Cukupkah Hanya Boikot Kurma Is*ael?
![]() |
🖤 Admin MKM |
Sepatutnya kita sadari bahwa seruan boikot tidak berhenti sebatas boikot produk kurma, makanan atau barang. Boikot harus sampai tataran ideologi yang diemban oleh Is*ael dan sekutunya. Memboikot ideologi yang membuat penjajahan di bumi Palestina terus terjadi hingga detik ini.
OPINI
Oleh Ummu Rufaida ALB
Kontributor Muslimah Kaffah Media
MKM, OPINI_Memasuki bulan ramadan, seruan untuk boikot produk yang berafiliasi terhadap Is*ael terus berkumandang di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Terutama, kurma yang menjadi salah satu kudapan khas ramadan dan diincar semua kalangan. Perusahaan kurma asal Is*ael ketar-ketir, lantaran khawatir kurmanya tidak laku di pasaran akibat boikot tersebut.
Perlu diketahui bahwa Is*ael merupakan salah satu produsen kurma terbesar di dunia, khususnya kurma Medjool. Sepertiga dari total ekspor kurma produsen Is*ael dilakukan selama bulan ramadan. Namun kali ini, mereka menghentikan kampanye iklan senilai USD 550.000 untuk mempromosikan kurma Medjool Israel. (kumparan.com, 3/3/2024)
Boikot memang bukanlah solusi untuk menghentikan agresi Is*ael atas Palestina. Tetapi, ini merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan umat muslim sedunia untuk memberikan pembelaan. Senada dengan ini, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan aksi boikot produk yang berasal dari Is*ael saja tidak cukup memberi efek jera bagi mereka. Pemerintah Indonesia dan berbagai negara di dunia harus melakukan langkah-langkah lain, yang lebih akurat untuk menghentikan penindasan yang dilakukan tentara Is*ael. (tvonenews.com, 9/3/2024)
Hingga kini, kondisi Palestina sangat memprihatinkan, agresi militer terus terjadi, pemboman terhadap warga sipil yang menunggu bantuan kemanusiaan, kurangnya bahan pangan, obat-obatan dan lainnya. Namun, datangnya bulan suci ramadan justru makin menambah girah juang dan ketakwaan muslim Palestina. Mereka tetap berpuasa, salat tarawih berjamaah, tadarus Al-Qur'an, serta melakukan ibadah-ibadah lainnya dengan suka cita, meski penuh keterbatasan dan mencekamnya ketegangan perang.
Sayangnya, negara-negara dunia hanya bisa memberikan kecaman serta mengutuk kebiadaban Is*ael. Tak dimungkiri, sebagian negara sudah memutus hubungan diplomatiknya dengan Is*ael, tetapi tidak berdampak signifikan. Solusi dua negara yang ditawarkan oleh PBB pun nyatanya tidak juga membuat Is*ael menghentikan tindakan brutalnya. Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menolong muslim Palestina, selain boikot produk Is*ael?
Sepatutnya kita sadari bahwa seruan boikot tidak berhenti sebatas boikot produk kurma, makanan atau barang. Boikot harus sampai tataran ideologi yang diemban oleh Is*ael dan sekutunya. Memboikot ideologi yang membuat penjajahan di bumi Palestina terus terjadi hingga detik ini. Pun, yang menjadikan para pemimpin negeri-negeri muslim diam tak berdaya menyaksikan pembantaian saudaranya, yaitu ideologi kapitalisme sekuler beserta derivasinya.
Ideologi kapitalisme pula, yang dahulu pernah dihembuskan ke tubuh Khilafah Turki Utsmani melalui antek-anteknya, seperti Mustafa Kemal, hingga institusi Utsmani runtuh dan digantikan menjadi negara yang berbasis republik demokrasi sekuler. Kapitalisme juga membuat kaum muslim disekat oleh paham nasionalisme yang membuat mereka terpecah belah menjadi negeri-negeri muslim yang tak berdaya. Oleh karenanya, boikot ideologi kapitalisme juga perlu dimasifkan.
Saatnya umat Islam menyadari bahwa hanya Islam yang mampu membela serta membantu Palestina melawan tentara Israel. Karena telah terbukti dalam sejarah, Islam pernah menguasai peradaban dunia hingga dua per tiga bagian. Hanya ideologi Islam yang mampu melindungi Palestina dari berbagai ancaman dan cengkraman penjajah kufur.
Islam bersumber dari wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad saw., berisi akidah serta syariat kehidupan yang sempurna dan menyeluruh. Ideologi sahih ini, harus kembali disuarakan agar bisa diterapkan sehingga Palestna bebas dari penjajahan Is*ael. Maka, keberadaan sebuah negara yang menerapakannya menjadi penting dan mendesak saat ini.
Di sisi lain, keberadaan sebuah jamaah dakwah yang berideologi Islam menjadi wasilah tersebarnya dakwah ke seluruh penjuru dunia. Perlu adanya dukungan serta partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat muslim, agar ideologi Islam kembali dijadikan kaidah dan kepemimpinan berpikir umat. Kesadaran umat akan pentingnya menerapkan syariat Islam akan memunculkan kekuatan besar, yang siap mengguncang dunia dan siap memimpin negeri-negeri muslim, bersatu melawan Is*ael dan sekutunya.
Duhai umat Muhammad, berpegang teguhlah pada ikatan ideologi Islam. Sambutlah bisyarah Rasulullah saw., akan janji kemenangan Islam dan pembebasan Palestina, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ahmad, yang artinya "... kemudian akan ada khilafah 'ala minhaji an-nubuwah."
Wallahualam bissawab
Komentar
Posting Komentar