Buruknya Nasib Buruh dalam Naungan Kapitalisme

🖤 Admin MKM


Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk hubungan antara pengusaha sebagai majikan dan buruh sebagai pekerja. Dimana terdapat hak dan  kewajiban yang adil untuk keduanya. 


OPINI 


Oleh Rosmita

Aktivis Muslimah Jakarta


MKM, OPINI_Ratusan buruh yang berada di bawah naungan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh melakukan demonstrasi di kawasan Patung Kuda untuk menuntut kenaikan upah minimum sebesar 15% di tahun 2024.

Ada beberapa alasan mengapa para buruh menuntut kenaikan upah 15%, diantaranya karena Indonesia masuk dalam upper middle income country, pendapatan per kapita minimal 4.500 US$ per tahun. Jika dirupiahkan menjadi Rp67,5 juta jika dibagi 12 bulan menjadi Rp5,6 juta per bulan. Sedangkan rata-rata upah minimum nasional hanya Rp3,7 - 4,9 juta. 

Alasan lainnya adalah PNS, TNI dan Polri mendapat kenaikan upah 8% dan pensiunan 12%. Maka buruh sebagai pembayar pajak harus mendapat kenaikan upah lebih tinggi dari mereka yang dibayar melalui pajak yaitu 15%.

Selain itu, sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga sebesar 12-15% bahkan harga beras mengalami kenaikan hingga 40% dan telur 30%. Apalagi ditambah harga BBM naik 30%, harga sewa rumah 50% dan tranportasi 30-40%. Maka agar buruh dapat hidup layak pemerintah harus menaikkan upah minimum untuk buruh sebesar 15%. (CNBCIndonesia, 27/10/2023) 

Besar pasak daripada tiang. Kiranya pepatah ini dapat menggambarkan bagaimana nasib buruh hari ini. Penghasilan yang didapat tidak sebanding dengan biaya hidup yang harus dikeluarkan. Hal ini menjadi penyebab nasib buruh masih jauh dari kata sejahtera.  

Padahal buruh memiliki peran penting bagi sebuah negara. Buruh yang menggerakkan roda ekonomi agar tetap berjalan. Bahkan peran buruh sebagai pembayar pajak mampu menyokong pembangunan di negeri ini. 

Sayangnya kontribusi buruh yang besar tidak dihargai apalagi diapresiasi. Bahkan profesi buruh sering dipandang sebelah mata. Beban kerja yang berat tidak sesuai dengan upah yang didapat. Jangankan untuk hidup sejahtera bahkan untuk menghidupi diri dan keluarga saja masih jauh dari kata layak.

Dalam sistem kapitalisme, seorang kepala keluarga bukan hanya menanggung biaya sandang, pangan dan papan saja, tapi biaya pendidikan dan kesehatan juga. Inilah yang membuat beban kepala keluarga semakin berat. 

Apalagi negara seolah berlepas diri dan tidak peduli dengan nasib buruh. Buruh seperti sapi perahan yang hanya dieksploitasi tenaganya tanpa dipikirkan kesejahteraannya. Terbukti, kebijakan pemerintah selama ini selalu berpihak kepada pengusaha dan merugikan buruh. Salah satunya adalah dengan disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja. Bahkan untuk mendapatkan upah yang layak saja buruh harus melakukan demo berjilid-jilid, itupun pemerintah masih enggan menaikkan upah minimum buruh. 

Sejahtera dengan Sistem Islam 

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk hubungan antara pengusaha sebagai majikan dan buruh sebagai pekerja. Dimana terdapat hak dan  kewajiban yang adil untuk keduanya. 

Oleh karena itu, harus ada akad sebelum memulai pekerjaan agar ada kesepakatan terkait deskripsi pekerjaan dan upah yang akan diberikan. Dengan adanya akad ini diharapkan pengusaha dan buruh paham kewajibannya masing-masing. Bila beban kerja dan upah yang diberikan tidak sesuai dengan akad  berarti pengusaha telah berbuat zalim. 

Rasulullah saw. bersabda: "Allah berfirman, ada tiga kategori golongan yang aku menentangnya (kelak) di hari kiamat; orang yang berinfak kemudian ditarik kembali, orang yang menjual orang merdeka lalu memakan uangnya, dan orang yang mempekerjakan pekerja dan telah mendapatkan hasilnya, tetapi tidak memberikan upah." (HR. Bukhari) 

Bahkan Rasulullah saw. mewajibkan para pengusaha untuk memberikan upah yang layak dan tidak menunda-nunda pembayarannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.: "Berikan upah para pekerja sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah)

Rasulullah saw. juga mencontohkan bagaimana beliau selalu bersikap baik pada para pekerjanya, tidak berkata kasar apalagi sampai memukul. Dalam hadis lain Rasulullah saw. menjelaskan: "Siapa saja yang saudaranya berada di bawah perintahnya (bekerja untuknya), maka berikan makanan yang sama dengan yang ia makan, pakaian yang sama dengan yang ia kenakan, dan hendaknya tidak memberikan tugas di luar batas kewajaran yang dapat menyebabkan ia sakit." (HR. Bukhari)

Masya Allah, Islam begitu memuliakan pekerja dan menjamin hak-hak mereka. Islam adalah rahmatan lil alamin. Semua akan sejahtera jika kembali pada sistem Islam Kafah. 

Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan