Pesan Cinta Dalam Bencana
Inilah pesan cinta dari musibah, merenungkan kembali ayat-ayat Allah Swt.. Kemudian menyadari dosa dan kesalahan.
OPINI
Oleh Verawati S.Pd
Pegiat Literasi
Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI-Innalilahi wa innailaihi rojiuun, turut berdukacita atas bencana alam yang melanda tanah air. Di antaranya bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Sukabumi, bencana pergeseran tanah yang terjadi di Cianjur dan juga banjir di Pandeglang. Semua bencana tersebut kita sadari itu qada Allah Swt.. Maka hal utama yang dilakukan adalah menerima dengan sabar.
Namun, tidak boleh berhenti pada tataran kesabaran. Ibarat tubuh yang sakit, tentunya perlu diobati. Maka ketika alam ini rusak (sakit) pun harus ada upaya perbaikan. Karena pada dasarnya alam ini diciptakan dalam kondisi yang sudah seimbang. Seperti hujan pasti terjadi dan alam telah menyiapkan supaya tidak banjir yaitu adanya hutan-hutan yang lebat, daerah resapan, sungai dan laut yang siap menampung.
Berarti ketika terjadi banjir menandakan ada yang hilang atau rusak dari komponen penyeimbang tersebut. Tak terbantahkan, saat ini hutan-hutan di negeri ini sudah banyak yang gundul dan rusak. Di sulap menjadi perkebunan atau pertambangan. Daerah-daerah yang menjadi resapan air pun sudah banyak berkurang, semua dipenuhi dengan bangunan tinggi. Begitu juga dengan sungai, tercemar, rusak dan menyempit. Bahkan pantai pun sudah disulap menjadi kota. Jadi banjir adalah buahnya.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol yang didampingi jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemkab Sukabumi langsung mendatangi posko pengungsian untuk melihat kondisi warga terdampak. Dia mengatakan, vegetasi hutan di kawasan Pabuaran sudah hilang sebanyak 65 persen. (detik.com, 15/12/2024)
Betul, secara geografis Indonesia memiliki hal-hal yang memungkinkan adanya bencana. Seperti Indonesia dilalui oleh Sirkum Pasifik atau Cincin Api Pasifik, dilewati Apide dan daerahnya di wilayah tropis (garis khatulistiwa). Sehingga berpotensi mengalami bencana alam, seperti gempa bumi, gunung berapi, tsunami, longsor, banjir dan lainnya. Khususnya di daerah Sukabumi memiliki topografi lerengnya sangat curam.
Namun, itu semua adalah sunatullah. Kita tidak bisa memilih. Kita justru harus belajar bagaimana cara mencegah musibah terjadi dan mempersiapkan diri ketika musibah itu terjadi.
Kapitalisme Sumber Kerusakan
Allah Swt. berfirman: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Ar-Rum ayat 41)
Hal ini menunjukkan bahwa kerusakan alam terjadi karena ulah tangan manusia, bukan faktor alam. Para ahli tafsir menjelaskan bahwa kerusakan di bumi itu akibat dosa dan maksiat. Tak terbantahkan pula judi, miras, perzinaan dan korupsi menjamur di negeri ini. Bahkan dilegalkan oleh para penguasa. Lebih dari itu, hukum dan aturan yang diterapkan pun adalah aturan buatan manusia bukan dari Allah Swt..
Inilah dosa-dosa yang menyebabkan rusaknya alam juga manusia. Dosa terbesarnya adalah tidak menerapkan hukum Allah Swt. secara kafah dalam mengatur kehidupan. Malah menerapkan sistem kapitalis sekuler buatan manusia.
Sungguh, kapitalisme inilah yang menjadi sumber kerusakan. Para pemilik modal berkuasa, mereka mencari keuntungan dengan mengeruk semua sumber kekayaan alam negeri ini. Demi memuaskan nafsu mereka, hutan, gunung bahkan laut dirusak. Mereka jadikan perkebunan, industri, hotel, tempat-tempat hiburan dan lain sebagainya. Tanpa memperhatikan keamanan lingkungan.
Kapitalisme sekuler juga membuat masyarakat menjadi liberal. Menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah Swt. dan sebaliknya. Baik berupa makanan, minuman, perbuatan dan hukum. Masyarakat tidak lagi malu meninggalkan sholat, puasa dan zakat. Berani meminum alkohol, berzina, judol, pinjol dan kemaksiatan lainnya. Semuanya karena telah tercemar paham sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan.
Begitu pula dengan para pemimpin. Tugas mereka seharusnya mengatur dan lebih mengutamakan kepentingan rakyat. Namun nyatanya selalu berpihak pada pengusaha. Memberikan kemudahan dan fasilitas bagi pemilik modal. Sebab sistem pemerintahan demokrasi yang saat ini diterapkan membutuhkan dana besar. Orang yang punya uanglah yang dapat menduduki kursi. Sehingga mereka yang ingin memilikinya harus berkolaborasi dengan pemilik modal.
Pesan Cinta, Kembali pada Sistem Allah
Tidak ada jalan lain untuk selamat dan sejahtera kecuali kembali pada sistem Allah Swt.. Sistem yang memberikan rahmat bagi seluruh alam, termasuk di dalamnya adalah manusia dan alam semesta. Kembali atau bertobat dengan menerapkan hukum Islam secara kafah. Sebab bertobat tidak hanya cukup dengan lisan. Tapi harus dibuktikan dengan perbuatan.
Inilah pesan cinta dari musibah, merenungkan kembali ayat-ayat Allah Swt.. Kemudian menyadari dosa dan kesalahan. Sebab alam dan juga manusia makhluk lemah, butuh pada Allah Swt.. Setelah sadar terus berusaha. Maka yang harus diusahkan dan dilaksanakan adalah mengganti sistem kapitalis ini dengan sistem Islam. Pemerintahannya bernama khilafah dan pemimpinnya disebut khalifah
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar