KDRT Akibat Api Emosi, Islam Jadi Solusi

🖤 Admin MKM 


Kejadian-kejadian kriminal kian hari kian bertambah dalam sistem yang rusak ini. Menjadikan umat kehilangan jati dirinya sebagai hamba yang menjadikan akidah Islam sebagai tumpuannya. Allah Swt. tak dijadikan sandaran, bahkan untuk beribadah kepada-Nya saja berat bahkan sulit. Padahal sejatinya Allah adalah tempat berdoa dan berserah diri.


OPINI 


Penulis: Sri Yana, S.Pd.I.

Pegiat Literasi


MKM, OPINI_KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) kini kerap sekali terjadi. Banyak sekali faktor pemicunya, dapat karena kurangnya ilmu agama, kecemburuan, gharizah nau tidak terpenuhi, ekonomi, dan sebagainya. Hal tersebut dapat terjadi karena antara satu dan lainnya saling berkaitan. Sebagaimana diberitakan bahwa seorang pria bernama JK membakar istrinya sendiri, AM, di kediaman pribadinya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).

Kasus tersebut diduga karena istri melakukan chatting dengan pria lain sehingga menyulut api kecemburuan sang suami. Emosi yang memuncak mengakibatkan sang suami membakar istrinya dengan menyiram bensin dan menyalakan api. Kebetulan suami tersebut adalah penjual bensin eceran. Sang istri yang terbakar pun berlari keluar meminta bantuan tetangganya. Nahasnya api itu sudah menyala-nyala. Sang istri akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan mengalami luka bakar sekitar 70 persen. (kompas.com, 05/12/2023)

Ketika cinta berbuah luka mendalam berujung kecemburuan yang membabi buta. Ditambah tanpa adanya iman yang menaunginya sehingga menyebabkan gelap mata. Seorang suami pun berani berbuat setega itu kepada istrinya. Miris bagi yang mendengarnya, apalagi bagi orang terdekatnya.

Memang banyak kejadian dalam naungan sistem kapitalisme ini yang berbuah petaka bagi masyarakat. Kehancuran keluarga di mana-mana. Kerusakan dan kebobrokannya menjadikan masyarakat kehilangan arah. Semua itu tidak lain akibat tatanan kehidupan yang makin hari makin rusak. 

Hal itu juga terjadi karena iman seseorang yang terus tergerus. Iman yang tak disirami dengan ilmu karena sibuk mengejar duniawi. Selalu tak puas, meskipun setiap detik dikejar, karena telah menyatu dengan sekularisme yang menjadi tumpuan hidup. Apa-apa yang dijalani dalam hidup tidak menjadikan agama sebagai patokan. Sekat pemisahan antara agama dan kehidupan inilah yang menjadikan seorang Muslim kehilangan jati dirinya. Seakan-akan mereka takut akan agamanya sendiri. Astagfirullah.

Maraknya KDRT sejatinya timbul akibat jauhnya umat dari aturan Islam yang paripurna. Tanpa Islam, umat pun bias, tidak paham aturan mana yang dibolehkan dan yang tidak diperbolehkan syarak. Padahal Islam mengatur kehidupan mulai dari bangun tidur sampai bangun negara. Sungguh, sempurna Islam yang mengatur umatnya dengan aturan yang lengkap.

Sayangnya, kejadian-kejadian kriminal kian hari kian bertambah dalam sistem yang rusak ini. Menjadikan umat kehilangan jati dirinya sebagai hamba yang menjadikan akidah Islam sebagai tumpuannya. Allah Swt. tak dijadikan sandaran, bahkan untuk beribadah kepada-Nya saja berat bahkan sulit. Padahal sejatinya Allah adalah tempat berdoa dan berserah diri.

Saat kita melakukan kewajiban beribadah kepada Allah Swt. dengan menjalankan salat lima waktu, sejatinya kita tengah membentengi diri kita dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah Swt. "Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (TQS. Al Ankabut: 45).

Tidak seperti sekarang orang yang notabene beragama Islam, tetapi enggan untuk belajar Islam. Padahal dengan belajar Islam secara kafah niscaya menjadikan keimanan individu kokoh, tak mudah melakukan perbuatan yang dilarang Allah Swt, seperti membakar istrinya dengan bensin. Naudzubillah min dzalik. 

Itulah yang dinamakan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar. Sebab, kini umat dijauhkan dari agama atau yang dikenal dengan istilah paham sekularisme. Paham ini sudah mendarah daging di tengah generasi. Harusnya kita sebagai umat yang mencintai Allah Swt. dan Rasul-Nya mulai sadar akan hakikat hidup untuk apa. Sebab, memang terciptanya manusia hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. sebagaimana firman Allah Swt. bahwa, "Jin dan manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah." (TQS. Dzariyat: 56).

Tugas manusia sebagai hamba adalah meyakini qada dan takdir Allah Swt. karena sudah paham hakikatnya hidup untuk beribadah kepada Allah Swt. Sehingga seharusnya segala aktivitas kita mengikuti aturan Allah Swt. bukan aturan manusia yang diperoleh dari hawa nafsu semata. Oleh karena itu, aturan Islamlah yang adil yang mampu menyelesaikan problematika kehidupan hingga ke akarnya. Bukan aturan buatan manusia yang tumpang tindih dan melahirkan persoalan-persoalan yang semakin rumit. Wallahualam bissawab.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan