Masih Dibanjiri Derita: Dunia Bilang "Gaza Baik-Baik Saja"

 


OPINI

Oleh Rahma Al Tafunnisa

Aktivis Muslimah


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI_Hujan semakin memperburuk situasi di Gaza. Mereka yang sebagian besar masih tinggal di tenda-tenda pengungsian diterpa badai banjir di musim dingin, menyebabkan tenda sobek dan roboh. Meski gencatan senjatan telah disepakati, namun Zionis terus memblokir masuknya material perlindungan seperti tenda dan rumah mobil. Dalam pernyataan yang diliris pada Sabtu, UNRWA menegaskan bahwa bantuan peralatan untuk tempat tinggal sangat dibutuhkan di Gaza. 


Ramallah (ANTARA) - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan hujan yang mengguyur Jalur Gaza memperburuk situasi dan sudah sangat mengkhawatirkan di wilayah tersebut. Setidaknya 260 warga Palestina tewas dan lebih dari 630 lainnya mengalami luka-luka sejak gencatan senjata dimulai. (Antara, 15/11/2025)


Warga Gaza terpaksa mencari pengungsian, termasuk di tenda-tenda darurat yang telah disediakan oleh relawan.


Meski tidak ada hentinya Gaza mendapatkan bencana, hari demi hari mereka terus mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi  dan sulitnya mengakses makanan merupakan salah satu bagian dari masalah yang sedang terjadi. Upaya internasional untuk menekan Zionis Israel agar memberikan akses masuk bantuan ke Jalur Gaza hingga kini masih terus diupayakan.


Tenda-tenda yang menampung warga Gaza untuk mengungsi tak mampu menahan hujan pertama musim dingin. Sejumlah tenda sobek dan roboh, membuat keluarga-keluarga pengungsi tanpa ada perlindungan sama sekali. Dalam hitungan menit, kain lusuh yang menjadi satu-satunya tempat berlindung berubah menjadi genangan lumpur yang menahan langkah anak-anak dan membasahi kepala para ibu yang berusaha melindungi sisa barang-barang mereka.


Saat hujan deras mengguyur, ribuan keluarga pengungsi menghadapi babak baru dari penderitaan panjang mereka, setelah sebelumnya berjuang menghadapi kelaparan. Kamp-kamp pengungsian yang disediakan sangatlah terbatas. Mereka berdesakan dengan alas tidur yang juga sangat terbatas, mereka menumpukkan batu dan pasir untuk mengangkat alas tidur agar tidak terendam saat hujan turun.


Keluarga-keluarga pengungsi menghadapi kondisi yang sangat memprihatinkan akibat keterbatasan kebutuhan dasar, dan sulitnya memperoleh barang esensial, serta minimnya layanan penting di tengah blokade Israel yang terus berlangsung. Kantor media pemerintah Gaza memperkirakan sekitar 93 persen tenda pengungsian sudah tidak layak huni, yakni sekitar 125.000 dari total 135.000 tenda. Selama hampir dua tahun genosida, sudah banyak tenda yang rusak akibat kebrutalan serangan udara Israel. Selain itu juga karena akibat panas dan angin kencang. Sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 69.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.000 lainnya dalam serangan di Gaza.


Krisis yang terjadi di Gaza memberitahukan kepada kita bahwa gencatan senjata bukanlah solusi, karena sudah berapa kali mereka mengadakan perjanjian gencatan senjata namun mereka khianati. Dunia yang menganggap "Gaza baik-baik saja padahal krisis semakin memburuk" berada di bawah kendali AS. Solusi Barat terbukti tidak akan pernah menyelesaikan masalah Palestina, justru mereka ingin melanggengkan penjajahan di sana.


Dunia sudah terlalu kejam dengan penduduk Palestina, tidak ada balas kasih untuk mereka. Jika di negara lain ada satu manusia yang terbunuh, maka seluruh dunia akan mengecam. Tapi beda dengan Palestina, sudah ribuan mayat bergelimpangan terbunuh. Jika di negara lain ada yang mati kelaparan, maka dunia pun ikut prihatin dan menyayangkan itu terjadi. Tapi sekali lagi, berbeda dengan Palestina. Palestina adalah anak tiri dari dunia yang bengis ini, dunia yang egois, dan dunia yang mati rasa empatinya. Lantas kemana mereka mengadu?


Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Kitab al-Malahim, Bab fi Tadayun al-Umam 'ala al-Islam bahwa Rasulullah saw. bersabda,“Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju paling besar mereka”. Seorang sahabat bertanya: “Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kalian bayak, tetapi kalian buih, seperti buih di lautan. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar dari dada musuh terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian.” Seoarang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?” Beliau saw. menjawab: "Cinta dunia dan takut menghadapi kematian." 


Saat ini diperkirakan ada sekitar dua miliar umat muslim di dunia, yang merupakan salah satu agama terbesar di dunia. Tapi ternyata tidak mampu untuk bersatu melawan dan mengusir penjajah Israel laknatullah dari tanah Palestina. Tanah tersebut adalah tanah mereka, tanah kaum muslimin, bukan tanah para penjajah. Sampai kapan mereka harus terus dijajah dan semakin banyak yang terbunuh? Atau kita akan menunggu sampai muslim Palestina benar-benar habis sehingga tanah tersebut menjadi milik Israel dan penyokongnya?

 

Harus ditegaskan bahwa akar dari masalah Palestina adalah pendudukan, tidak ada solusi lain selain pengusiran. Dengan apa mengusir mereka? Tentu dengan mengirim tetara-tentara muslim. Merekalah yang akan melakukan jihad fi sabilillah. Jihad telah terbukti bisa mengusir para penjajah dari wilayah mereka, tentu yang harus ada yang mengkomandoi, yaitu seorang Khalifah. Khalifah akan memerintahkan pasukannya untuk datang ke wilayah jajahan untuk memerangi mereka. Kaum muslimin harus menuntut tegaknya Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah untuk memimpin kaum muslimin.


Umat Islam harus terus membangun narasi akan solusi hakiki untuk Palestina yaitu dengan jihad dan Khilafah. Kaum muslim tentu sudah mengetahui akar dari permasalah penjajahan ini, maka mereka juga harus menjadi pelopor kebangkitan Palestina, dengan dakwah maupun aksi nyata. Gerakan ini akan membangun kesadaran dan kekuatan umat atas dasar kesadaran.


Terbentuknya kesadaran umat pada mayoritas umat akan mendorong umat fokus terus berjuang di jalan dakwah sesuai dengan thariqoh Rasulullah. Sebab hanya thariqoh dakwah Rasulullah-lah yang akan menghantarkan kepada kemenangan. Umat terus diingatkan untuk menjauhi thariqoh yang tidak menghantarkan kepada kemenangan, baik melalui people power maupun melalui jalur demokrasi/parlemen.


Para pengemban dakwah harus istiqomah dan terus waspada akan adanya bahaya yang mengancam dakwah mereka, baik bahaya kelas, maupun bahaya ideologi. Kedua bahaya ini harus diwaspadai karena akan memalingkan umat dari thariqoh dakwah Rasulullah saw. Mereka harus yakin bahwa thariqoh inilah yang akan menghantarkan kepada kemenangan umat Islam termasuk mengusir penjajah Yahudi dari bumi Palestina. Solusi atas Palestina adalah dengan Khilafah, karena Khilafah adalah junnah (perisai) yang akan menghapus segala bentuk penjajahan atas warganya. Wallahualam bissawwab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Retak yang Masih Mengikat

Akhir Jeda Sebuah Keteguhan