Takdir Cinta

๐Ÿ’“ Admin MKM

Entah kenapa hingga detik ini Nyimas masih setia menjadi jofisa, jomlo fii sabilillah. Mungkinkah karena dirinya yang terlalu perfeksionis? Ataukah karena begitu banyaknya dosa masa lampau sehingga Allah enggan mengabulkan doanya untuk bertemu kekasih halal, hingga usianya yang sudah dibilang matang itu. Entahlah.


CERPEN


Oleh Annida K. Ummah dan Arda Sya'roni


MKM,Cerpen_Deg! Aliran darah Nyimas seolah memanas meski cuaca tiada panas dan mentari tak berseri. Ia mematung menatap layar gawainya. Ia melihat sosok yang pernah ia kenal kini nampak di pelupuk mata. "Mas Rendra," gumamnya. Sudah beberapa tahun ia tidak berjumpa atau pun tahu kabar Rendra, lelaki yang dikenal Nyimas dari secarik biodata yang didapatkan beberapa tahun lalu. Rasa penasaran mendorongnya untuk terus melakukan scrolling di layar gawai.


Rendra yang ia kenal merupakan lelaki dengan pendidikan terakhir SMA dan berprofesi sebagai tukang nasi goreng. Dulu Nyimas menyudahi proses perkenalannya dengan Rendra lantaran tidak ada titik temu latar belakang di antara keduanya. Info perkenalan yang didapatkan Nyimas memang terbatas. Ia tidak tahu banyak soal Rendra selain dari secarik biodata yang diserahkan itu.


Nyimas kembali tertegun dengan gawainya, saat mengetahui Rendra adalah seorang penulis. Ia telah menerbitkan buku solonya. Rendra juga aktif di media sosial. Dulu, belum terlalu masif penggunaan sosial media seperti sekarang. Sehingga informasi yang didapat Nyimas juga terbatas pada kakak kelasnya yang mengantarkan biodata Rendra kala itu.


Nyimas membelalakkan matanya kala tahu bahwa istri dari Rendra adalah teman belajar masak Nyimas di Jakarta. "Dunia begitu sempit," imbuhnya.


'Andai saat itu tak kulepaskan dirinya, mungkin saat ini diriku tidaklah sendiri.' Ah ... pikiran liar Nyimas seketika melanglang buana terbang ke alam khayal.


Entah kenapa hingga detik ini Nyimas masih setia menjadi jofisa, jomlo fii sabilillah. Mungkinkah karena dirinya yang terlalu perfeksionis? Ataukah karena begitu banyaknya dosa masa lampau sehingga Allah enggan mengabulkan doanya untuk bertemu kekasih halal, hingga usianya yang sudah dibilang matang itu. Entahlah.


”Woi ... melamun saja!” tiba-tiba bahunya ditepuk oleh seseorang. Ditengoknya siapa gerangan yang menepuk bahunya tersebut. Ternyata Anggi, rekan kerja sekaligus teman halaqahnya.


”Ah, kamu. Kaget tahu!” ucap Nyimas seketika. ”Ini lho lagi stalking FB Rendra, cowok yang pernah ta'aruf sama aku. Eh, ternyata dia suami teman kursus masak aku dulu. Benar ya ternyata kalau dunia itu tak selebar daun kelor,” lanjut Nyimas


Ratih, istri Rendra adalah teman kursus masak Nyimas di Jakarta. Rupanya saat itu Rendra pernah sempat serius menekuni dunia tulis-menulis di Jakarta selama setahun dan pada saat itu pula Rendra menjalin hubungan dengan Ratih. Nyimas baru mengetahuinya setelah scrolling FB Ratih. Nyimas dan Rendra asli Surabaya. Mereka masih berada di Surabaya saat masa ta'aruf dengan Nyimas. Namun, setahun kemudian Nyimas di terima bekerja di Jakarta, sedang Rendra sudah tiada kabar lagi tentangnya.


“Rendra yang pernah kamu ceritain kapan hari? Oh, ya? Terus gimana dong kabar hatimu? Cieee ... sadar, Neng, dia udah jadi suami orang,” ucap Anggia menanggapi.


“Iya, yang aku ceritain kapan hari itu. Yang gagal saat ta'aruf baru juga berjalan sekali. Lumayan ganteng sih orangnya, pintar juga, tapi aku tidak menemukan titik terang dari perbedaan latar belakang kami,” jawab Nyimas kemudian.


“Terus dia sekarang tinggal di mana? Masih di Surabayakah? Kerja apa?” cecar Anggia ingin tahu.


“Masih di Surabaya. Ternyata sekarang dia jadi penulis. Bukunya juga sudah lumayan banyak lho,” lanjut Nyimas.


Hari pun berganti. Purnama demi purnama berlalu. Nyimas tak pernah lagi stalking FB Rendra. 'Untuk apa juga mengamati FB suami orang, malah nambah dosa saja,' pikirnya.


Tak terasa setahun pun berlalu. Nyimas pun disibukkan oleh kerjaan di kantornya juga oleh kajian-kajian yang diikutinya. Kesibukan ini otomatis membuatnya tak lagi punya waktu senggang untuk bermain media sosial. Nyimas hanya sesekali membuka Instagram dan FB. Itu pun baginya kini hanyalah untuk update berita yang lagi ramai diperbincangkan saat ini untuk menambah wawasannya. Setahun kemudian, Nyimas menemukan tambatan hatinya. Ia menikah dengan lelaki yang dikenalnya dari komunitas relawan bencana. "Bang Zaid," gumam Nyimas sembari mengukir senyum. Nyimas merasa bersyukur bisa menjadi istri dari seorang pemuda berbudi luhur. Akhirnya ia mampu melewati masa sendirinya dengan mulia, tanpa pacaran.


Waktu pun berlalu dengan kebahagiaan dalam rumah tangga yang baru dibinanya. Namun, tiada disangka suatu saat ketika Nyimas bermain sosial media tanpa sengaja lewat berita di berandanya, sebuah status dari kakak kelas yang dulu pernah menjadi perantara dirinya dan Rendra, 'Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Telah meninggal dunia teman kita Rendra Wirawan. Semoga amal ibadahnya di terima di sisi Allah'


Sontak kabar itu mengejutkan Nyimas. Dipastikannya kabar itu melalui akun Rendra dan akun Ratih, istri Renda, dan ternyata kabar itu benar adanya.


"Selamat jalan. Baru kini kusadari bahwa takdir Allah begitu indah. Andai aku menikah dengannya, tentu aku telah menjadi janda saat ini," gumam Nyimas.


Kelas Fiksi, 16 Juli 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan