Agen Israel Sasar Warga Palestina di Malaysia
OPINI
Oleh Uqie Nai
Member AMK4
MKM, OPINI_Seorang programmer komputer asal Palestina menjadi target penculikan agen intelijen Mossad Israel (28/09/2022) yang ada di Malaysia. New Straits Times menyebutkan bahwa programmer komputer yang diculik adalah orang yang telah lama tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia. Korban diculik sesaat sebelum masuk ke dalam kendaraan yang diparkir dekat Jalan Yap Kwan Seng setelah makan malam di mal terdekat.
Selanjutnya, warga Palestina itu dibawa para penculik ke sebuah pondok di pinggiran ibu kota. Di sana korban diikat ke kursi dan dipukuli penculik yang diketahui warga Malaysia. Tak lama berselang, korban diinterogasi melalui panggilan video oleh dua orang yang diyakini warga Israel. Dua orang dalam video tersebut menanyakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan organisasi politik Palestina, Hamas, dan sayap bersenjatanya, Brigade Qassam. (cnbcindonesia.com, 19/10/2022)
Israel Tak Membiarkan Warga Palestina Tenang
Apa yang dilakukan agen lokal (yang diduga kaki tangan Mossad) memberi gambaran bahwa warga Palestina yang tinggal di mana pun akan menjadi target militer Israel. Israel tak akan puas jika hanya menguasai wilayah Palestina, mengusir penduduknya, melakukan penindasan, kekerasan, serta pembunuhan brutal sampai kaum muslim Palestina habis dan hancur. Terlebih dengan adanya Hamas sebagai gerakan nasional yang menentang pendudukan zionis Israel di Palestina.
Pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan Israel dimulai sejak didirikannya "rumah nasional" oleh Inggris. Rumah ini diperuntukkan bagi minoritas Yahudi di Palestina. Inggris sendiri diketahui telah merampas wilayah Palestina dari tangan Daulah Utsmaniyah pasca Perang Dunia I. Akibat “rumah nasional” maka mulai 1920-1940 entitas Yahudi terus bertambah. Bahkan, pada 1947 PBB membagi tanah Palestina menjadi dua kepemilikan, yaitu untuk Yahudi dan Arab. Yahudi pun bersorak gembira, sementara warga Arab menolak.
Pada 15 Mei 1948, pemuka Yahudi secara terang-terangan mendeklarasikan Negara Israel. Dari sinilah perang dan konflik berkepanjangan pun tak terelakkan. Pemukiman warga Palestina dibombardir sehingga ribuan warga sipil jadi korban termasuk anak-anak. Bahkan, untuk pergi ke sekolah dan menjalankan ibadah saja harus bertaruh nyawa. Bagaimana reaksi dunia dan PBB yang memiliki Dewan Keamanan Internasional bertugas menjaga keamanan dunia?
Meskipun Amerika disebut sebagai negara nomor wahid dengan sejumlah kekuatannya termasuk membentuk badan dunia seperti PBB, muslim Palestina tetap terisolir dari perlindungan dunia, termasuk dari para pemimpin negeri muslim. Mereka diam atau hanya mengecam sekadarnya.
Amerika atau Israel adalah negara kufur yang memiliki kepentingan sama yaitu merampas kekayaan negeri muslim, mencaplok wilayahnya, dan menyingkirkan peradabannya. Maka tak heran jika yang menjadi korban adalah kaum muslim. Wajar jika negara yang tergabung dalam badan keamanan dunia yang notabene di bawah komando AS, tak sedikit pun bereaksi. Badan tersebut bereaksi jika berkaitan dengan kepentingan AS dan sekutunya. Padahal, yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina terkategori terorisme dan pelanggaran HAM berat.
Palestina Butuh Perlindungan Institusi Sahih
Ulah Israel dan badan intelijennya (Mossad) hanya bisa dihentikan oleh negara adidaya yang tegak sebagai pelindung umat. Yakni negara yang berdiri sebagai pelaksana hukum-hukum syariat yang menjaga kaum muslimin dari kemaksiatan dan kejahatan orang kafir. Nabi Muhammad saw. telah bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
"Bahwa imam (khalifah) itu laksana perisai (junnah) di mana manusia berperang di belakangnya dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaannya." (HR. Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)
Oleh karena itu, sejak keruntuhan khilafah pada 1924 sampai sekarang, kondisi umat dan wilayahnya terus terjajah dan terjarah. Ditambah tertumpahnya darah tanpa pembela. Bahkan, mulut-mulut kotor penista Islam dan ajarannya makin berani. Andai Daulah Islam ada di tengah umat, pasti saat ini mereka hanya tinggal nama.
Ketiadaan negara yang berperan sebagai junnah akan memunculkan para pemimpin bodoh (dungu), bahkan Rasulullah saw. tidak mengakui sebagai umatnya. Hal ini beliau sampaikan kepada Ka'ab bin Ujrah dan mendoakannya agar dijauhkan dari pemimpin bodoh.
"Pemimpin bodoh adalah para pemimpin yang hidup sepeninggalku. Mereka tidak pernah berpedoman pada petunjukku, mereka tidak mengikuti sunnahku. Barang siapa yang membenarkan kedustaan mereka atau pun mendukung atas kezaliman mereka, maka orang itu tidak termasuk golonganku, karena aku bukanlah orang seperti itu. Bahkan mereka juga tidak mendapatkan air minum dari telagaku...." (HR. Ahmad)
Apa yang dituturkan Rasulullah saw. di atas semestinya jadi cambuk bagi para pemimpin negeri muslim untuk membela saudaranya yang tertindas dan mengusir penjajah dari wilayahnya dengan segenap jiwa raganya. Sebagaimana kisah heroik para sahabat untuk membela darah dan kehormatan baginda Rasulullah saw., Islam, dan juga kaum muslimin melebihi dirinya sendiri.
"Seorang pemimpin yang menangani urusan kaum muslimin, tetapi tidak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengurusi mereka dan memberikan arahan kepada mereka, maka dia tidak akan bisa masuk surga bersama kaum muslimin itu." (HR. Muslim)
Wallahua’lam bishshawab. (MKM/tts)
Posted by UNH
Komentar
Posting Komentar