Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerpen

Perahu Tua di Tepi Laut

Gambar
  Laut itu bukan hanya saksi penderitaan mereka, tapi juga menagih keadilan. CERPEN Oleh Nia Rahmat   Pendidik Generasi Muslimahkaffahmedia.eu.org , CERPEN-Fajar belum merekah ketika Hasan menghela napas panjang. Perahunya yang sudah renta tampak rapuh di bibir pantai. Marni, istrinya, memeluk anak bungsu mereka erat-erat. “Bang, laut makin ganas. Perahu itu sudah tak layak. Kalau Abang kenapa-kenapa, bagaimana nasib kami?” Hasan hanya terdiam. Perut anak-anaknya keroncongan sejak kemarin. Mau tak mau, ia harus melaut. "Ya Allah, selamatkan hamba. Hamba-mu ini harus menafkahi anak dan istri," batinnya sambil mempersiapkan peralatan melaut dan perahu tuanya. "Doakan abang ya. Abang harus tetap melaut untuk menyambung hidup...", ucapnya lirih sambil mengelus kepala istrinya.  Siang itu, Hasan kembali ke dermaga. Perahunya goyah, hanya membawa sedikit ikan. Ketika dijual ke tengkulak , harga ditekan begitu rendah. “Kalau nggak mau harga segini, simpan saja ikannya. Tap...

Kemilau Senja di Pantai Gaza

Gambar
CERPEN                               Oleh Yuli Altara Pemerhati Masalah Sosial dan Member AMK Muslimahkaffahmedia.eu.org- Asap tampak mengepul dari tungku batu bata di belakang sebuah kemah kecil yang terbuat dari sambungan kain-kain kumal. Aroma roti gandum hangat sampai ke cuping hidung Maryam , seorang gadis kecil berusia lima tahun yang sedang bermain boneka di dalam kemah. Bergegas dia ke luar, menemui ibunya yang sedang memanggang roti.   " Aduhai, wangi sekali aromanya, Ummi ," serunya dengan wajah riang. Ibunya tersenyum seraya memberikan sebuah piring kecil berisi roti bulat pipih. Maryam duduk di atas sebuah batu sambil menikmati roti yang terasa sangat nikmat di lidahnya. Padahal, roti itu hanya terbuat dari campuran terigu dan sedikit garam, tanpa gula, mentega, apalagi susu. Tapi, karena sudah lumayan lama ibunya tak membuat roti, maka bagi Maryam terasa sangat lezat. Semenjak pendudukan p...

Mentari dari Subang

Gambar
  Dia memang sangat ingin membawa Mentari tinggal bersamanya karena rasa sayang dan tanggung jawabnya CERPEN Oleh Yuli Altara Muslimahkaffahmedia.eu.org, CERPEN_ Siang itu matahari bersinar terik ketika Mentari dan Bi Yati tiba di depan sebuah rumah petak kecil bercat putih di ujung gang.  Keduanya menghentikan langkah dan celingukan berharap ada seseorang yang membuka pintu rumah dan melihat kedatangan mereka.           "Bi, ini benar rumahnya Om Dahlan?" tanya Mentari setengah berbisik.  "Iya, Nak. Ini memang rumah pamanmu. Lima tahun yang lalu Bibi dan saudara Bibi mampir ke sini setelah pulang dari menghadiri walimah pernikahan," jawab Bi Yati perlahan sambil celingukan. "Eh, ada yang datang," kata Bi Yati menoleh sambil menarik pelan lengan Mentari. Tampak seorang anak lelaki berseragam merah putih berusia sembilan tahun berjalan mendekati mereka. "Maaf, mau ketemu siapa ya?," tanya tanya anak  itu dengan sopan.       ...

Retak yang Masih Mengikat

Gambar
Cerpen Oleh Nia Rahmat  Pendidik Generasi  Muslimahkaffahmedia.eu.org- Malam itu, ruang kontrakan mereka terasa pengap. Iyam duduk di lantai, menghitung uang recehan hasil dagangannya. Hanya lima puluh tujuh ribu lima ratus rupiah. Besok, uang sewa kontrakan jatuh tempo. Jenal , suaminya baru pulang dari mengojek. Helm bututnya ia lempar begitu saja ke sudut ruangan. Wajahnya lelah, tapi lebih dari itu, ada kecewa yang mendidih di matanya. “Berapa dapat hari ini?” tanya Iyam menatap suaminya datar. “Empat puluh ribu. Penumpang makin sedikit, bensin makin mahal,” jawab Jenal, sama datar tapi penuh amarah tertahan. Iyam menunduk. Jumlah itu bahkan tak cukup untuk bayar listrik. Perutnya kosong, tapi ia memilih diam. Berbicara di saat seperti ini sama dengan menyulut petasan sumbu pendek. Jenal mendengus, ”Kamu diam terus, Iyam, marah sama aku? Suami pulang tak disuguhi air minum”. “Aku nggak marah, Kang Jenal. Aku cuma… lelah. Kita kerja siang malam, banting tulang, tapi tetap ...

Jalinan Kasih di Tengah Badai

Gambar
  CERPEN Meskipun perbedaan karakter dan kebiasaan masih ada, mereka belajar saling memahami, menghargai, dan mengasihi.  Oleh Umi Rokayah  Aktivitas Penulis  Muslimahkaffahmedia.eu.org- Mentari pagi menyinari rumah mungil Arini. Udara sejuk pagi hari terasa nyaman membelai kulitnya. Arini, wanita paruh baya berwajah ramah, telah bangun dan menyiapkan sarapan. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi rumah mungil itu. Hari ini, ia ingin memulai hari dengan hati yang tenang, berharap bisa meredakan ketegangan antara Sekar dan Bayu. Sebelum memulai aktivitas, Arini mengecek ponselnya. Beberapa pesan dari rekan kerja di Rumah Singgah Kasih, panti asuhan tempatnya bekerja sebagai relawan dan pengelola administrasi, menunggunya.   Bagas, putra sulung Arini, telah berangkat kerja. Ia selalu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ibunya, kebiasaan yang selalu membuat Arini bersyukur. Bayu, adik Bagas, masih tertidur pulas. Arini tersenyum melihatnya. Bayu, baru lulus k...

Ku Tak Bisa Jauh

Gambar
Ku tak bisa...jauh jauh dari mu CERPEN Oleh Surya Prawira Pegiat Literasi “Maafkan aku, Arif, karena tidak bisa ikut bersamamu ke Inggris,” kata Cleo pada Arif kekasihnya, sembari berlari kecil mengikuti langkah Arif menuju pintu masuk pemeriksaan tiket di bandara. “Arif, aku akan menunggumu,” kata Cleo pada Arif lirih. “Jangan, kamu tidak perlu menunggu kepulanganku dari Inggris,” kata Arif pada Cleo dengan wajah dingin sembari menatap Cleo sesaat lalu pergi tanpa berpaling lagi. “Arif, aku akan menunggu kepulanganmu,” kata Cleo dengan penuh rasa perih di hatinya, ia hanya pasrah menatap kepergian Arif, matanya mulai memerah dan ada bening yang menetes di pipinya. Betapa berat dan perih hati Cleo karena harus membatalkan keberangkatannya bersama Arif untuk menempuh pendidikan di Inggris sehari sebelumnya dan memilih untuk merawat papanya yang belakangan ini kesehatannya kurang baik. Ia pun bergegas pulang. Ketika Cleo tiba di depan rumahnya langkahnya terhenti. Ia memandang rumah berk...

Akhir Jeda Sebuah Keteguhan

Gambar
CERPEN Oleh : Raa Tyas Putri Mahasisiwi Ilmu Hukum Universitas Terbuka Makassar, penulis di platform online, pegiat literasi.  Muslimahkaffahmedia.eu.org- Hujan turun rintik, menyiram bumi dengan lembut. Namun, hati Aisyah seperti diterjang badai. Ia duduk di pojok ruang tamu, menatap foto pernikahannya dengan Reyhan yang terbingkai di meja kayu. Hari-hari yang dulu penuh kebahagiaan dan harapan kini terasa seperti bayangan yang memudar. Reyhan, suaminya, yang dulu ia anggap sebagai pilar hidup, kini menjadi sumber luka yang tak terhingga. Ia baru saja menemukan bukti pengkhianatan yang tak bisa ia tutupi lagi, pesan-pesan mesra antara Reyhan dan seorang wanita yang bukan dirinya. Wajah Reyhan yang selalu ia cintai kini terasa asing, penuh dengan kebohongan yang merobek-robek kepercayaan yang telah lama ia bangun. "Haruskah aku tetap bertahan?" batinnya. * Sejak rumah tangganya mulai goyah, Aisyah mulai aktif mengikuti kajian. Ia mencari ketenangan dalam firman Allah, berhara...

Syukur Nikmat

Gambar
  Semua kembali kepada rasa syukur, Fa. Jika kita bersyukur, bentuk mana pun yang menjadi bagian kita, akan terasa cukup. CERPEN   Oleh Eni Suswandari Pendidik Generasi  Muslimahkaffahmedia.eu.org- "Motor kamu baru, Fa? Bagus banget, Masya Allah," ungkap Rania tulus sambil mengamati Safa memarkirkan motor barunya. Yang diajak bicara hanya mengangguk dan tersenyum manis. Safa dan Rania beberapa waktu belakangan sering terlibat bincang berdua. Keduanya sering datang awal di sekolah. Sehingga mereka sering memanfaatkan waktu dengan obrolan ringan dan saling bertukar pikiran. Seperti pagi ini, saat Rania melewati area parkir yang masih sepi kendaraan, ada Safa yang sedang memarkir kendaraannya. Tentu kesempatan itu mereka manfaatkan untuk bercengkrama.  Safa merupakan siswa dengan latar belakang ekonomi yang sangat mapan. Tak hanya motor, ia juga kadang ke sekolah dengan mengendarai mobil. Ayahnya yang pengusaha dan ibunya yang seorang pemilik _wedding organizer_ menjadi...

Istikharah Cintaku

Gambar
Yaa Allah, aku sedang dalam keadaan lemah. Hanya ada satu yang bisa menguatkan, tiada lain itu adalah Engkau. CERPEN   Oleh Eni Suswandari Pendidik Generasi Muslimahkaffahmedia -Yaa Allah, Engkaulah tempat bertanya dengan jawaban yang paling benar dan memuaskan,  Engkaulah tempat mengadu atas segala masalah tanpa pernah menyudutkan,  Engkaulah tempat bergantung dengan segala perlindungan yang memberi rasa aman,  Engkaulah tempat bersandar yang menghasilkan kedamaian,  Engkaulah tempat memohon dengan berbagai pemberian tanpa batasan,  Engkaulah tempat mengungkapkan keraguan lalu akan berujung pada sebuah keyakinan,  Engkaulah tempat berkeluh kesah yang menghantarkan pada suatu ketenangan,  Engkaulah tempat melangitkan doa lalu mengabulkan dengan segala bentuknya.  Yaa Allah, aku sedang dalam keadaan lemah. Hanya ada satu yang bisa menguatkan, tiada lain itu adalah Engkau. Yaa Allah, aku sedang dalam keraguan, berikan petunjuk padaku agar dapat...