Sexy Alluring jadi Tren Mahasiswi, Ada Apa di IAIN Kendari?
🖤Admin MKM
Maraknya tren busana ala Barat yang menonjolkan sisi sensualitas seorang muslimah adalah buah dari penerapan sekularisme di negeri ini. Pelan tetapi pasti, sistem yang menjauhkan aturan Tuhan tersebut telah menyeret kaum muslim jauh dari pemahaman agamanya. Tanpa sadar, atribut-atribut keislamannya pun mulai ditanggalkan.
OPINI
Oleh Sartinah
Pegiat Literasi
MKM_OPINI, Style alias gaya berpakaian ala Barat tetap digandrungi sebagian besar kaum hawa hingga saat ini. Dari kota besar hingga pelosok, bahkan dari masyarakat awam hingga kaum terpelajar, seolah berlomba menjadi yang terseksi. Mereka terhipnotis oleh mantra sesat yang berbunyi, "masa muda hanya sekali, karenanya bersenang-senanglah".
Dengan dalih "mantra" tersebut, banyak orang merasa memiliki kebebasan tanpa batas untuk mengekspresikan apa yang disukai, termasuk cara berpakaian. Mirisnya, tren penggunaan pakaian seksi yang memperlihatkan bentuk tubuh juga menjangkiti para mahasiswi di kampus-kampus Islam. Salah satunya di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.
Dikutip dari Objektif.id (03/10/2023), beberapa mahasiswi di IAIN Kendari mengaku tidak percaya diri ketika pergi ke kampus, jika tidak memakai pakaian yang mengikuti tren saat ini. Salah satu tren yang mereka gandrungi saat ini adalah style sexy alluring. Style ini disebut identik dengan gaya agresif dan sensual. Mereka yang menyukai style sexy alluring akan cenderung menggunakan pakaian dengan model stretch dan press body. Pada umumnya, mereka yang mengenakan busana dengan style ini senang menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian.
Terkait maraknya fenomena style sexy alluring di kampus, Rektor IAIN Kendari, Husain Insawan menyebut bahwa hal itu terkait tentang cara pandang saja. Menurutnya, dalam pandangan fikih pun, ulama mazhab berbeda-beda pandangannya tentang cara berpakaian. Dia pun menyebut hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab lembaga kemahasiswaan yang sering berinteraksi dengan para mahasiswa. (Objektif.id, 03/10/2023)
Minim Perhatian Kampus
Maraknya tren berpakaian seksi di kampus apalagi kampus Islam, menjadi fakta miris sekaligus memilukan. Bagaimana mungkin mahasiswa yang sedang menimba ilmu di kampus Islam, tetapi perilaku dan adabnya tidak menunjukkan keislamannya? Padahal, lembaga pendidikan seharusnya tidak hanya digunakan untuk mendalami ilmu pengetahuan dan mencetak generasi ahli di bidangnya saja, tetapi harus menerapkan standar perilaku dan penanaman adab, contohnya tata cara berpakaian.
Di sisi lain, lembaga pendidikan apalagi yang telah memiliki label Islam di dalamnya, seharusnya mampu menerapkan kebijakan sesuai dengan standar syariat. Misalnya saja bagamana cara berpakaian yang menutup aurat, bukan sekadar membungkus tubuh. Tidak seharusnya kampus membebaskan pakaian yang digunakan mahasiswanya. Pembiaran seperti ini menunjukkan bahwa pihak kampus tidak memiliki kepedulian terhadap adab dan perilaku mahasiswanya yang bertentangan dengan Islam. Terbukti, pihak kampus IAIN Kendari tidak mempermasalahkan pakaian ala Barat yang banyak digunakan, meski berpotensi memperlihatkan aurat.
Sekularisasi Pendidikan
Maraknya tren busana ala Barat yang menonjolkan sisi sensualitas seorang muslimah adalah buah dari penerapan sekularisme di negeri ini. Pelan tetapi pasti, sistem yang menjauhkan aturan Tuhan tersebut telah menyeret kaum muslim jauh dari pemahaman agamanya. Tanpa sadar, atribut-atribut keislamannya pun mulai ditanggalkan.
Sistem ini pula yang telah memberi batasan antara sekolah umum dan agama, serta memetak-metak urusan agama dan dunia. Pada akhirnya setiap orang merasa memiliki hak dalam semua urusan, termasuk kebebasan berperilaku. Maka, tak heran jika para mahasiswi yang notabene muslim pun merasa bebas memilih pakaian apa yang disukai dan digunakan.
Inilah salah satu wujud nyata sekularisasi pendidikan di negeri ini. Tak hanya pada ranah pendidikan umum, dalam pendidikan agama pun aroma sekularisasi kian kental. Akibat nyata sekularisasi adalah tercabutnya keimanan dan keislaman kaum muslim sedikit demi sedikit. Pada akhirnya, Islam hanya dipraktikkan di ruang-ruang terbatas seperti masjid atau musala, sedangkan aturan lainnya (termasuk aturan pakaian) dicampakkan.
Jilbab, Pakaian Takwa
Islam adalah agama dan ideologi paripurna. Di dalamnya mengatur seluruh urusan manusia, baik perkara dunia maupun akhirat. Kesempurnaan ideologi ini menjadikan Islam memiliki aturan super komplet, termasuk bagaimana standar pakaian bagi seorang muslimah. Satu hal yang pasti, aturan tersebut bukanlah bentuk pengekangan kebebasan sebagaimana dipahami banyak orang saat ini.
Namun, syariat Islam adalah bentuk penjagaan dan penghormatan terbaik bagi seorang muslimah. Islam sangat memuliakan wanita hingga memberikan derajat yang demikian tinggi kepada mereka. Islam pun telah mengatur bagaimana standar pakaian ketika berada di dalam dan di luar rumah. Busana yang dikenakan dalam kehidupan umum seperti di sekolah, kampus, pasar, masjid, jalanan, dan lain-lain, telah diatur secara sempurna dalam Al-Qur'an, yakni kerudung (khimar) dan jilbab.
Terkait khimar, Allah Swt. menjelaskan dalam surah An-Nur ayat 31: " ... Dan hendaknya mereka (wanita muslimah) menutupkan kain kerudung di dadanya ...." Sedangkan terkait jilbab, Allah Swt. telah menjelaskannya dalam surah Al-Ahzab ayat 59: "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ...."
Begitulah pakaian takwa wanita muslimah. Sikap sejati seorang muslim ketika mendengar perintah Allah Swt. adalah selalu mendengar dan patuh. Setiap muslim wajib pula meyakini bahwa tidak ada syariat yang dibebankan kepada manusia kecuali di dalamnya terdapat kebaikan. Pun demikian dengan perintah menutup aurat bagi kaum muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Jika demikian, semua muslim wajib terikat hukum syariat tanpa terkecuali, baik saat berada di kampus ataupun tidak.
Khatimah
Demikianlah, pendidikan seharusnya mampu mencetak generasi yang berkepribadian Islam, bukan sekadar membina ilmu tanpa adab. Apalagi para pemuda adalah tonggak perubahan yang akan menjadi penerus estafet perjuangan di masa depan. Peran mereka sangat penting demi menuju sebuah perubahan.
Tentu saja perubahan yang diharapkan adalah perubahan terbaik. Sedangkan sebaik-baik perubahan adalah ketika dibimbing oleh Islam. Sudah saatnya para mahasiswa belajar Islam kafah dan menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Hanya dengan cara tersebut, maka segala pemikiran, gaya hidup, dan cara berpakaian ala Barat dapat dicegah.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar