Yu Berjilbab
Islam itu begitu memuliakan perempuan. Kebahagiaan manusia bukan terletak pada harta, tahta, dan cinta semata, tetapi terletak pada rida Allah. Sehingga lelaki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk meraihnya.
STORY TELLING
Oleh Ummu Sumayyah
(Aktivis Dakwah)
MKM,Story telling_Pada hari itu saya dan anak sedang berada di depan rumah dan tanpa sengaja anak saya melihat mamah temannya lewat. Kemudian anak saya bertanya dengan polosnya.
"Mi, kenapa mamah teman saya tidak pake kerudung? Bukannya kalau tidak berkerudung dosa ya?"
“Iya, Sayang… karena itu bagian dari aurat perempuan,” jawab saya.
Maka sebisa mungkin saya memberikan edukasi kepada anak dengan bahasa ibu yang mudah dipahami.
Miris memang kebanyakan kaum Muslim, meskipun agama mereka Islam tetapi awam dengan penampakan menutup aurat secara syar'i dan benar menurut pandangan dalil-dalil Islam. Sedikit sekali yang memperhatikan masalah penutupan aurat ini.
Adapun yang sudah mengetahui ternyata belum sempurna dalam memahami dalil. Masih rancu antara jilbab dan kerudung, bahkan dalam mengamalkan keduanya. Ada yang susah membedakan antara mana yang trend fashion dan mana yang menutup aurat. Nah, akhirnya mereka terjebak dengan memamerkan penutup aurat. Padahal esensi dari menutup aurat itu sendiri adalah melindungi keindahahan.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surah An-Nur (24): 31 yang artinya: “Katakanlah kepada perempuan yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan (auratnya), kecuali yang biasa tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain hingga kerudung batas dadanya."
Allah juga berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab (33): 59, yang artinya: "Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin, hendaklah mereka membersihkan jilbab ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Menurut firman Allah Swt. di atas jelas sekali perbedaan antara khimar (kerudung) dan jilbab (baju lorong). Keduanya sering digunakan oleh kaum hawa, karena pada zaman sekarang pakaian ini cukup fleksibel. Bisa dipakai saat datang ke undangan pernikahan, pengajian dan lain sebagainya. Bahkan di acara ulang tahun anak pun bisa dipakai. Mereka membakar gamis yang mereka pakai sudah syar'i dan menutup aurat.
Akan tetapi ketika ada muslimah mengenakan kerudung panjang menjuntai hingga ke bawah batas dadanya, ditambah dengan baju jubah terulur sampai mata kakinya, apa yang ada di benakmu? Teroris? Ekstrim? Sadis? Atau fundamentalis?
Memang di zaman sekarang ketika melihat perempuan yang seperti tadi jadi aneh, takut aliran sesat dan lain-lain. Padahal sebenarnya kalau dipikir secara logis apa yang salah dari perempuan-perempuan itu? Tidak ada, bukan?
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa: "A da Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah saya lihat, yaitu suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, meskipun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian." (HR.Muslim)
Nauzubillah, tsumma nauzubillah. Ya Allah, sungguh menakutkan. Imam An-Nawawi menulis dalam Syarh Muslim, jika hadis ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah saw., a pa yang telah dia kabarkan kini telah terjadi.
Memang inilah yang kita lihat pada zaman sekarang, ketika kreasi kerudung mulai banyak menyerupai punuk unta, bahkan sengaja dibentuk seperti punuk unta. Padahal hadis di atas secara tegas telah melarangnya.
Sedangkan makna "Berpakaian tapi telanjang" ada beberapa hal, yaitu:
1. Wanita yang mendapat nikmat Allah, tetapi enggan bersyukur kepada-Nya.
2. Wanita yang mengenakan pakaian, tetapi kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah Swt..
3. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, dengan sengaja menampakkan keindahahan tubuhnya.
4. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga tampak bagian dalam tubuhnya.
Biasanya wanita-wanita tersebut berpenampilan seperti itu untuk kepentingan mencari materi dan kebahagiaan. Lalu bagaimana kacamata Islam memandang hal ini? Ternyata Islam itu begitu memuliakan perempuan. Kebahagiaan manusia bukan terletak pada harta, tahta, dan cinta semata, tetapi terletak pada rida Allah. Sehingga lelaki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk meraihnya.
Islam tidak menyukai sistem sekuler yang mendorong perempuan untuk selalu berlomba-lomba dalam mencari harta bahkan ingin sejajar dengan kaum laki-laki. Kita mengenalnya sebagai kaum feminis yang menganggap dirinya bisa melakukan segala sesuatu tanpa laki-laki.
Islam menjadikan rida Allah sebagai tujuan, memungkinkan laki-laki dan perempuan mencapainya dengan cara yang berbeda. Tetap berlomba-lomba meraihnya melewati jalur masing-masing. Jadi laki-laki dan perempuan tidak bersaing di jalur yang sama, karena laki-laki dan perempuan memang berbeda.
Dalam timbangan syariat Islam, laki-laki dapat memperoleh kemuliaan dengan bekerja, perempuan mendapatkannya dengan mengurus rumah tangga. Saat laki-laki diberi pahala oleh Allah dengan memperebutkan salat di saf terdepan, perempuan mendapat pahala yang sama dengan safnya di posisi paling belakang. Jika laki-laki pemperoleh pahala tertinggi dengan jihad fi sabilillah, perempuan memperoleh pahala semisal dari melahirkan anak-anaknya, atau melaksanakan umrah dan haji.
Jadi Islam memberi jalur beribadah kepada perempuan dengan kelebihan-kelebihan yang Allah berikan. Bukan beradu dengan laki-laki yang Allah beri kelebihan berbeda. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, laki-laki dan perempuan sama-sama harkatnya di hadapan Allah Swt. karena sama-sama makhluk ciptaan Allah. Hanya saja Islam membedakan fitrah antara laki-laki dan perempuan. Konsekuensinya, Islam juga memberikan hukum yang berbeda dalam rangka beribadah kepada Allah.
Nah, pandangan Islam ini laksana pembongkar kejenuhan-kejenuhan masyarakat pada dunia saat itu. Seperti yang kita ketahui, Al-Qur'an adalah kitab yang membawa pembaharuan pada kaum perempuan di tengah kejumudan pola pikir peradaban dunia tentangnya.
Apalagi di kalangan masyarakat Arab yang telah menjadi simbol kesalahan peradaban dunia saat itu. Perempuan benar-benar dipandang sebelah mata, tidak setara dengan laki-laki, bahkan dianggap hina. Mengingat kondisi masyarakat Arab jahiliyah saat itu sangat gemar melakukan ghazwah (perang). Sehingga keberadaan keturunan laki-laki adalah kebanggaan sekaligus aset datangnya kemuliaan dan penerus nasab. keberadaan lawan keturunan perempuan dianggap sebagai aib yang harus dihilangkan, cacat keluarga, dan penyebab datangnya rasa malu. Tidak jarang bayi perempuan dikubur hidup-hidup saat itu.
Perempuan zaman pra-Islam hanya dianggap sebagai mesin pelanjut keturunan, dinikahi bila suka dan diceraikan bila murka. Didatangi bila berkesan dan ditinggalkan saat bosan. Sebelum Islam datang tak jarang perempuan dijadikan hiburan bagi tamu-tamu atau saudara yang berkunjung saja.
Kemudian Islam datang dengan pencerahan, Al-Qur'an diturunkan dengan kritik dan nasehat yang menghujam berbagai kerusakan berpikir. Islam memberi harapan yang dinanti kaum hawa, menjadi pembelaan bagi perempuan yang tak kunjung bebas dari perdamaian.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya, "Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling takwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Nah, seharusnya sebagai muslimah yang taat sudah tidak ada lagi alasan tidak berjilbab.Ketika mendengar perintah Allah Swt. untuk berpakaian syar'i, jawabannya adalah kami dengar, dan kami taat. Begitu pula saat Rasulullah saw. menambahkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam berjilbab, yaitu menjauhi sifat-sifat yang menginginkan untuk merayu lelaki atau lelaki yang diperhatikan, dan tidak menyerupai punuk unta.
Maka tidak seharusnya muslimah menggelung rambut ke atas, ataupun menggunakan kain-kain tambahan yang bisa membuat janggut menonjol. Lebih baik gelung rambut ke bawah, dan lebarkankhimar-nya agar rambut tidak terlihat. Bisa juga membiarkan rambut tergerai dan panjangkan khimar-nya. Wallaualambissawab.
Komentar
Posting Komentar