Nelangsa Pengungsi Rohingya Tanpa Junnah

Admin MKM ❤

Semua ini terjadi karena kita disekat oleh nasionalisme. Pengungsi Rohingya dianggap bukan bagian dari Indonesia, jadi masalah Rohingya dianggap bukan masalah kita.  Muslim Rohingya telah dijajah berpuluh-puluh tahun oleh pemerintah Myanmar. Mereka mengalami genosida akibat sentimen ashabiah.  Mereka juga korban dari permainan politik antara Amerika dan Cina dalam menancapkan pengaruh mereka di kawasan tersebut.


OPINI


Oleh Yuli Ummu Raihan

Pemerhati Kebijakan Publik


MKM, Opini_Miris, melihat fakta bahwa nasib pengungsi Rohingya yang masih terkatung-katung tidak jelas akibat pengusiran di negeri asalnya. Ratusan pengungsi Rohingya ditolak warga Kabupaten Bieuren dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Kamis 16/11/2023. Kejadian ini viral karena rekaman video para pengungsi terdampar di pantai tersebar di dunia maya.  Menurut Panglima Laot (laut) Aceh, Miftach Tjut Adek, di Banda Aceh ini bukan pertama kali warga menolak pengungsi Rohingya. (AntaraNews)

Alasan warga menolak adalah karena jumlah pengungsi yang semakin banyak, ditambah tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas masuknya para pengungsi ini. Alasan lain karena para pengungsi memberi kesan tingkah laku yang kurang baik, yang tidak sesuai dengan norma dan adat setempat. Para pengungsi juga dianggap kurang memperhatikan masalah kebersihan. (DetikNews)

Pengungsi Rohingya telah datang ke Indonesia sejak 2012 lalu saat terjadi konflik antara  muslim dan budhis.  Indonesia tidak punya kewajiban untuk menampung pengungsi karena bukan termasuk negara dalam pihak Konvensi Pengungsi 1951. Penampungan selama ini dilakukan semata-mata karena alasan kemanusiaan. Kadang niat baik ini dimanfaatkan oleh jaringan penyelundup manusia. Ini dibuktikan lewat banyaknya pengungsi Rohingya yang menjadi sasaran pelaku perdagangan orang.

Nasib yang tidak jauh beda juga mengancam para pengungsi yang sudah lebih dulu datang dan berada di penampungan. Warga di sekitar lokasi telah memberi ultimatum bagi pengungsi untuk pindah ke lokasi lain. Hal ini terjadi karena telah terjadi gesekan antara warga lokal dengan pengungsi. 

Semua ini terus menjadi masalah karena negara tidak hadir untuk mengurusi rakyat.  Muslim Rohingya adalah saudara seiman kita yang juga punya hak hidup layak dan sejahtera. Negara juga tidak hadir untuk menyelesaikan konflik/gesekan yang terjadi antara warga dan pengungsi secara adil. 

Semua ini terjadi karena kita disekat oleh nasionalisme. Pengungsi Rohingya dianggap bukan bagian dari Indonesia, jadi masalah Rohingya dianggap bukan masalah kita.  Muslim Rohingya telah dijajah berpuluh-puluh tahun oleh pemerintah Myanmar. Mereka mengalami genosida akibat sentimen ashabiah.  Mereka juga korban dari permainan politik antara Amerika dan Cina dalam menancapkan pengaruh mereka di kawasan tersebut.

Muslim Rohingya lari dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Hingga mereka memutuskan untuk datang ke Indonesia dengan harapan yang sama. Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim, terkhusus wilayah Aceh yang dianggap paling Islami. 

Sebagai manusia, mereka punya kebutuhan jasmani yang wajib dipenuhi. Mereka juga butuh status kewarganegaraan agar tidak terus terkatung-katung. Namun, sayangnya hari ini sistem kapitalis menjadikan untung rugi sebagai standar perbuatan. Sehingga menolong pengungsi Rohingya saat ini tidak akan mendapatkan keuntungan, malah kerugian. Maka wajar warga dan negara sekalipun tidak tergerak untuk menolong. Mirisnya sikap ini menjangkiti hampir semua penguasa muslim hari ini.


Bagaimana Sikap Kita Seharusnya?

Sebagai seorang muslim, kita punya wajib menolong saudara kita para pengungsi Rohingya. Hukumnya fardhu kifayah untuk menolong mereka bagi seluruh kaum muslimin di dunia. Terutama bagi kaum muslim yang terdekat dengan Rohingya seperti Bangladesh. 

Umat Islam adalah satu tubuh sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

"Perumpamaan kaum mukmin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi, dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Bukhari no.6011, Muslim no 2586, dan Ahmad IV/270)

Maka setiap jeritan mereka harus kita jawab dengan pertolongan.  Jangan biarkan mereka terus terkatung-katung tanpa kejelasan nasib dan masa depan.


Islam Solusi  Untuk Rohingya

Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur bahwa seorang khalifah sebagai pengurus rakyat tanpa membedakannya dari ras, agama, bahasa dan lainnya.  Ketika khilafah ada, maka pengungsi Rohingya akan diterima sebagai warga negara Khilafah.

Mereka akan mendapatkan perlakuan yang sama sebagaimana warga negara lainnya. Negara Islam akan menjamin kebutuhan pokok mereka mulai dari pangan, sandang dan papan.  Para lelaki atau kepala keluarga akan diberi pekerjaan sehingga mampu menafkahi diri dan keluarganya. Negara juga akan menjamin pemenuhan kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan mereka. 

Negara Khilafah juga akan melakukan islah antara warga lokal dan pendatang agar tidak terjadi konflik karena perbedaan aspek budaya dan kebiasaan. Masyarakat akan senantiasa diedukasi untuk saling taaruf dan taawun. 

Untuk rezim Myanmar yang telah melakukan genosida terhadap mereka, maka negara khilafah akan melakukan pendekatan politik maupun militer (jihad).  Khilafah akan membebaskan muslim Rohingya yang masih ada di Myanmar dan membebaskan wilayah Rakhine yang telah menjadi tempat tinggal mereka selama berabad-abad.

Semua ini tentu hanya akan bisa terwujud jika Khilafah tegak dan hukum Islam diterapkan secara sempurna. Semua ini butuh perjuangan dan pengorbanan kita untuk menegakkannya, selain tetap memberikan pertolongan bagi pengungsi Rohingya sesuai kemampuan kita.

Wallahua'lam bishawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan