Bebaskan Palestina dengan Kekuatan Global


Menggugah kesadaran umat akan pentingnya persatuan, dan menggalang kekuatan global untuk menegakkan khilafah untuk membebaskan Palestina.

 

OPINI

Oleh Ndarie Rahardjo

Aktivis Muslimah 


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI -Hingga hari ini, derita Gaza terus mengalir tanpa henti. Ribuan nyawa melayang, anak-anak menjadi yatim, ibu kehilangan anaknya dan tanah Palestina terus dijarah tanpa ampun oleh Zionis.

 

Sejak tanggal 2 Maret lalu,  ketiga penyeberangan Gaza untuk bantuan kemanusiaan dan bahan bakar telah ditutup oleh Israel, sehingga bantuan kemanusiaan berupa logistik dan obat-obatan tidak dapat masuk ke wilayah Gaza melalui jalur darat. Akibatnya, penderitaan penduduk Gaza makin memprihatinkan; bencana kelaparan, terjangkitnya banyak penyakit, dan tidak ada tempat perlindungan yang aman, ketakutan akan ancaman bom sewaktu-waktu bisa terjadi baik berada di tempat tinggal mereka maupun di tempat fasilitas umum yang seharusnya aman seperti rumah sakit dan sekolah, tetapi nyatanya tempat tersebut tidak luput dari kebrutalan target bom Zionis.


Beberapa waktu lalu, pendudukan Zionis tetap melanjutkan serangannya pada masa gencatan senjata. Di saat umat Islam seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri, anak-anak berpakaian cantik, tetapi tidak di Gaza, anak-anak justru berterbangan ke udara layaknya burung terbang akibat serangan bom dari Zionis yang membombardir Gaza.  


Eskalasi serangan terus meningkat dan menimbulkan kepanikan. Serangan di Kota Gaza tersebut dilaporkan menewaskan 11 orang. Enam korban di antaranya merupakan satu keluarga yang saat serangan terjadi tengah dalam kondisi tertidur. 


Pada Kamis 24 April, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 50 orang di seluruh Jalur Gaza. Korban terbanyak terjadi di wilayah Khan Younis, Gaza Selatan. Kekejaman yang dilakukan oleh pendudukan Israel di Gaza adalah kejahatan genosida yang didokumentasikan dalam bentuk suara dan gambar. Seolah menantang dunia bahwa dialah pengendali dunia. 

(Sindonews.com, 26-4-25) 


Zionis Israel bukan hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga telah menginjak-injak nilai-nilai kemanusiaan. Dunia bersuara, tetapi hanya sebatas kecaman. Tak ada tindakan berarti. Lebih menyakitkan lagi di dunia Islam sendiri, terutama negara-negara Arab yang terdekat dengan Palestina, tidak mau mengerahkan pasukan untuk menolong, para pemimpinya hanya mampu mengecam dan bermain retorika belaka, di depan media seolah-olah peduli Palestina, tetapi di belakang mereka berkhianat dengan tetap menjalin kerjasama dengan Zionis. Bahkan sekelas Imam Besar Masjidil Haram saja tidak berani memberikan pernyataan untuk melakukan jihad menolong saudara seiman di Palestina.


Di mana Kaum Muslimin? 


Para penguasa muslim bergeming hanya mencukupkan diri dengan kecaman tanpa aksi nyata mengirim tentaranya. Pemimpin-pemimpin negeri muslim pun baik Arab maupun non-Arab, hanya menjadi penonton. Mereka mengutuk, menyuarakan keprihatinan, namun tak beranjak sedikit pun untuk benar-benar menyelamatkan saudara-saudara mereka di Palestina. Jika diibaratkan, umat Islam saat ini rela menyerahkan anggota badannya untuk dikoyak anjing, sibuk mengobati luka gigitannya, tetapi tidak mengusir anjingnya, dan membiarkan bagian lain digigit lagi dan lagi. 


Kondisi umat Islam saat ini juga telah kehilangan jati dirinya sebagai kuntum khairu ummah. Padahal Allah telah jelas memerintahkan, "Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan agama, maka tolonglah mereka." (TQS Al-Anfal: 72)


Rasulullah pun telah bersabda bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Luka di Gaza, seharusnya menjadi nyeri yang menusuk kita semua.


Apa yang menahan umat untuk bangkit? 

Jawabannya: Nasionalisme sempit warisan penjajah yang telah memecah belah umat Islam menjadi lebih dari 50 negara. Setiap negeri Islam kini berdiri sendiri-sendiri, seolah tak ada kaitan dengan yang lain. Padahal dulu, umat ini satu, di bawah satu panji, satu kepemimpinan: Khilafah Islamiyah.


Tanpa persatuan global di bawah kepemimpinan Islam, seruan jihad tak akan pernah menjadi aksi nyata. Tanpa Khilafah, kekuatan umat tak akan pernah terarah. Maka, jalan satu-satunya adalah membuang nasionalisme, menggugah kesadaran umat akan pentingnya persatuan, dan menggalang kekuatan global untuk menegakkan Khilafah, perisai umat yang akan menggerakkan jihad demi membebaskan Palestina.


Umat Islam harus menyeru dan menyatukan langkah seluruh kaum Muslimin di dunia. Umat harus bergerak, menuntut penguasa Muslim untuk segera mengambil langkah nyata membela Palestina dengan menggerakkan kekuatan militer mereka, bukan hanya diplomasi yang tak bergigi. Gerakan ini harus dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis yang istiqamah, yang terus menyerukan tegaknya syariat Islam dan Khilafah sebagai solusi hakiki bagi semua persoalan umat.


Penutup


Saatnya umat bangkit, bukan sekadar bersimpati, tetapi bergerak menyatukan kekuatan, menyatukan suara, dan menuntut solusi sistemik, dengan menegakkan Khilafah dan jihad fii sabilillah. Karena tanpa Khilafah, maka seruan jihad yang menggelora tidak akan ada wadah yang bisa mewujudkannya. Palestina tak akan bebas dengan air mata. Palestina hanya akan bebas dengan darah dan perjuangan umat yang bersatu dalam satu kepemimpinan sejati. 

Wallahualam bissawab. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan