KDRT Marak Terjadi, Bagaimana Islam Menyolusi?

🖤 Admin MKM 


Kapitalisme-sekularisme yang diterapkan saat ini memberikan kebebasan perilaku, termasuk dalam relasi antara suami dan istri. Akibatnya menghasilkan berbagai perilaku individu yang jauh dari identitasnya sebagai seorang muslim. Namun demikian, kondisi yang amat memprihatinkan ini bukanlah problem individu, melainkan sistemis yang membutuhkan solusi sistemis pula.


OPINI 


Oleh Rany SN, S.Pd.

Aktivis Muslimah 


MKM, OPINI_Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terus menggenjala. Data Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan pada tahun 2020, mencatat bahwa KDRT atau Ranah Personal masih menempati pada urutan pertama dengan jumlah 75,4% dibandingkan dengan ranah lainnya. Faktor penyebabnya pun beragam, mulai dari ekonomi, gaya hidup yang buruk, lemahnya kemampuan mengendalikan diri, adanya pihak ketiga, dan lain-lain. 

Dikutip dari detik.com (10/12/23), Seorang suami berinisial JK tega membakar istrinya berinisial AM di kediaman mereka di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Korban AM dinyatakan meninggal dunia akibat mengalami luka bakar hingga 75%. Motif pembakaran tersebut dikarenakan JK cemburu melihat korban pesan singkat dengan pria lain. 

Cermin Keluarga "Rusak"

KDRT makin marak bukan hanya di kota-kota besar, melainkan juga di desa-desa. Meningkatnya KDRT, jelas mencerminkan keluarga yang "rusak". Ketika pasangan intim atau orang terdekat menjadi pelaku kekerasan, maka termasuk relasi yang salah dalam keluarga. Relasi yang salah ini merupakan cerminan sistem kehidupan yang berlaku di masyarakat saat ini, yakni kapitalisme-sekularisme.

Kapitalisme-sekularisme yang diterapkan saat ini memberikan kebebasan perilaku, termasuk dalam relasi antara suami dan istri. Akibatnya menghasilkan berbagai perilaku individu yang jauh dari identitasnya sebagai seorang muslim. Namun demikian, kondisi yang amat memprihatinkan ini bukanlah problem individu, melainkan sistemis yang membutuhkan solusi sistemis pula.

Islam Solusi KDRT

KDRT benar-benar akan dapat dihapuskan secara tuntas bila Islam diterapkan sebagai sistem kehidupan. Hanya dengan penerapan aturan Islam akan terwujudlah keluarga sakinah, mawadah, warahmah, jauh dari pertengkaran, apalagi sampai berakhir dengan kekerasan. Setidaknya ada dua poin yang bisa dibahas terkait hal ini.

Pertama, keterikatan dengan hukum syarak. 

Setiap manusia terikat kepada hukum syarak sepanjang hidupnya di dunia. Laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban, baik sebagai sesama manusia maupun sesuai dengan kondratnya, yang kelak di akhirat akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah Swt.

Kedua, penerapan syariat Islam kafah.

Keluarga dalam Islam memiliki peran penting dalam membentuk generasi khairu ummah. Karenanya harus ada edukasi masif dan merata terhadap hukum syarak tentang keluarga yang komprehensif. Hal ini menjadi tugas negara untuk memastikan setiap keluarga memahami hal tersebut. 

Untuk mencegah KDRT dari sisi faktor beban hidup atau ekonomi, sistem ekonomi Islam akan memfokuskan laki-laki bekerja, bukan perempuan. Negara akan membuat program agar laki-laki tidak ada yang pengangguran dan menjaga fungsi perempuan tetap sebagai ummu wa rabbatul bait.

Ketika terjadi pelanggaran syariat Islam, seperti tindak kekerasan suami yang mengancam keselamatan, Islam menetapkannya sebagai tindak kejahatan (jarimah). Untuk itu, negara akan menerapkan sistem sanksi Islam akan menghukum para pelakunya dengan hukuman berat sesuai ketetapan Islam. Sanksi tersebut akan membuat pelaku jera dan mencegah siapa pun bertindak serupa. Namun, sanksi tersebut tidak akan berpengaruh bagi perekonomian keluarganya, karena negara akan menjamin penuh semua kebutuhan hidup mereka.

Demikianlah cara Islam menyolusi persoalan KDRT. Inilah solusi terbaik karena berasal dari Sang Khalik. Sudah seharusnya kita menjadikan Islam sebagai satu-satunya solusi dalam seluruh persoalan umat, bukan solusi ala gender yang sekuler, liberal ataupun solusinya lainnya. Wallahu'alam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan