Maraknya Penistaan Agama dalam Sistem Sekuler

🖤Admin MKM

Kebrutalan individu dalam kapitalisme semakin diperparah dengan buruknya sistem peradilan yang tidak tegas. Penerapan sistem sanksi yang lemah dan tidak memiliki efek jera.

OPINI

Oleh Ummu Saibah

Sahabat MKM


MKM, OPINI_Seorang pejabat kementerian perhubungan (Kemenhub) berinisial AK, dilaporkan ke polisi daerah (Polda) Metro Jaya terkait dugaan penistaan agama. Pria tersebut terekam telah menginjak Al-Qur'an saat bersumpah di hadapan istrinya bahwa dirinya tidak berselingkuh.(Tribunjakarta.com 18/5/2024)

Sungguh miris, apa yang dilakukan pria berinisial AK tersebut.Tingkah lakunya tidak mencerminkan adab dan akhlak seorang muslim, yang seharusnya menjunjung tinggi Al-Qur'an. Sebab Al-Qur'an merupakan kalamullah, salah satu mukjizat Rasulullah Saw dan petunjuk untuk menjalankan kehidupan. 

Seorang muslim hendaknya menghormati Al-Qur'an. Jangankan menginjaknya, sekedar meletakkan Al-Qur'an di lantai tanpa alas, sikap seperti ini saja bisa dianggap sebagai sikap yang tidak benar. Penghormatan terhadap Al-Qur'an sebagai kitab suci seharusnya dilakukan dengan beriman kepadanya, membacanya, memahaminya dan menaati serta mengaplikasikan hukum-hukum di dalamnya pada aktivitas sehari-hari.


Penistaan Agama, Marak dalam Naungan Sistem Sekuler

Penistaan agama terjadi di negeri dengan populasi muslim terbesar di dunia. Negeri dengan julukan seribu masjid yang juga memperingati hari santri sebagai salah satu hari nasional, sungguh ironis. Lebih dari itu, penistaan tersebut dilakukan oleh seorang muslim.

Hal ini wajar, karena walaupun mayoritas penduduknya muslim tetapi sistem kehidupan yang diterapkan di negeri ini bukanlah sistem Islam melainkan sistem kapitalis. Sesuai dengan dasar pemikirannya yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Keberadaan agama diakui, bahkan banyak pemeluknya tetapi peraturan-peraturannya dinafikan. Hanya diterapkan diranah kehidupan pribadi dan tidak diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Oleh karena itu paham sekulerisme tumbuh subur dalam naungan sistem kapitalis. Sehingga wajar bila sering terjadi penistaan agama.

Selain itu kapitalisme juga melahirkan individu-individu yang jauh dari nilai-nilai agama.Terbukti dengan adanya kasus seorang muslim yang berani menginjak Al-Qur'an, menganggapnya sebagai barang tidak bernilai, tidak memiliki keistimewaan ataupun kelayakan untuk dihormati. Hal ini menunjukkan betapa rusaknya pendidikan di dalam sistem kapitalis.

Kebrutalan individu dalam kapitalisme semakin diperparah dengan buruknya sistem peradilan yang tidak tegas. Penerapan sistem sanksi yang lemah dan tidak memiliki efek jera. Hukum yang berlaku bukan bersumber dari wahyu Allah Swt, melainkan dari hasil kesepakatan manusia yang tentunya lemah dan mudah diintervensi. Dalam penerapannya hukuman bagi pelaku penistaan agama hanya sebatas kurungan. Itupun hanya beberapa hari saja. Hal ini menjadikan pelaku penistaan agama semakin menjadi-jadi dan tidak menimbulkan rasa takut. 

Semua ini terjadi karena umat tidak memiliki perisai sejati yaitu Khilafah Islamiyah. Satu-satunya institusi yang mampu memutuskan hukuman yang tepat kepada para penista agama.Tetapi keberadaan Khilafah Islamiyah yang menerapkan sistem Islam saat ini belum terwujud di tengah-tengah umat.


Sistem Islam Menjaga Kehormatan Agama

Islam tidak sekedar agama ritual saja, tetapi juga ideologi atau pandangan hidup.Terpancar dari ideologi ini segala peraturan untuk mengatur kehidupan. Tidak hanya peraturan untuk mengatur kehidupan pribadi saja, tetapi juga memiliki peraturan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu, keberadaan Islam sebagai sistem kehidupan memerlukan peran negara dalam penerapannya. Seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan diteruskan oleh para Khulafaur Rasyidin sepeninggal beliau, dalam bingkai negara Khilafah Islamiyah.

Khilafah akan menjadi sebuah kekuatan besar, dimana terwujudnya persatuan umat Islam seluruh dunia. Khilafah akan menerapkan hukum-hukum Allah Swt, yang melindungi umat Islam seluruhnya baik nyawa, harta dan kehormatan umat. Khilafah juga akan melindungi agama Allah Swt, dari para penista agama seperti yang sekarang sering terjadi. Mereka menistakan Rasulullah Saw, Al-Qur'an bahkan memerangi kaum muslimin di berbagai negara. Seperti yang terjadi di Palestina, Suriah, Myanmar ataupun negara lainnya. Sementara tanpa Khilafah umat Islam laksana macan kehilangan gigi dan cakarnya, mengaum tapi tidak ditakuti.

Keberadaan Khilafah Islamiyah akan mendidik umat dengan akidah Islam, sehingga tertanam di dalam jiwa-jiwa mereka keimanan yang kuat. Keimanan ini akan tercermin pada ketaatan mereka kepada Allah Swt.. Melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, mencintai Rasulullah Saw dengan selalu mencontoh perbuatan beliau, mensyi'arkan risalah Islam dan mencintai Al-Qur'an dengan terus membacanya memahaminya dan menerapkan hukum-hukum yang terdapat di dalamnya. 

Keberadaan khilafah akan memberikan sanksi yang tegas, adil dan menjerakan untuk para penista agama. Sehingga mereka tidak mengulanginya serta mencegah orang lain untuk melakukan perbuatan yang sama. Begitulah Khilafah Islamiyah akan menjaga kehormatan agama Islam dan kaum muslimin dari musuh-musuh Allah Swt.. 

Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan