Potret Kelam Kehidupan Anak dalam Sistem Kapitalisme
![]() |
🖤 Admin MKM |
Kehidupan anak dimulai dari keluarga, dalam syariat Islam anak berhak memiliki orangtua yang saleh saleha, diberikan nama yang baik, dididik, dipahamkan hakikat kehidupan dan ditanamkan tentang keridaan hanyalah ketika perbuatan seseorang bermanfaat untuk umat dan kaum muslim. Dari konsep ini anak akan memiliki konsep kehidupan yang benar sehingga mereka akan terjaga dan terlindungi dari pemikiran yang salah.
OPINI
Oleh Dewi
Ibu Rumah Tangga
MKM, OPINI_Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, anugerah dan amanah dari Allah Swt., bagi kedua orangtuanya. Anak ibarat kertas kosong yang bisa menerima coretan dan gambar apapun. Kedua orang tuanya yang punya peranan penting dalam mengukir hati anak. Baik dan buruknya seorang anak tergantung pada kedua orang tua dan orang-orang yang mendidiknya. Salah dalam mendidik anak, maka akan berakibat buruk terhadap perilaku anak tersebut.
Tumbuh kembang anak juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia dididik dan dibesarkan. Menciptakan lingkungan yang baik bagi anak-anak adalah tanggung jawab kita semua. Lingkungan dan orang-orang sekitar yang memberi rasa aman sangat dibutuhkan anak. Jangan sampai lingkungan dan orang terdekat memberi rasa tidak aman apalagi sampai mengeksploitasinya demi keuntungan dunia semata. Seperti kondisi saat ini eksploitasi anak marak terjadi dengan modus yang beraneka ragam.
Seperti peristiwa yang terjadi di Medan. Pengelola dua panti asuhan diduga melakukan eksploitasi terhadap 41 orang anak. Korbannya ada anak yang masih bayi ada juga yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Korban dimanfaatkan pelaku untuk mendapatkan uang di media sosial. Dengan cara melakukan siaran langsung (live) TikTok dengan konten anak-anak panti untuk mendapatkan donasi dari netizen. (detik, 23/9/2023)
Melihat fakta yang terjadi menunjukan bahwa kehidupan masyarakat saat ini sangat rusak, manusia memanfaatkan manusia lain demi keuntungan materi. Bahkan korban keserakahannya banyak dari kalangan anak-anak.
Kehidupan buruk ini tidak lain akibat dari penerapan sistem Kapitalisme Sekularisme. Sistem ini telah menjauhkan agama dengan kehidupan, sehingga manusia tidak bisa berpikir jernih tentang perbuatan yang dilakukannya, apakah halal atau haram. Mereka akan melakukan berbagai macam cara asalkan yang ia lakukan memberi keuntungan, tujuan hidupnya hanya untuk meraih kenikmatan jasadi. Alhasil anak-anak berada dalam lingkungan yang tidak aman karena berpotensi menjadi korban keserakahan mereka.
Hal ini ditambah dengan kondisi negara kapitalis yang seolah berlepas tangan dari tanggung jawabnya sebagai pengurus rakyat. Dari sisi pemberian sanksi negara kapitalis tidak memberikan efek jera kepada para pelaku, sehingga pelaku akan melakukan lagi kejahatan yang serupa. Dengan demikian jelas kehidupan di bawah sistem kapitalis tidak akan mampu melindungi dan memberi rasa aman terhadap umat.
Berbeda dengan hidup di bawah naungan sistem Islam, yang sudah terbukti mampu melindungi umat terutama anak-anak dari berbagai ancaman. Syariat Islam memerintahkan kepada penguasa untuk menjaga dan melindungi anak-anak. Cara ini dilakukan untuk menutup celah terjadinya eksploitasi anak.
Kehidupan anak dimulai dari keluarga, dalam syariat Islam anak berhak memiliki orangtua yang saleh saleha, diberikan nama yang baik, dididik, dipahamkan hakikat kehidupan dan ditanamkan tentang keridaan hanyalah ketika perbuatan seseorang bermanfaat untuk umat dan kaum muslim. Dari konsep ini anak akan memiliki konsep kehidupan yang benar sehingga mereka akan terjaga dan terlindungi dari pemikiran yang salah.
Negara dalam sistem Islam akan memenuhi kebutuhan pokok semua rakyatnya, pemenuhan kebutuhan anak akan ditanggung bapaknya, namun apabila bapaknya sudah meninggal maka nafkah akan jatuh kepada wali dan sanak saudaranya. Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Baqarah 233:
"Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut."
Dari aturan ini anak akan mendapat jaminan hidup dari keluarganya. Hanya saja syariat tidak cukup menjamin kehidupan anak dari sisi keluarga saja, karena selain hidup dalam keluarga anak juga hidup dalam lingkungan masyarakat dan negara, maka peran masyarakat dan negara sangat dibutuhkan untuk menjamin kehidupan dan keamanan bagi anak-anak.
Negara dalam sistem Islam akan menjamin tersedianya lapangan pekerjaan bagi setiap laki-laki agar bisa bekerja. Setiap kepala keluarga akan mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Jika ada anak dalam kondisi yatim piatu dan tidak punya sanak saudara maka negara akan menanggung nafkah anak tersebut. Alhasil tidak akan ada anak yang mau dieksploitasi hanya karena ingin mendapatkan uang.
Sistem Islam akan mengatur penayangan konten di media, hanya akan menayangkan konten yang bermanfaat yang sesuai dengan aturan Islam. Jika ada yang melanggar akan diberi sanksi yang menjerakan. Tidak cukup dengan itu, penguasa akan menindak tegas oknum yang masih melakukan tindakan eksploitasi anak dengan sanksi sesuai kejahatannya. Sehingga kasus eksploitasi anak tidak akan terjadi.
Demikianlah Islam mengatur seluruh kehidupan manusia agar manusia tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan. Kehidupan seluruh rakyat baik muslim maupun non muslim dalam naungan Islam akan merasakan kesejahteraan, ketentraman dan keamanan.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar