Stigmatisasi Ajaran Islam dan Khilafah Oleh Negara Selalu Berulang
OPINI
Oleh Nurul Bariyah
Ibu Rumah Tangga Dan Member AMK
MKM, OPINI_Pemerintah tak pernah berhenti memberikan stigmatisasi Islam dan khilafah sebagai ajaran radikal dan penyebab teroris. Seperti kejadian baru-baru ini, dari twitter.com akun @geloraco, "Perempuan todongkan pistol ke Paspampres". BNPT: Anggota HTI. Sementara tujuan dan siapa perempuan itu, apakah sudah diketahui? Mengapa langsung mengarah dan menuduh pada ormas tertentu? Bagaimana BNPT(Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) begitu yakin atas tuduhannya itu?
Kemudian dari kompas.com (17/10/2022), mengabarkan guru SD (S) di Sampang, ditangkap densus 88. Menurut Surati, Kepala Sekolah, beliau mengaku terkejut mendengar kabar bahwa S ditangkap oleh Densus 88. Menurutnya, S yang mengajar sejak 2017 tersebut tidak pernah menunjukkan gejala aneh. Sikap dan bicaranya baik, sepertinya mustahil jika ada kaitannya dengan terorisme.
Hal ini membuat keraguan besar. Benarkah apakah yang mereka telah lakukan sehingga ditangkap dan dicap sebagai teroris? Saat ini Islam terus akan menjadi sasaran. Terbukti kekerasan yang dilakukan pihak lain seperti pendeta, bahkan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua yang mengakibatkan korban tewas, tak pernah disebut sebagai terorisme. Mengapa mereka sangat memusuhi Islam? Bahkan kini secara terang-terangan.
Semua yang berbau Islam akan dicurigai bahkan dihambat gerakannya. Orang-orang yang bergerak dalam dakwah dicurigai dan dituduh teroris. Kegiatan yang berhubungan dengan Islam akan dipersulit dan dilarang pelaksanaannya. Padahal kenyataannya, mereka hanya ingin menjalani kewajiban sebagai umat muslim yaitu menyampaikan kebenaran. Berdakwah menyiarkan syariat Islam dan menjalankannya. Lalu apa yang salah dengan hal ini? Siapa saja dapat disasar dengan tuduhan keji ini? Faktanya tak pernah jelas latar belakangnya.
Mereka yang dituduh justru orang-orang baik, yang patuh pada ajaran agama, bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat sekitar, serta tidak meresahkan sama sekali. Akan tetapi kenyataannya mereka mengalami ini, ditangkap dan dituduh tanpa sebab yang jelas. Bahkan tuduhan tersebut begitu keji.
Padahal seperti kita ketahui, Islam melarang umatnya melakukan kekerasan. Karena itu sangat tidak mungkin seorang muslim sejati yang taat akan syariat, melakukan kekerasan apalagi tega menyakiti orang lain. Siapapun tentu tak layak takut dan benci terhadap Islam. Sebab Islam adalah agama mulia yang bersumber dari Allah Swt., pencipta alam semesta beserta isinya. Islam membimbing manusia dengan ajaran yang mulia. Islam pun memberikan perlindungan kepada segenap manusia. Bahkan jihad fii sabilillah di dalam Islam yang dituding identik dengan terorisme, sesungguhnya meniscayakan perlindungan kepada mereka yang tak terlibat peperangan. Seperti perempuan, orang tua, dan anak-anak.
Khilafah sering dikambinghitamkan dan dicemooh oleh musuh Islam. Sebagai umat muslim, kita tahu bahwa khilafah adalah mahkota kewajiban dalam Islam. Para ulama sepakat atas kewajiban mengangkat khalifah, yakni pemimpin dalam khilafah. Banyak dalil dari Al Qur'an, As-sunah, dan ijma sahabat terkait dengan menegakkan kewajiban ini.
Imam Al-Qurthubi, ketika menafsirkan QS. Al Baqarah [2] ayat 30, menegaskan "ada perbedaan pendapat mengenai kewajiban (mengangkat khalifah) ini di kalangan umat dan para Imam Mazhab, kecuali pendapat yang diriwayatkan dari al-'Asham, yang tuli dari syariat". (Al-Qurthubi, Al-Jami 'li ahkam Al-Qur'an 1/264)
Apabila kita melecehkan, mencemooh, dan menstigma negatif sebagian ajaran Islam, seperti jihad dan khilafah termasuk mengkriminalisasikan para penyerunya. Hal tersebut merupakan bentuk penistaan agama.
Syaikh Abdullah bin Hasan bin Thahir alba'alawi al-hadhrami asy-syafii (1272 H). Di dalam sulam at-tawfia ila Mahabbatillah' ala at-tahqiq menyatakan, "semua keyakinan, perbuatan, atau ucapan yang menunjukkan penistaan atau pelecehan kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-Nya, para malaikat, dan ajaran agama-Nya merupakan dosa besar. Oleh karena itu hendaklah orang berhati-hati dari hal itu secara sungguh-sungguh".
Saat ini perisai umat Islam sudah tidak ada, sehingga tak ada pelindung bagi umat Islam. Islam yang selalu dinistakan, dikambinghitamkan, dihina, bahkan dianiyaya tak dapat berbuat banyak selain berjuang sendiri dengan kemampuan yang terbatas. Sangat menyedihkan jika kita melihat penderitaan saudara muslim kita yang tertindas, seperti di Palestina, Cina, India, dan masih banyak lagi. Mereka teriak meminta pertolongan, namun siapa yang mau peduli?
Umat Islam hanya akan aman dan nyaman dalam naungan khilafah. Termasuk dalam urusan dakwah, karena hal tersebut merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam. Termasuk pula pada beramar makruf nahi mungkar serta mengoreksi pemimpin yang berkuasa.
Khilafah merupakan tonggak kekuatan dan pelindung umat Islam. Dalam khilafah, pemimpin berkomitmen untuk mengayomi dan melindungi rakyatnya dari gangguan apapun. Juga memikirkan dengan serius kesejahteraan mereka.
Oleh karena itu, sekarang ini kita dalam masa berjuang untuk menegakkan khilafah. Berusaha secara maksimal untuk mensyiarkan syariat Islam agar umat makin paham tentang Islam. Sampai pada saatnya nanti, mereka hanya mau memakai hukum syariat Islam dan berjuang agar mimpi itu segera terwujud. Ditambah lagi dengan datangnya pertolongan dari Allah Swt. Wallahu'alam bishshawab. (MKM/ans)
Posted by UNH
Komentar
Posting Komentar