Ekploitasi Pelajar Magang, di Mana Peran Negara?
![]() |
♥️ Admin MKM |
Banyak oknum yang memanfaatkan kerja magang untuk menguras tenaga pelajar secara tak wajar. Mempekerjakan sampai larut malam, tanpa memberikan jangka waktu istirahat yang cukup. Perlakuan zalim tampak menghiasi para oknum yang tak memiliki simpati maupun empati
OPINI
Oleh Susci
Anggota Komunitas Sahabat Hijrah Balut, Sulteng
MKM,Opini_Publik kembali mengecam kondisi para pelajar yang mengalami ekploitasi di tempat mereka bekerja dengan modus program magang. Kondisi tersebut diungkap oleh Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). (liputan6.com, 28/6/2023)
Ekploitasi pelajar kebanyakan berasal dari SMK atau pelajar yang memiliki program magang di sekitar Asia Timur, seperti Jepang. Mereka diminta untuk menjalankan tugas dari instansi tempat mereka belajar untuk mengimplementasi hasil belajarnya. Alih-alih belajar, mereka justru menjadi barang yang dimanfaatkan demi kepentingan komoditas tertentu, seperti bekerja dengan durasi waktu 14 jam selama tujuh hari tanpa istrahat. Mereka hanya diberikan waktu 10-15 menit untuk makan dan tidak diizinkan untuk melaksanakan ibadah.
Tentu kondisi ini memberikan gambaran betapa tak berharganya fisik seorang pekerja dalam sistem kapitalisme sekularisme. Demi memenuhi kepuasan kerja, tenaga pun dikuras tanpa memandang terpenuhinya hak tubuh dengan baik. Pekerjaan yang memiliki durasi waktu sangat banyak, mampu menguras tenaga bagi pekerja. Belum lagi waktu istrahat yang tak terpenuhi dengan baik, sehingga berdampak pada menurunnya tingkat kesehatan tubuh. Kesehatan buruk menjadi keniscayaan bagi mereka.
Banyak oknum yang memanfaatkan kerja magang untuk menguras tenaga pelajar secara tak wajar. Mempekerjakan sampai larut malam, tanpa memberikan jangka waktu istirahat yang cukup. Perlakuan zalim tampak menghiasi para oknum yang tak memiliki simpati maupun empati. Mereka mendapatkan kepuasan materi sedemikian banyaknya, hingga lupa kepada hak orang lain yang harus dipenuhi. Apalagi tak sedikit dari mereka yang tak diberikan upah dari hasil magang tersebut dengan dalih pembelajaran semata.
Mirisnya, banyak dari instansi kampus maupun sekolah yang memberikan ruang bahkan menganjurkan untuk melakukan kerja magang di luar negeri dengan berbagai iming-iming kesejahteraan seperti gaji yang banyak, misalnya.
Keterlibatan para pelajar setingkat SMK maupun lainnya yang tergabung dalam komoditas pekerja luar negeri bisa memberikan dampak peningkatan taraf ekonomi bagi kehidupan mereka. Sehingga, selayaknya hal tersebut menjadi tugas negara untuk menjaga dan melindungi masyarkat.
Namun faktanya negara memberikan kebebasan bagi siapa saja pekerja yang mau ke luar negeri. Bahkan TKA ini menjadi istilah yang tak asing lagi didengar. Keberadaannya menjadi sesuatu yang lumrah di negeri ini. Maka wajar jika muncul program magang di luar negeri sebagaimana yang dilakukan oleh instansi kampus tersebut. Apalagi dengan memanfaatkan keberadaan pelajar yang dapat memberikan keuntungan besar bagi perusahaan tersebut.
Inilah paradigma penerapan sistem kapitalisme sekularisme. Solusi terhadap kondisi masyarakat tidak dapat terselesaikan secara serius. Penanganan terhadap perilaku penjualan orang tampak hanya sampai pada penjara sekian tahun dan denda sekian jumlah. Tanpa ada tindakan lanjut yang mampu mengeluarkan mereka dari jeratan pekerjaan yang terus saja terjadi. Sistem ini pun tidak mampu melihat akar persoalan dan hanya bertumpu pada penyelesaian parsial yang mendorong pada keterpurukan, khususnya teracamnnya kesehatan.
Mirisnya, sistem tersebut juga melahirkan para pemimpin yang cenderung tidak memperhatikan kebutuhan dan perlindungan masyarakat. Pemimpin hanya disibukkan pada proses pembangunan infrastruktur yang bukan merupakan tujuan utama negara. Padahal, masih banyak kebutuhan dan perlindungan masyarakat yang harus lebih dulu diutamakan negara. Seperti, menyediakan lapangan pelatihan maupun pekerjaan bagi para pelajar maupun pekerja.
Dengan demikian, kapitalisme sekularisme telah terbukti tidak mampu menyelesaikan akar permasalahan dan lebih bertumpu pada kepentingan yang lebih menguntungkan.
Jaminan Perlindungan dalam Islam
Islam memberikan jaminan perlindungan bagi masyarakat. Segala macam upaya yang mengancam masyarakat akan ditindaklanjuti oleh negara. Islam tidak akan membiarkan masyarakat mendedikasikan dirinya pada komoditas kerja milik negara lain. Sebab, hal tersebut akan memicu ketidakterpenuhinya kesejahteraan dan kesehatan tubuh dengan baik.
Islam akan mengambil langkah pencegahan sebelum penanganan. Pencegahan yang dilakukan Islam dalam menghindari TPPO adalah berupa perlindungan terhadap pelajar dari berbagai kejahatan. Dalam hal ini Islam akan menyediakan lapangan pelatihan maupun pekerjaan bagi masyarakat agar dapat melakukan praktik maupun poses kerja di dalamnya.
Islam tidak akan membiarkan masyarakat melibatkan diri dalam instansi kerja mana pun yang bersikap zalim terhadap pekerjanya. Islam akan memberikan durasi kerja dengan sewajarnya, tanpa melalaikan waktu ibadah, makan, maupun istrahat. Islam memahami bahwa tubuh memiliki hak untuk dilindungi.
Dalam konteks magang, para pelajar akan melakukan praktik lapangan untuk melatih dan mengimplementasikan teori yang sudah dipelajari selama pendidikan. Sehingga wajar jika para pelajar tersebut begitu serius dalam menjalankan tugas pendidikannya di penghujung semester.
Islam akan menyediakan tempat fasilitasi magang kepada para pelajar. Proses mereka dalam melakukan magang tidak akan dibiarkan begitu saja, tanpa adanya timbal balik hak. Sekalipun, konteks mereka adalah pelatihan, namun Islam tetap akan memberikan upah kepada mereka sebagai bentuk reward terhadap dedikasi mereka kepada instansi tersebut.
Islam juga akan memastikan bahwa mudah, cepat, dan nyaman harus dirasakan bagi para pekerja magang. Kondisi tersebut dapat dilakukan, sebab Islam menjadikan negara sebagai pengawas terhadap seluruh instansi, sehingga, mekanisme terhadap para magang akan dilakukan berdasarkan Islam.
Oleh karena itu, sudah seharusnya umat menyadari bahwa Islamlah satu-satunya aturan dan hukum yang mampu mewujudkan keadilan dan keamanan. Islam akan memperhatikan segala macam kepengurusan umat mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Islam pun tidak akan membiarkan adanya praktik kezaliman, sebab Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar