Tahun Baru Islam, Momentum Hijrah Menuju Islam Kaffah

 


Pergantian tahun adalah momentum untuk introspeksi bagi umat Islam dan momentum hijrah pada kehidupan yang lebih baik.

OPINI

Oleh Aisyah Abdullah  

Pegiat Literasi


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI-Merujuk pada kalender Hijriah Indonesia tahun 2025. Tanggal 1 Muharram 1447 H bertepatan dengan hari Jum'at, 27 Juni 2025. Pada tanggal ini, sekaligus menjadi titik awal pergantian tahun dari 1446 H ke tahun 1447 H. 


Umat Islam di dunia memperingatinya sebagai Tahun Baru Islam. Peringatan 1 Muharram sebagai awal tahun dalam kalender Hijriah mengandung makna mendalam dan menjadi momen yang tepat untuk refleksi kerohanian serta memperkuat keimanan. (Antara.com, 21/06/25)


Bulan Muharram merupakan salah satu waktu yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. untuk melaksanakan berbagai aktivitas ibadah, antara lain ibadah puasa bagi umat Islam. Bahkan, puasa di bulan ini memiliki keutamaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya setelah bulan Ramadhan. (Nu Online, 27/06/25)


Mirisnya tahun baru Islam kali ini, dunia masih terus diwarnai dengan berbagai macam persoalan yang menimpa umat Islam. Kondisi umat Islam saat ini khususnya umat Islam bagian Timur Tengah sangat suram dan mengkhawatirkan. Sebagaimana realita genosida di Palestina yang menjadi buah bibir bagi umat seluruh dunia masih terus terjadi. Di tengah pengkhianatan para penguasa negeri-negeri muslim di dunia.


Bahkan sampai detik ini tidak ada langkah dari para penguasa muslim untuk mengirimkan pasukan militer ke Palestina (Gaza). Umat Islam di Gaza masih terus dijajah oleh Zionis laknatullah. Mereka dibuat mati kelaparan. Seandainya ada bantuan makanan masuk bagi umat Islam di Gaza, maka untuk mendapatkan makanan nyawa menjadi taruhannya, sebab para tentara Zionis juga menyerang tempat pembagian bantuan makanan tersebut.


Selain polemik penjajahan di Palestina. Sebagian umat Islam menghadapi problem dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jauhnya generasi muda dari ajaran Islam yang hakiki, rusaknya tatanan kehidupan dalam bernegara. Di masyarakat, umat Islam tersekat-sekat oleh batas negara. Inilah sebagian fakta kerusakan yang dialami umat Islam saat ini.


Apa yang salah pada umat Islam? Mengapa kondisi umat Islam hari ini berada dalam keterpurukan, kehinaan, ketertindasan, keterdzoliman dan lainnya. Padahal umat ini dilabeli oleh Allah Swt. sebagai umat terbaik. Namun faktanya jauh dari kata terbaik. Di mana Allah Swt. menyebutkan pada salah satu firman-Nya dalam surah Ali-Imran ayat seratus sepuluh bahwa Allah Swt. menggelari umat Islam dengan gelar umat terbaik dari umat-umat agama lain. Namun sayangnya gelar umat terbaik jauh dari umat Islam saat ini. 


Malapetaka ini muncul karena umat Islam tidak lagi berpegang teguh pada aturan Allah dalam setiap sendi kehidupan. Umat Islam telah menjadikan kapitalisme sekularisme sebagai aturan yang mengatur dalam kehidupan mereka. Padahal paham ini memisahkan peran agama dalam ranah kehidupan, sehingga umat Islam terus direndahkan dan diperbudak oleh Barat.


Pada dasarnya identitas umat Islam sebagai pembawa cahaya bagi kehidupan tidak akan sirna. Allah Swt. telah melabeli umat Islam sebagai umat terbaik. Umat Islam akan menjadi pemimpin umat di atas seluruh agama untuk menghempaskan kegelapan, kebodohan, kehinaan dan kemudian menuju cahaya Islam yang terang benderang. Hal ini akan terwujud jika umat Islam menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan masyarakat dan negara. 


Sejatinya, aktivitas amar makruf nahi munkar memang pantas menjadi sebuah kewajiban yang melekat di setiap jiwa umat Islam. Sebagaimana telah dicontohkan nabi kita tercinta Rasulullah saw. Beliau tanpa mengenal kata lelah, letih dan lesu telah mendedikasikan hidupnya sampai beliau wafat terus melakukan aktivitas dakwah. 


Rasulullah saw. dengan penuh semangat dan keyakinan kepada Allah Swt. mengajak masyarakat Makkah dan sekitarnya serta mengajak seluruh manusia kepada kemuliaan Islam. Hingga pada akhirnya beliau mendapatkan kekuasaan Islam melalui perantaraan Sa'ad bin Muadz. Dengan kekuasaan itulah beliau menerapkan syariat Islam secara kaffah di tengah-tengah kehidupan umat dalam sebuah institusi negara.


Oleh sebab itu, Rasulullah saw. dan para sahabat hijrah (pindah) dari Makkah ke Madinah bukan dalam rangka menyelamatkan diri dari siksaan kaum kafir Quraisy karena kekuatan iman mereka dalam memegang Islam. Namun, untuk hijrah atau beralih dari kehidupan penuh kekufuran ke kehidupan Islami. 


Dengan demikian, umat Islam harus menyadari bahwa tahun baru Islam bukan sekadar perayaan tahunan atau seremonial belaka. Akan tetapi, pergantian tahun adalah momentum untuk introspeksi bagi umat Islam dan momentum hijrah pada kehidupan yang lebih baik.


Umat harus paham dan sadar, semua persoalan yang dialami oleh umat Islam, solusi hakikinya tidak lain hanya dengan tegaknya negara Islam yang akan menerapkan Islam secara kafah. Namun, kehidupan Islam secara kafah seperti yang telah dicontohkan oleh Rasullullah saw. membutuhkan institusi negara. Dengan berdirinya negara Islam akan menjadi junnah (pelindung) bagi umat Islam. Selain itu, berdirinya kehidupan Islam membutuhkan perjuangan dan persatuan umat Islam seluruh dunia.


Wallahualam bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan