Anak Pelajar Terjebak Judol dan Pinjol, Potret Buram Kapitalisme



Pelajar terjebak judol dan pinjol akan terselesaikan dengan tuntas dan menjadikan mereka memahami Islam, cerdas, bertakwa dan berkepribadian Islam. 

OPINI

Oleh Ummu Rofi'

Aktivis Muslimah


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI-Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah: 275, Allah Ta'ala berfirman: Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.


Ayat di atas bagi kehidupan saat ini, itu tidak relevan, karena sebagian masyarakat terjerat dengan aktivitas riba. Kapitalisme biang buramnya potret kehidupan anak pelajar. Namun sistem Islam mengharamkan riba, menjadikan anak pelajar yang cerdas dan berkepribadian Islam.


Fenomena Anak Terjerat Judol-Pinjol


Fenomena anak pelajar terjebak judol dan pinjol sangat mencemaskan, fakta yang telah disadur dari laman tirto.com, Rabu, (29-10-2025). Data kuartal satu Tahun 2025, yang dikumpulkan oleh PPATK menunjukkan jumlah deposit yang dilakukan oleh pemain judol berusia antara 31-40 tahun yang mencapai Rp2,5 triliun. Usia 10-16 tahun lebih dari Rp2,2 miliar. Sedangkan usia 17-19 tahun mencapai Rp47,9 miliar dan deposit tertinggi, 


Wakil Ketua Komisi X DPR RI My Esti Wijayanti menilai adanya kasus siswa SMP terjebak pinjaman online dan judi online (judol) disebabkan oleh kesalahan pendidikan saat ini. “Apabila anak SMP sudah mengenal dan terjebak judi online dan pinjaman online, itu berarti ada kesalahan dalam cara kita membimbing dan mendidik generasi. (Nasional.kompas.com, Rabu, 29-10-2025)


Analisis Fakta 


Mencemaskan generasi pendidik saat ini, di usia yang masih tergolong muda. Namun, sudah terjerat dengan aktivitas judol dan pinjol. Sampai ada yang ketagihan dan karena terlilit utang sana sini. Alhasil tidak masuk sekolah selama sebulan. Miris! 


Mengapa fenomena di atas seperti bola salju, lama kelamaan akan semakin tak tahu arah masa depan anak pelajar saat ini? Apakah semakin cerdas atau sebaliknya buram masa depannya? 


Akar Masalah


Fakta sudah menjelaskan, bahwa anak pelajar terjebak oleh kondisi yang membebaskan judol dan pinjol berkelindan di medsos. Kondisi ini ada sebab musababnya. Ada beberapa faktor di antaranya:


Keluarga salah satu faktor, keluarga benteng dekat dengan tumbuh kembang anak. Lalu, tumbuh kembang ini mengapa menjadi malapetaka yakni terjebak judol-pinjol? Kemana orangtuanya? Hingga anak melakukan aktivitas seperti itu. 


Benteng keluarga harus kuat, menjaga anak-anaknya dari jebakan pinjol dan judol, pakai gadget harus diawasi. Boleh menggunakan namun tetap dikontrol oleh orang tua. Karena gadget memengaruhi pola pikir dan sikap. Oleh karena itu, penting kedekatan dan pengontrolan orang tua terhadap anak.


Ada faktor lain, yakni lingkungan sekitar tak kalah penting dari faktor keluarga, mengapa? Sebab anak-anak adalah makhluk sosial. Tapi lingkungan saat ini rusak. Di mana lingkungan saat ini tidak ada amar makruf nahi munkar, sesama teman dan masyarakat lain tidak saling mengingatkan, cuek, tidak peduli. Jadilah pribadi yang hanya mementingkan dirinya sendiri.


Nah, ada yang lebih penting yakni negara, negara bertanggung jawab atas fenomena ini. Karena negara punya kekuasaan yang mampu menyelesaikan tiap permasalahan. Namun negara saat ini menerapkan sistem kapitalisme, di mana negara hanya menjadi regulator saja, bukan meriayah masyarakat dengan benar. 


Kapitalisme inilah yang menjadikan faktor keluarga jadi tidak dekat antara orang tua dengan anak, lingkungan yang cuek, individual dan satu lagi pendidikan saat ini pun gagal menanamkan akidah Islam kepada anak pelajar. Dan hukum tidak menjerakan.


Pendidikan agama Islam hanya sekadarnya saja, tidak diperdalam, waktunya juga hanya sebentar. Bagaimana anak pelajar paham perbuatan benar dan salah, dan mana yang Allah larang dan perintahkan? Jika kurikulum pendidikannya tidak sesuai dengan Islam. 


Kapitalisme Menjauhkan Anak dari Islam


Kapitalisme adalah sistem dari Barat yang telah diadopsi di negeri-negeri Islam. Asasnya sekularisme memisahkan agama dari kehidupan, materi tolak ukur kebahagiaannya. Jadi anak pelajar saat ini telah dijauhkan dari ajaran agama Islamnya, dibikin alergi dengan Islam. Perbuatan, perkataan jauh dari kata baik dan benar. Alhasil pola pikir dan sikap anak buram oleh sistem kapitalis. 


Dan pada akhirnya anak-anak terjebak dalam aktivitas judol dan pinjol, padahal aktivitas tersebut dilarang alias diharamkan oleh Allah Swt. namun sistem inilah biang masalah anak pelajar terjerat perbuatan yang diharamkan Allah Swt.. 


Maka harus ada penyelesaian sampai tuntas atas permasalahan ini. Sistem kufur telah nyata rusak dan buram untuk masa depan anak pelajar. Oleh karena itu, wajib ada sistem yang niscaya menjadikan anak pelajar cerdas dan bertakwa. Yakni sistem Islam, sistem yang berasal dari Allah Swt..


Islam Solusi Tuntas


Sistem Islam memiliki aturan untuk seluruh aspek kehidupan secara kaffah dan sifatnya mendunia untuk seluruh alam. Aturan Islam pun mampu memberikan solusi sesuai Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tidak sembarang memberikan solusi dan tidak mengakali sesuai logika. Namun Islam berdasarkan hukum syariat Allah Swt..


Dalam sistem Islam pun keluarga, masyarakat akan dibentengi oleh negara dengan dibekali pemahaman Islam, yang akan menjadikan keluarga dan masyarakat tercipta di antara mereka saling beramar ma'ruf nahi munkar.


Lalu, konsep sanksi dalam Islam yakni jawabir dan jawazir (penebus dan pencegah). Untuk yang melakukan perbuatan judi baik untuk pelaku dan bandar sama dihukum takzir dicambuk dan di penjara selama 2 tahun (Abdurrahmān Al-Mālikī, Nizhām al-‘Uqūbāt, hlm. 99). 


Sedangkan jika pelakunya belum baligh tidak akan dihukum, namun tetap diingatkan agar jera. Kemudian negara memanggil kedua orangtuanya dan diberi hukuman disebabkan orangtuanya telah lalai atas pendidikan anak. Inilah sanksi dalam Islam.


Dan dari aspek pendidikan Islam, Islam memiliki tujuan yakni membentuk kepribadian Islami (syakhshiyah islamiah) dan membekalinya dengan ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah kehidupan. Metode pendidikan dirancang untuk merealisasikan tujuan tersebut. Setiap metode yang mengarah bukan kepada tujuan tersebut dilarang. 


Demikian, jika diterapkan sistem Islam dalam kehidupan saat ini, permasalahan anak pelajar terjebak judol dan pinjol akan terselesaikan dengan tuntas dan menjadikan mereka memahami Islam, cerdas, bertakwa dan berkepribadian Islam. Karena negara meriayah seluruh rakyatnya dengan aturan Islam secara kaffah. 

Wallahu 'alam bish showwab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Retak yang Masih Mengikat

Akhir Jeda Sebuah Keteguhan