Tangis Gaza Membahana, Khilafah Jawaban Utama
OPINI
Oleh Nur Hasanah, SKom
(Aktivis Dakwah Islam)
Pembunuhan Jurnalis Upaya Membungkam Kebenaran
Muslimahkaffahmedia.eu.org_Gaza telah menjadi saksi atas kebiadaban penjajah Zionis Israel. Deru bom, dentuman rudal, dan kepulan asap hitam telah menjadi pemandangan harian. Namun, satu fakta memilukan yang menambah panjang daftar kejahatan perang Israel adalah pembunuhan para jurnalis yang meliput kondisi di Gaza.
Dilansir dari Cnnindonesia.com tanggal 12 Agustus 2025, Israel telah membunuh lima orang jurnalis di jalur Gaza. Mereka yang seharusnya dilindungi sebagai saksi mata atas peristiwa kemanusiaan justru menjadi target kebiadaban. Nyawa mereka direnggut hanya karena keberanian menyiarkan kebenaran kepada dunia.
Israel dengan kejam membidik para jurnalis yang berada di garis depan peliputan. Kamera, mikrofon, dan pena mereka dianggap lebih berbahaya daripada senjata. Sebab, media mampu membuka mata dunia akan genosida yang sedang berlangsung. Tercatat, puluhan jurnalis telah gugur, meninggalkan keluarga, anak-anak, dan cita-cita mulia mereka untuk mengabarkan kebenaran.
Fakta ini menunjukkan bahwa zionis tidak hanya ingin membunuh rakyat Palestina secara fisik, tetapi juga ingin membunuh suara perjuangan, menghentikan aliran informasi, dan membuat dunia tetap dalam kebisuan. Ketika jurnalis dibunuh, bukan hanya seorang manusia yang mati, melainkan juga suara rakyat Gaza ikut terkubur.
Kecaman Internasional Sekadar Formalitas
Tak bisa dipungkiri, pembunuhan terhadap jurnalis menuai gelombang kecaman dari berbagai pihak. PBB, lembaga internasional, aliansi media, hingga tokoh nasional maupun internasional menyampaikan protes keras. Seruan-seruan telah dilontarkan demi menyebut tindakan Israel melanggar hukum internasional dan Hak Asasi Manusia.
Namun, sayangnya kecaman itu lebih banyak berhenti pada tataran wacana. Tidak ada langkah konkret untuk menghentikan kebiadaban Israel. Dewan Keamanan PBB yang digadang-gadang sebagai garda pelindung perdamaian dunia justru lumpuh karena veto negara-negara besar yang menjadi sekutu Zionis. Aliansi media internasional pun hanya mampu bersuara lantang, tanpa daya menekan rezim penjajah itu.
Kecaman tanpa tindakan nyata ibarat fatamorgana, tampak menjanjikan, namun sejatinya tidak ada. Rakyat Gaza tetap menderita, jurnalis tetap diburu, dan dunia tetap menjadi penonton.
Nasib pilu Gaza menampar kesadaran kita. Pembunuhan jurnalis merupakan satu dari sekian banyak kejahatan Zionis yang tak berhenti menumpahkan darah umat Islam. Dunia boleh saja mengutuk, tetapi tanpa kekuatan nyata, semua kecaman itu hampa.
Membunuh Jurnalis Sama dengan Membunuh Perjuangan
Hakikat pembunuhan jurnalis di Gaza adalah upaya sistematis untuk membungkam media agar tidak menyiarkan kejahatan genosida. Israel sadar, dunia kini hidup dalam era keterbukaan informasi. Gambar-gambar korban, tangisan anak-anak, dan reruntuhan bangunan bisa menjadi bahan bakar solidaritas global. Karena itu, suara media harus dimatikan.
Membunuh seorang jurnalis sama artinya dengan membunuh ratusan bahkan jutaan suara perjuangan. Kamera yang jatuh di tanah, pena yang patah, dan mikrofon yang terdiam adalah simbol upaya memutus aliran kebenaran. Padahal, setiap berita yang ditulis, setiap gambar yang direkam, dan setiap kata yang diucapkan jurnalis adalah nafas perjuangan rakyat Gaza yang menembus batas negara.
Ketika seorang jurnalis syahid, bukan hanya jasadnya yang pergi, tetapi juga pesan perjuangan yang seharusnya ia sampaikan kepada dunia. Inilah yang diinginkan Israel, dunia agar tetap sunyi, agar genosida berjalan tanpa saksi.
Namun, mereka salah besar. Setiap jurnalis yang gugur justru melahirkan ratusan bahkan ribuan jiwa baru yang siap melanjutkan perjuangan. Sejarah telah mencatat, kebenaran tak pernah padam meski pengusungnya dibunuh.
Jihad dan Khilafah, Solusi Hakiki
Meski darah mengalir deras, semangat perjuangan rakyat Gaza tak pernah padam. Mereka memahami bahwa tanah Gaza adalah tanah yang diberkahi. Allah SWT telah memuliakan tanah Palestina sebagai bumi para nabi, dan menjaga tanah Palestina menjadi kemuliaan besar.
Inilah yang membuat rakyat Gaza terus bertahan. Mereka sadar perjuangan ini bukan hanya soal tanah, tetapi juga soal iman dan kemuliaan.
Tragedi Gaza seharusnya membangunkan kesadaran umat Islam di seluruh dunia. Gaza bukan hanya sekedar isu politik regional, melainkan persoalan umat Islam. Ketika saudara-saudara kita dibantai, maka kewajiban kita adalah menolong mereka.
Allah SWT berfirman:
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya, dan berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.”
(QS. An-Nisa: 75)
Menolong Gaza tidak cukup dengan kecaman, doa, atau bantuan kemanusiaan. Semua itu penting, tetapi tidak menyelesaikan akar persoalan. Ayat di atas menegaskan bahwa jihad adalah jalan untuk menghapus kezaliman, termasuk genosida yang terjadi di Gaza. Gaza butuh pembebasan nyata, dan itu hanya bisa diwujudkan dengan jihad fi sabilillah yang dipimpin oleh institusi politik umat yaitu Khilafah.
Khilafah adalah institusi yang mampu mengerahkan kekuatan militer, diplomasi, dan politik umat Islam untuk membebaskan Palestina. Tanpa Khilafah, perjuangan akan selalu terfragmentasi dan lemah.
Jihad dan Khilafah bukan sekadar ide, tetapi solusi nyata. Namun, solusi ini hanya akan terwujud jika umat Islam memiliki kesadaran kolektif. Umat harus memahami bahwa penderitaan Gaza tidak akan berhenti kecuali dengan kekuatan Islam yang menyatukan.
Oleh karena itu, membangun kesadaran umat menjadi kebutuhan penting untuk aktivitas dakwah. Jamaah dakwah ideologis harus terus bekerja mengedukasi umat, menghubungkan penderitaan Gaza dengan kebutuhan akan Khilafah, dan mengajak umat berjuang secara politik. Tanpa kesadaran ini, umat akan terus tertipu oleh ilusi diplomasi Barat dan sekadar menjadi penonton tragedi kemanusiaan.
Sudah saatnya umat Islam bangkit. Perjuangan Gaza adalah perjuangan kita semua. Solusi hakiki bagi Palestina hanya ada dalam jihad yang dipimpin oleh Khilafah. Semoga Allah segera menolong umat ini untuk bersatu, menghapus penjajahan, dan membebaskan tanah para nabi dari cengkeraman musuh-musuh-Nya.
Wallahualam bissawab.
_20250825_123747_0000.jpg)
Komentar
Posting Komentar