Ironi, Kelaparan di Negeri Kaya Sumber Daya Alam
![]() |
🖤Admin MKM |
Islam menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu penting dalam pilar ekonomi, sebab ketiadaannya pangan akan mengakibatnya kegoncangan ekonomi.
OPINI
Oleh Purwanti
Aktivis Dakwah
MKM, OPINI_Negeri cenderawasih yang begitu indah dan kaya akan sumber daya alam dan tambang, begitu miris harus mengalami bencana kelaparan. Sejak tanggal 21 Oktober hingga 1 November 2023 pemerintah daerah Yahukimo di tetapkan sebagai status tanggap darurat bencana, dikarenakan 24 orang di Distrik Amuma, Yahukimo Provinsi Papua pegunungan, dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan.
Kasus kelaparan yang berujung kematian terus berulang. Pada bulan Agustus 2023 yang mengakibatkan sekitar enam orang meninggal dunia. Wabah kelaparan ini dipicu oleh kekeringan. Pada Desember 2005 di Yahukimo kelaparan terjadi di 7 Distrik dan 10 pos pemerintahan yang menyebabkan 55 orang meninggal dan112 orang sakit parah. Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat yang merenggut nyawa 72 anak pada 2018.
Pengamat pertanian dari Universitas Papua, Mulyadi mengatakan faktor penyebab kelaparan hingga mengakibatkan kematian dikarenakan sistem pertanian Papua yang tidak berkelanjutan, kesehatan masyarakat yang rapuh, hingga pembangunan Daerah Otonomi Baru (DOB).
Terkesan Menutup-nutupi
Pada acara Gerakan Nasional Ketahanan Pangan TNI di Bekasi, Rabu(1/11/2023). Wakil Presiden RI Ma'ruf Amir menyatakan 24 warga di wilayah Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua pegunungan, meninggal dunia bukan karena kelaparan. Ma'ruf menyebut di Yahukimo memang saat ini tengah terjadi kekurangan pangan (Detik news, 1/11/2023).
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya bakal memastikan penyebab meninggalnya 24 warga di Distrik Amuma. Muhadjir menilai saat ini belum dapat di kategorikan warga meninggal itu akibat dari kelaparan. Sementara , Bupati Yahukimo, Didi Mus Yahuli. Beliau mengatakan bahwa puluhan warga yg meninggal dalam kurun waktu delapan bulan di sebabkan oleh berbagai keluhan, seperti kelelahan hingga penyakit bawaan.
Akar Masalah Kelaparan
Kasus kelaparan yang berujung pada kematian yang tidak pernah usai di negeri Papua. Kasus ini menunjukkan betapa minimnya mitigasi dalam bencana kelaparan. Fakta ini menunjukkan kegagalan sistem Kapitalisme dalam mengatur ketahanan pangan. Negara dalam sistem kapitalis telah melemparkan tanggung jawabnya untuk melayani rakyat. Inilah watak sistem kapitalisme hanya berorentasi pada pencapaian materi. Tanpa memastikan tiap-tiap individu mendapatkan kesejahteraan mereka, di samping tata kelola dalam menjamin kebutuhan pangan rakyat sangat buruk.
Sungguh miris, tanah Papua yang kaya akan sumber daya alam dan tambang emas, tetapi infrastrukturnya di sana sangat minim, jalan-jalan terjal dan curam sehingga akses untuk menjangkau daerah tersebut sangat sulit, serta minimnya transportasi di Papua. Kondisi inilah yang mempersulit dalam pendistribusi pangan sehingga memperparah krisis kelaparan. Di dalam sistem kapitalisme pembangunan tidak merata, pembangunan hanya berorentasi pada kepentingan para kapitalis.
Hal ini mengakibatkan rapuhnya tingkat kesehatan masyarakat di Papua. Ini terbukti tinggi angka stunting, berdasarkan survei status gizi Indonesia Kementerian Kesehatan angka stunting balita di Papua 34,6% di tahun 2022. Faktor penyebab terjadi stunting minimnya ketersedian pangan dan gizi. Selain itu faskes kesehatan sangat minim dan akses perjalanan sangat sulit.
Padahal Papua merupakan negeri yang kaya akan sumber daya alam, seperti tembaga, emas, perak dan lain-lain. Namun, faktanya berbanding terbalik dengan Papua yang mengalami kemiskinan ekstrem. Ini diakibatkan karena tata kelola yang salah, dimana pengelolaan sumber daya alam sepenuhnya diserahkan kepada asing dan swasta. Negara hadir hanya sebagai regulator yang memuluskan kepentingan korporasi.
Selain itu negara juga abai dalam menangani sistem pertanian, sehingga telah gagal dalam membentuk ketahanan pangan. Padahal, bencana kelaparan yang terjadi di Papua berulang kali, dikarenakan faktor cuaca ekstrem. Seharusnya negara mencari solusi untuk menciptakan ketahanan pangan yang berbasis pangan lokal.
Islam Dapat Mengatasi Masalah Kelaparan
Di dalam sistem Islam yaitu khilafah, khilafah memiliki seperangkat aturan hidup yang berdasarkan syariat Islam. Di mana negara memiliki tanggung jawab dalam mengurusi dan melindungi rakyatnya. Di sistem Islam memandang pangan adalah salah satu dasar yang wajib di penuhi negara.
Islam menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu penting dalam pilar ekonomi, sebab ketiadaannya pangan akan mengakibatnya kegoncangan ekonomi. Bahkan menyebabkan negara bergantung pada negara lain atau mengancam kedaulatannya, oleh karena itu khilafah akan memberikan perhatian lebih terhadap sektor pertanian dengan mengoptimalkan pengelolaannya agar kebutuhan seluruh rakyat, individu per individu terpenuhi.
Langkah optimalisasi dijalankan sesuai dengan hukum syariat. Khilafah akan melakukan kebijakan seperti intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian dengan meningkatkan produktivitas pertanian. Di dalam intensifikasi, negara akan menyebarkan teknologi terbaru kepada petani, selain itu negara juga membantu pengadaan benih unggul, pupuk dan sarana produksi pertanian lainnya. Sedangkan ekstensifikasi, negara mendorong membuka lahan-lahan baru dan menghidupkan tanah yang mati. Di dalam khilafah setiap individu memiliki hak mengelola tanah mati, tanah yang tidak dikelola oleh siapa pun dan tidak di pagari.
Khalifah wajib menjamin logistik pangan berjalan dengan baik dan maksimal. Negara akan membangun infrastruktur dan sarana pendukung seperti moda transportasi, jalan, jembatan, gudang pangan dan lain-lain. Di dalam sistem Islam tidak ada sekat otonomi daerah semua berjalan dalam satu kepemimpinan dan pengaturan di bawah kendali pemimpin atau khalifah. Dengan sistem ini akan mempermudah logistik pangan.
Seperti kisah Khalifah Umar bin Khattab ketika menghadapi krisis pangan, beliau, membangun pos-pos penyedia pangan diberbagai tempat bahkan mengantarkan makanan ke rumah rakyatnya.
Untuk merealisasikan kebijakan semua itu, negara sepenuhnya menggunakan anggaran dari baitul mal yang memiliki sumber pendapatan sangat besar, sebab semua Sumber Daya Alam (SDA) dikelola negara. Dengan itu negara akan mampu menopang seluruh kebutuhan rakyat yang merupakan kewajibannya.Terlebih keberkahan yang diturunkan Allah Swt kepada umatnya yang menerapkan seluruh aturan-Nya.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-A'raf : 96
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan(ayat-ayat kami), maka kami akan siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
Solusi untuk mengatasi penanganan krisis pangan dan kelaparan yaitu hanya dengan menggunakan aturan Allah Swt dengan menerapkan sistem Islam yaitu Khilafah.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar