Kegemilangan Potensi Generasi, Dapat Terwujud dengan Islam

๐Ÿ–คAdmin MKM


Islam menjadi negara adidaya yang berhasil mencetak generasi unggul di masanya. Generasi Islam menjadikan potensi yang dimiliki sebagai tujuan memperbaiki peradaban manusia serta meraih rida Allah Swt. Islam menetapkan negara membutuhkan inovasi dalam upayanya menjadi negara adidaya yang terdepan. Islam juga sangat menghargai ilmuwan dan mendorong pengembangan teknologi yang mampu menjaga keberlangsungan manusia.

OPINI

Oleh Verra Trisepty

Ibu Peduli Umat 


MKM,OPINI_Tak dapat dipungkiri banyaknya prestasi anak bangsa yang telah terukir sepanjang sejarah hingga saat ini, seperti yang akhir-akhir ini ramai diberitakan di berbagai media tentang penemuan Nikuba. Diketahui, Nikuba merupakan alat yang dapat mengubah air menjadi hidrogen dan digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Nikuba ini memiliki fungsi memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O).

Penemu alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bernama Nikuba, Aryanto Misel mengumumkan dirinya tak butuh bantuan pemerintah terkait pengembangan atas inovasinya itu. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam sebuah wawancara televisi yang kemudian diunggah ke media sosial pada akun Instagram bernama Undercover.

"Saya tidak butuh mereka", kata Aryanto. (CNN Indonesia, 9/7/2023)

Betapa disayangkan kemampuan generasi dalam mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan, harus terhambat dikarenakan tidak mendapatkan sambutan hangat dari pemerintah. Negara sejatinya memberikan apresiasi, terlebih karena prestasi dan penemuan yang diraih dapat memajukan peradaban bangsa di mata dunia, untuk kelangsungan hajat hidup manusia. Berbagai penemuan di bidang ilmu sains dan ilmiah justru tidak dapat berkembang dan berlalu begitu saja, tanpa mendapat tindak lanjut dari berbagai pihak terutama perhatian pemerintah.

Jika kita amati SDM yang ada di negeri ini banyak memiliki potensi prestasi yang berkualitas. Di sisi lain penemuan, atau inovasi yang ada sering kali berbenturan dengan kepentingan para pengusaha. Sarat dengan kepentingan kapitalis yang hanya melihat sesuatu berdasarkan keuntungan pribadi, padahal prestasi yang dimiliki anak bangsa jika ditindak lanjuti dan dikembangkan oleh ahli-ahli yang tepat mampu menghasilkan kemaslahatan bagi seluruh umat. Kebijakan yang diambil saat ini justru terkesan berpihak kepada pengusaha, sehingga prestasi yang dihasilkan oleh generasi tidak berkembang hingga dirasakan kemaslahatan oleh umat. 

Mirisnya, ini berdampak kepada terjegalnya potensi generasi untuk memajukan negara yang hakiki. Dengan kata lain potensi dan prestasi generasi akan menjadi mandul karena generasi tak bisa berkembang tanpa dukungan dan otoritas dari pemerintah, yang seperti kita tahu bahwa untuk mengembangkan penemuan memerlukan riset serta biaya yang besar. 


Ilmuan Muslim dan Hasil Karyanya

Kita sering mendengar sejarah tentang tokoh-tokoh hebat yang menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi, sains dan lainya yang lahir pada masa kejayaan Islam. Penemuan tersebut ditemukan oleh para ilmuan muslim. Diantaranya ialah Ibnu Sina (Avicenna) beliau terkenal seorang filsuf yang berhasil di dunia medis, bahkan diberi julukan Bapak Kedokteran Modern. Penemuannya sampai saat ini dijadikan sebagai rujukan ilmu medis di seluruh dunia.

Keberhasilan beliau tidak luput dari adanya peran negara dalam mengembangkan prestasinya hingga mampu dikenal seluruh dunia hingga saat ini. 


Islam Sukses Mencetak Generasi Terbaik 

Islam menjadi negara adidaya yang berhasil mencetak generasi unggul di masanya. Generasi Islam menjadikan potensi yang dimiliki sebagai tujuan memperbaiki peradaban manusia serta meraih rida Allah Swt. Islam menetapkan negara membutuhkan inovasi dalam upayanya menjadi negara adidaya yang terdepan. Islam juga sangat menghargai ilmuwan dan mendorong pengembangan teknologi yang mampu menjaga keberlangsungan manusia.

Sebagai contoh sejarah mencatat, pada masa Abbasiyah yang dipimpin  Khalifah Al-Ma’mun menghasilkan berbagai kemajuan intelektual di dunia Islam. Khalifah Abbasiyah mencurahkan masa kepemimpinannya untuk memaksimalkan potensi generasi yang berhasil menemukan sejumlah proyek sains. Berbagai riset digalakkan, dengan mengerahkan para pekerja yang ahli dibidangnya, hingga kas negara pada saat itu beliau prioritaskan untuk menggaji para ilmuwan untuk mengembangkan penemuan mereka. 

Dikutip dari salah satu karya Nadirsyah Hosen dalam satu artikelnya mengilustrasikan, anggaran riset Baitul Hikmah saat itu setara dua kali lipat dana Medical Research Centre di Inggris saat ini. Tidak tanggung-tanggung, kepada para peneliti yang dipekerjakan Al-Ma’mun menggajinya dengan besaran yang sangat tinggi, setara dengan gaji atlet profesional saat ini seperti Lionel Messi dan Ronaldo.

Itulah sebagian fakta yang bisa kita temukan tertoreh pada masa Islam. Kemudian bisa kita bandingan dengan korelasi negara saat ini terhadap kemajuan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para generasi. Hal ini tentu sangat kita sayangkan, mendapati prestasi yang dihasilkan segenap generasi harus terhenti dan justru diambil alih serta diapresiasi oleh negara lain.


Menghadirkan Islam ke Tengah Umat untuk Kemajuan Generasi dan Bangsa

Setelah kita tahu bahwa Islam mampu melahirkan banyak sosok hebat yang mampu membawa perubahan pada dunia, jelaslah ini menjadi angin segar bagi kita untuk mewujudkan kemajuan sejati yang mampu membawa kita pada sebuah keberhasilan. Menjadi negara adidaya tentu bisa diwujudkan melalui prestasi yang dihasilkan generasi. Bahkan keberhasilan ini dapat kita jadikan jalan kita untuk meraih rida Allah Swt. dengan cara meriayah generasi muslim sehingga menjadi sebaik-baik generasi yang bermanfaat tidak hanya bagi individu atau golongan. Namun dapat menjadi maslahat  bagi seluruh umat di dunia. 

Untuk itu menghadirkan Islam kembali ke tengah umat adalah langkah terbaik yang bisa ditempuh, menjalankan kembali aturan yang Allah Swt. turunkan untuk diimplementasikan ke dalam kehidupan, dapat membentuk generasi terbaik yang berkualitas serta menjadi generasi yang taat akan perintah dan larangan Allah Swt. 

Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat Ali-Imran ayat 110 :

ูƒُู†ْุชُู…ْ ุฎَูŠْุฑَ ุงُู…َّุฉٍ ุงُุฎْุฑِุฌَุชْ ู„ِู„ู†َّุง ุณِ ุชَุฃْู…ُุฑُูˆْู†َ ุจِุง ู„ْู…َุนْุฑُูˆْูِ ูˆَุชَู†ْู‡َูˆْู†َ ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑِ ูˆَุชُุคْู…ِู†ُูˆْู†َ ุจِุง ู„ู„ّٰู‡ِ ۗ ูˆَู„َูˆْ ุงٰู…َู†َ ุงَู‡ْู„ُ ุงู„ْูƒِุชٰุจِ ู„َูƒَุง ู†َ ุฎَูŠْุฑًุง ู„َّู‡ُู…ْ ۗ ู…ِู†ْู‡ُู…ُ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆْู†َ ูˆَุงَ ูƒْุซَุฑُู‡ُู…ُ ุงู„ْูٰุณِู‚ُูˆْู†َ

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."

Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan