Sebab Kemiskinan, Banyak Ibu Jual Bayi
![]() |
🖤 Admin MKM |
Kondisi seperti ini terjadi karena penerapan sistem sekuler kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya dijadikan sebagai pengatur dalam ibadah ritual saja, sehingga manusia menjalani kehidupannya bukan berdasarkan pada aturan Allah, tetapi diatur oleh aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Maka dari itu terbentuklah masyarakat yang minim dalam perkara keimanan, dan perbuatan haram pun dilakukan untuk meraih materi semata.
OPINI
Oleh Rossy Emaniarti, S.Sos
Aktivis Muslimah
MKM, OPINI_Kemiskinan merupakan problem terbesar yang melanda berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Berbagai macam cara memang telah dilakukan untuk menuntaskan kemiskinan, tetapi nyatanya kemiskinan belum dapat teratasi, sehingga membuat sebagian para ibu tega menjual bayinya sendiri.
Sebagaimana disebutkan dalam laman berita ANTARA, Jakarta, Sabtu, 23 Februari 2024. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebutkan, para ibu yang menjual bayinya umumnya berasal dari kelompok rentan secara ekonomi.
Sayang seribu sayang, di tengah kemiskinan dan kesempitan hidup yang dirasakan sebagian ibu dimanfaatkan untuk mendapat keuntungan materi. Kasus serupa sudah banyak terjadi di negeri ini, faktor utama penyebabnya ialah kemiskinan yang memberatkan para ibu untuk merawat dan membesarkan anaknya hingga dewasa. Sehingga mengakibatkan hilangnya naluri keibuan.
Kondisi seperti ini terjadi karena penerapan sistem sekuler kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya dijadikan sebagai pengatur dalam ibadah ritual saja, sehingga manusia menjalani kehidupannya bukan berdasarkan pada aturan Allah, tetapi diatur oleh aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Maka dari itu terbentuklah masyarakat yang minim dalam perkara keimanan, dan perbuatan haram pun dilakukan untuk meraih materi semata. Di samping itu, lemahnya iman dari seorang ibu membuat ibu kehilangan rasa sayang terhadap anaknya dan tega menjualnya tanpa berpikir panjang dan memikirkan dosa yang akan didapatnya.
Selain itu, lemahnya pemahaman terhadap rezeki membuat para ibu takut untuk merawat anaknya sendiri dikarenakan beratnya beban ekonomi. Padahal setiap anak yang lahir ke dunia sudah Allah tetapkan rezekinya masing-masing sehingga seorang ayah yang bekerja untuk mencari nafkah akan mendapatkan rezeki yang cukup untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya. Selain itu, anak adalah amanah yang harus dijaga. Oleh karena itu, anak yang diberikan oleh Allah harus dijaga, dan orang tua harus mampu mengurus serta mendidik anaknya sebaik mungkin.
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Al-An'am (151):
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut akan kemiskinan. Sesungguhnya Allahlah yang akan memberikan rezeki kepadamu dan kepada mereka."
Rupanya sistem kapitalis sekuler telah menutup benak ibu dari pemahaman ini. Maka sudah saatnya beralih kepada aturan Islam yang kaffah. Dalam sistem Islam, negara wajib mewujudkan kesejahteraan individu per individu termasuk ibu dan bayinya. Seperti, menjamin setiap kebutuhan pokok baik pangan, sandang, atau papan secara keseluruhan, memberikan jaminan agar mampu memenuhi kebutuhan pelengkap.
Demikian juga Islam memiliki sistem pendidikan yang mampu mencetak individu yang beriman dan bertakwa, serta menjadikan akidah Islam sebagai dasarnya sehingga sesuai fitrah dan memuaskan akal. Tujuan ini adalah untuk membentuk syaksiyah islamiyah masyarakat baik dari segi aqliyah dan nafsiyah-nya.
Di samping itu, masyarakat juga harus sabar dalam menghadapi ujian yang dihadapi karena itu semua merupakan qadha Allah di dalam kehidupan, semua manusia pasti akan mendapatkan ujian masing-masing, itu semua bukan berarti Allah tidak sayang, melainkan Allah ingin menguji sejauh mana keimanan kita terhadap Allah, termasuk sabar dalam menghadapi ujian hidup dan rezeki. Islam juga mewajibkan sikap saling tolong-menolong antara sesama muslim dalam kebaikan dan takwa.
Setelah itu, Islam juga menyeru agar menjauhi setiap tindak kejahatan, karena itu semua bukan bagian dari ajaran Islam melainkan suatu perbuatan yang tercela dan harus dijauhi. Sehingga negara Islam akan memberikan sistem sanksi yang tegas dan membuat efek jera untuk mencegah orang melakukan tindak kejahatan termasuk penjualan orang secara tuntas.
Itu semua hanya akan terjadi ketika Islam benar-benar diterapkan dalam sistem politik Islam yang agung, karena hanya sistem Islamlah yang mampu menyejahterakan masyarakat dan memelihara naluri keibuan. maka dari itu sudah selayaknya kita kembali kepada sistem Islam yakni dengan ditegakkannya sistem khilafah islamiyah ala minhaj annubuwah. Wallahualam bissawab.
Sungguh dunia akan semakin rusak di tangan aturan manusia-manusia yang bodoh... Janji Allah sedang menunggu di depan.
BalasHapus