan hukum. Bagaimana kriminalitas akan berhenti jika hukum yang ditetapkan tidak menjerakan? Bagaimana kriminalitas bisa hilang jika hukum yang ditegakkan justru tebang pilih? Alih-alih melibas tuntas, kriminalitas justru tumbuh subur.

Akibat Hukum Buatan Manusia?

Mencermati beragam fakta yang ada, kita dapati benang merah bahwa tatkala manusia berada di bawah kendali hawa nafsu dan akal yang lemah, maka bisa dipastikan hukum yang diciptakan bukanlah hukum yang tegas, yang mampu melibas kriminalitas hingga tuntas. Kehidupan yang diliputi kemiskinan akibat aturan yang diterapkan hari ini, membuat si kaya makin kaya dan si miskin kian terhimpit.

Lingkungan yang tidak sehat seperti pergaulan bebas serta sifat hedon tidak ayal bisa menjerat individu dan menjadikan mereka sebagai pelaku atau korban kriminalitas. Lebih-lebih faktor internal yakni lemahnya iman akibat rongrongan pengrusakan akidah dari berbagai penjuru menjadikan manusia sebagai pelaku dan korban kriminalitas.

Back to Islam!

Mari kembali pada Islam. Menjadikan syariat Islam sebagai aturan yang diterapkan pada setiap lini kehidupan. Mulai dari keluarga, agar terciptanya akidah Islam pada individu sedari dini. Pendidikan Islam yang membentuk syakhsiyah islamiyah pada diri individu, ekonomi Islam yang menyejahterakan juga hukum Islam yang tegas, mampu membuat jera, dan adil.

Wallahualam bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan