Ku Tak Bisa Jauh
Ku tak bisa...jauh jauh dari mu
CERPEN
Oleh Surya Prawira
Pegiat Literasi
“Maafkan aku, Arif, karena tidak bisa ikut bersamamu ke Inggris,” kata Cleo pada Arif kekasihnya, sembari berlari kecil mengikuti langkah Arif menuju pintu masuk pemeriksaan tiket di bandara.
“Arif, aku akan menunggumu,” kata Cleo pada Arif lirih.
“Jangan, kamu tidak perlu menunggu kepulanganku dari Inggris,” kata Arif pada Cleo dengan wajah dingin sembari menatap Cleo sesaat lalu pergi tanpa berpaling lagi.
“Arif, aku akan menunggu kepulanganmu,” kata Cleo dengan penuh rasa perih di hatinya, ia hanya pasrah menatap kepergian Arif, matanya mulai memerah dan ada bening yang menetes di pipinya.
Betapa berat dan perih hati Cleo karena harus membatalkan keberangkatannya bersama Arif untuk menempuh pendidikan di Inggris sehari sebelumnya dan memilih untuk merawat papanya yang belakangan ini kesehatannya kurang baik. Ia pun bergegas pulang.
Ketika Cleo tiba di depan rumahnya langkahnya terhenti. Ia memandang rumah berkelir coklat muda berpagar hitam, ada banyak kenangan di rumah ini dan masih terngiang di telinganya ketika papa dan mamanya berteriak kecil memanggil namanya.
“Cleo ... Cleo ...,” kata papa dan mama Cleo bergantian saat itu.
Kini mama Cleo telah tiada. Tuhan telah mengambilnya. Saat itu adalah hari ulang tahun Cleo yang ke empat belas. Mama Cleo pergi ke toko untuk membeli sebuah kamera yang sangat di idamkan Cleo tapi itulah hadiah terakhir dari mama untuk Cleo. Kecelakaan mobil yang tidak dapat dihindari saat itu merenggut nyawa mamanya.
Ada bening di sudut mata Cleo, dia mengusapnya dengan tangan kanan. Cleo menahan sesak di dada bila mengenang saat-saat bersama mama dan papanya.
Cleo perlahan melangkahkan kakinya memasuki rumah dan alangkah terkejutnya dia saat melihat pintu rumahnya tidak terkunci dan ia juga tidak menemukan papanya setelah mencari ke seluruh ruangan.
Cleo melangkah menuju meja yang biasanya digunakan oleh papanya. Di sana ada sebuah buku catatan, hand phone dan selembar kertas yang bertuliskan lirik sebuah lagu dari Slank "Ku Tak Bisa” lalu matanya tertuju pada sebuah buku catatan yang berisi:
“Kemarin saat berjalan-jalan di taman, aku tidak tahu jalan pulang, hanya berputar-putar mengelilingi taman. Aku lupa di mana rumahku, lelah rasanya, tapi saat terdengar lagu "Ku Tak Bisa” yang entah dari mana datangnya maka aku mulai ingat anakku Cleo dan rumahku.”
Cleo meraba kertas yang bertulisan tangan pada buku catatan itu, tulisan tangan papanya. Ia membayangkan betapa lelah dan ketakutan papanya mencari jalan pulang.
“Maafkan Cleo, Papa, Cleo akan menjaga Papa. Keputusan untuk tidak melanjutkan pendidikan di Inggris bersama Arif adalah keputusan yang tepat setelah Cleo mengetahui hal ini. Cleo sayang papa,” ujar Cleo pada dirinya sendiri dan bergegas keluar mencari papanya di taman.
Sesampainya di taman langkah Cleo terhenti tepat di hadapan seorang pria setengah baya. Papa Cleo hanya diam lalu berjalan meninggalkan Cleo seakan tidak mengenal anaknya ini. Cleo menahan tangisnya yang hampir pecah melihat keadaan ini dan tanpa disadari ada bening di sudut mata indahnya.
Cleo berbalik memandang papanya yang berjalan meninggalkannya. Kakinya seakan kaku tidak bisa bergerak, ia menarik napas panjang, tangannya mengambil sebuah hand phone dari saku bajunya lalu berjalan mendekati pria setengah baya di depannya dan berkumandanglah lagu dari Slank:
Ku tak bisa...jauh jauh dari mu
Ku tak bisa...jauh jauh dari mu
Mendengar lantunan lagu ini, pria setengah baya di depan Cleo itu pun berbalik dan tersenyum saat melihat Cleo.
“Cleo ...,” kata pria setengah baya itu sembari tersenyum gembira dan berlari kecil ke arah anaknya Cleo.
“Papa ...,” kata Cleo tersenyum sembari menahan tangisnya dan berjalan ke arah papanya dan memeluknya.
“Mari kita pulang, Pa,” kata Cleo pada papanya dan melangkah bersama menyusuri taman.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Isra ayat 23-24:
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada (keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik)"
Hari berganti beberapa tahun pun berlalu. Hari ini Papa Cleo tidak ada di rumah. Cleo sudah mencari ke seluruh ruangan dan pekarangan rumah, tapi tidak menemukannya. Resah, gelisah, khawatir serta panik menyelimuti perasaannya. Cleo sangat ketakutan atas ketidakberadaan Papanya di rumah. Ia bergegas mengambil hand phone dan keluar mencari papanya di taman dimana biasanya dia sering berjalan-jalan di sana, tapi tidak menemukannya.
Cleo mulai bertanya pada beberapa orang yang ditemuinya tentang keberadaan papanya dan tidak seorang pun mengetahuinya. Ia mulai menahan sesak di dada dan kekhawatirannya terpancar jelas di wajahnya. Sudah beberapa jam Cleo mencari, rasa lelah tidak dirasakannya lagi dan Cleo mulai putus asa. Dia melangkah tanpa arah.
“Ya Allah di mana Papa. Seandainya saja Mama masih ada, aku bisa berbagi segalanya baik suka maupun duka, apalagi di saat-saat seperti ini,” kata Cleo pada dirinya sendiri sembari matanya melihat sekeliling.
“Bukankah ini sebuah pemakaman di mana Mama dimakamkan?” kata Cleo pelan.
“Aku rindu Mama, sebaiknya aku ke makam Mama sebentar,” kata Cleo sembari melangkah gontai dan memasuki makam tersebut.
Langkah Cleo terhenti tidak jauh dari makam mamanya. Ada pria setengah baya memeluk nisan mamanya. Pria setengah baya itu adalah papanya.
Air mata Cleo menetes, air mata bahagia karena menemukan papanya, sesaat Cleo hanya diam, menghapus air matanya dengan punggung tangannya lalu berjalan mendekati makam tersebut sembari tangannya mengambil hand phone dari saku baju.
Alunan lagu Slank berkumandang pelan:
Ku tak bisa...jauh jauh darimu
Ku tak bisa...jauh jauh darimu
“Cleo ...,” kata papa Cleo sembari menatap anak tercintanya dengan wajah sumringah.
“Papa ...,” kata Cleo mendekat dan memeluk papanya sembari menahan air matanya.
“Papa ... hari mulai senja, mari kita pulang,” kata Cleo.
“Ya ... mari kita pulang,” sahut papa Cleo sembari menggandeng tangan anak tercintanya.
Langkah Cleo terhenti saat seorang pria tampan datang menghampirinya. Matanya terus memandang pria tampan itu seakan sedang bermimpi. Dia adalah Arif yang baru saja menyelesaikan studinya di Inggris.
Hari mulai senja, kekhawatiran, putus asa, lelah dan kecewa berubah menjadi indah dan bahagia yang terpancar dari wajah-wajah hamba-Nya ini.
Di dalam konsep Islam kebahagiaan di dunia adalah semu dan fana. Sewaktu-waktu manusia mendapat kebahagiaan, sewaktu-waktu manusia mendapat kedukaan. Antara susah, senang dan rasa biasa saja (netral) silih berganti. Untuk itu ketika manusia mencari kebahagiaan sejati di dunia, hal itu mustahil ditemukan.
Komentar
Posting Komentar