Islam Satu-Satunya Problem Solving, Penuntas Kemiskinan Ekstrem

๐Ÿ–ค Admin MKM


Dampak dari kemiskinan melahirkan berbagai permasalahan hidup mulai dari kesengsaraan, kejahatan, kebodohan, kesenjangan sosial, dan yang paling parah sampai pada taraf melemahkan iman seseorang. 


OPINI


Oleh Verra Trisepty

Ibu Peduli Generasi

 

MKM, OPINI_KEMISKINAN, apa yang terbesit dalam benak kita ketika mendengar kata miskin? Akan sangat mudah memaknai serta menggambarkannya dalam kondisi yang saat ini hampir banyak dirasakan di tengah masyarakat. 

Mengutip dari kanal berita (CNN Indonesia, 24/08/ 2023), Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan 155,2 juta orang di negara berkembang yang berada di Asia Pasifik, atau 3,9 persen populasi kawasan tersebut hidup dalam kemiskinan yang ekstrem.

Hal itu dipicu meningkatnya krisis biaya hidup imbas lonjakan inflasi yang terjadi tahun lalu. Masalah juga dipicu oleh penyebaran pandemi covid dalam 3 tahun belakangan ini.

ADB mendefinisikan masyarakat hidup dengan kemiskinan ekstrem jika pendapatan kurang dari US$2,15 per hari.

Sebagaimana bisa kita rasakan dalam setiap sendi kehidupan masyarakat, tak bisa kita mungkiri lonjakan kemiskinan belum mampu diselesaikan oleh berbagai pihak. Bahkan masalah ini menjadi isu yang sangat krisis terjadi tidak hanya di Indonesia, ataupun Asia Pasifik melainkan di seluruh belahan dunia.

Dampak dari kemiskinan melahirkan berbagai permasalahan hidup mulai dari kesengsaraan, kejahatan, kebodohan, kesenjangan sosial, dan yang paling parah sampai pada taraf melemahkan iman seseorang. 

Mengapa Ini Terjadi?

Ditinjau dari berbagai faktor yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan, yang paling besar dalam hal ini merupakan dampak dari sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan di dunia saat ini. Sistem ekonomi kapitalis telah gagal mewujudkan kesejahteraan umat manusia, yang terjadi justru menciptakan ketimpangan dan kesenjangan kekayaan yang cukup besar.

Membaca sekilas dari tulisan Victor Manuel Isidro Luna dalam artikelnya yang dimuat pada "elsevier.es" yang berjudul "The persistence of Poverty in Capitalist Countries" (Masih Adanya Kemiskinan di Negara Kapitalis), dalam artikelnya ia mengatakan, "Menurut pandangan ortodoks, kemiskinan diartikan sebagai ketidakmampuan untuk mencapai tingkat eksistensi minimum, dengan asumsi bahwa cara utama masyarakat memperoleh penghidupan dalam kapitalisme adalah melalui penjualan tenaga kerja. Jika upah dinaikkan, dampaknya akan lebih banyak kemiskinan karena meningkatnya pengangguran. Upah yang lebih rendah memicu tingkat lapangan kerja yang lebih tinggi, dan upah yang lebih tinggi memicu tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Berdasarkan materialisme historis, kami menolak gagasan-gagasan yang telah disebutkan sebelumnya dan menyatakan bahwa kemiskinan melekat pada kapitalisme, dan bahwa standar hidup yang lebih rendah serta upah yang lebih rendah diperlukan dalam kapitalisme agar kapitalisme dapat bertahan."

Kemiskinan yang terjadi saat ini adalah masalah sistemik yang tidak akan pernah bisa diselesaikan oleh sistem hari ini. Dapat di simpulkan kemiskinan terjadi karena penerapan sistem ekonomi kapitalis, hal ini diperkuat dengan ulah para oligarki yang menguasai kekayaan alam (SDA), dengan kata lain pengelolaannya berada pada tangan segelintir orang.

Padahal sejatinya SDA merupakan hak kepemilikan umum, namun yang terjadi adalah hasil alam yang melimpah sebagian besar justru masuk pada pihak korporat sehingga negara tidak memiliki dana untuk mengurus umat secara hakiki. 

Di sisi lain umat terbebani dengan berbagai jenis pungutan pajak sehingga membuat hidup semakin terhimpit, dan diperkuat dengan sulitnya para pencari kerja mendapatkan lapangan pekerjaan karena negara dalam sistem kapitalis sekedar menjadi regulator antara pengusaha dan rakyat. 

Sehingga yang terjadi para pemilik kebijakan hanya memastikan setiap kebijakan yang dibuat memberi keuntungan para kapital, yang menyebabkan kemiskinan sistemik terus terjadi. Layanan publik yang kian mahal, kebutuhan dasar yang begitu sulit dipenuhi karena dimonopoli oleh pihak swasta. 

Gurita kemiskinan pun akhirnya semakin membesar, mereka yang memiliki harta sudah pasti mampu mencukupi kebutuhan, sementara si miskin hanya mampu bertahan dalam kesempitan.

Inilah akar masalah kemiskinan yakni merupakan akibat dari penerapan sistem kapitalis yang melemahkan akal manusia dan melahirkan berbagai kesempitan. 

Islam dan Ekonomi

Jika kita berbicara Islam, yang tergambar dalam pikiran kita tentu adalah nilai spiritual yang tinggi, Islam adalah sebuah kepercayaan. Itulah yang melekat erat pada pemahaman setiap manusia dalam hal ini khususnya diri seorang muslim. Namun pernahkah kita menelisik lebih jauh, pada faktanya Islam memiliki aturan khas yang mampu mengurai berbagai permasalahan tak terkecuali isu kemiskinan yang begitu erat berhubungan dengan ekonomi. 

Islam memiliki sistem ekonomi yang meniscayakan terwujudnya kesejahteran bagi setiap individu, dengan berlandaskan pada aturan syariat. Islam mengatur tatanan kehidupan ekonomi. Mekanisme dalam sistem ekonomi Islam memberikan kemudahan dalam transaksi jual-beli, bisnis, simpan pinjam dan aktivitas lainnya sehingga dalam pelaksanaannya tidak melanggar pada ketetapan syariat.

Lebih lanjut sistem ekonomi syariah diterapkan dengan tujuan agar seorang muslim tidak tergelincir kepada aktivitas yang diharamkan Allah Swt. seperti riba, penipuan, gharar, hingga perbuatan dzalim. Negara akan sepenuhnya mengatur kehidupan melalui nilai-nilai Islam. Ditegakkannya sanksi untuk menuntaskan pelanggaran yang dilakukan dalam hidup. 

Ketika sistem ekonomi mampu terwujud di tengah umat, akan menciptakan keadilan antar umat manusia, memberikan kesejahteraan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat karena berpegang teguh pada aturan Allah Swt.

Menjadi niscaya akhirnya jika Islam dengan aturannya mampu menghapuskan kemiskinan bagi seluruh umat manusia. 

Islam adalah Jawaban

Sebagai seorang muslim, kita diharuskan memahami road map dalam kehidupan. Bagi muslim standar hidup semestinya hanyalah bersandar pada syariat, karena setiap perbuatan kita di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawaban. Termasuk dalam menjalankan sistem kehidupan ekonomi dan bernegara. Ekonomi syariah hanya mampu di terapkan dengan sempurna jika setiap negara di penjuru dunia mau menerapkan Islam sebagai landasan dalam mengatur negara. Mengapa demikian, karena jika landasan yang di emban adalah rida Allah Swt. melalui ketundukan kita sebagai hamba dalam rangka menjalankan perintah dan larangan Allah Swt. maka sudah pasti akan lahir ketakwaan dan keberkahan. 

Sebagaimana firman Allah Swt, dalam surat Al-A'raf ayat 96 :


ูˆَู„َูˆْ ุงَู†َّ ุงَู‡ْู„َ ุงู„ْู‚ُุฑٰูٓ‰ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ูˆَุงุชَّู‚َูˆْุง ู„َูَุชَุญْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุจَุฑَูƒٰุชٍ ู…ِّู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุۤกِ ูˆَุงู„ْุงَุฑْุถِ ูˆَู„ٰูƒِู†ْ ูƒَุฐَّุจُูˆْุง ูَุงَุฎَุฐْู†ٰู‡ُู…ْ ุจِู…َุง ูƒَุงู†ُูˆْุง ูŠَูƒْุณِุจُูˆْู†َ


"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

Negara dalam Islam wajib menghadirkan solusi untuk mengatasi kemiskinan, selain itu penguasa dalam sistem Islam yakni khalifah akan senantiasa memastikan seluruh kebijakan tidak akan keluar dari ketentuan syariat.

Syariat memerintahkan penguasa untuk menjadi periayah yang melayani umat, mulai dari menjamin seluruh kebutuhan dasar setiap individu. Setidaknya ada empat mekanisme yang bisa dijalankan oleh negara Islam diantaranya :

Pertama, negara Islam akan memastikan adanya lapangan pekerjaan dan mempersiapkan sumber daya manusia yang mumpuni dan berpotensi. 

Kedua, negara Islam akan menyediakan kebutuhan dasar yang dengan mudah didapatkan secara merata oleh masyarakat. 

Ketiga, Negara Islam akan menutup pintu celah monopoli pasar oleh pemilik modal. 

Keempat, Negara Islam akan melarang privatisasi sumber daya alam oleh para kapital. 

Suatu keniscayaan melalui ekonomi islam problem kemiskinan akan bisa dituntaskan, tak hanya di negeri ini tapi di seluruh dunia. 

Maka penulis mengajak pembaca untuk merenungi, bahwasanya kita terlahir sebagai hamba yang wajib tunduk kepada pencipta-Nya. Mau mentaati segala aturan yang telah diturunkan, serta bersungguh-sungguh dalam ketaatan. Semoga kita yakin bahwa Islam satu-satunya jalan keluar yang dapat menyelesaikan permasalahan kemiskinan yang terjadi saat ini. Jika bukan kepada Islam maka kemana lagi kita menggantungkan harapan? Sungguh hanya Islamlah yang mampu mewujudkan kepuasaan dalam hidup manusia. 

Wallahualam bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan