Sikap Intelektual Muslim Zaman Now, Buah Sekularisme

 

                          🖤Admin MKM


Sistem pendidikan yang diterapkan oleh negara sangat berperan dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi muda. Sistem pendidikan tersebut harus menyatu sejak pendidikan di sekolah dasar.


OPINI


Oleh Darniati

Aktivis Dakwah dan Member AMK


MKM_OPINI,Remaja masa kini menorehkan tinta hitam yang menambah buram potret generasi muda. Mereka tak hanya menjadi pembebek, tetapi terbawa arus virus hedonis. Remaja yang seharusnya menjadi harapan bangsa untuk menuju kebangkitan Islam, justru terjerumus ke dalam lingkaran hitam sebagai fenomena gunung es.

Persoalan pemerkosaan kembali menjadi topik hangat belum lama ini. Bermula pelaku berinisial D menjemput korban untuk bermain futsal. Namun, rupanya korban justru dibawa ke gubuk. Di gubuk korban dipaksa meminum minuman keras atau miras sampai tak sadarkan diri. Korban diperkosa oleh 10 orang. Mirisnya, selama 3 hari korban dibiarkan di dalam gubuk tanpa diberi makan. Saat ditemukan keluarga, korban berada dalam kondisi mengenaskan. Para pelaku rata-rata masih memiliki usia dibawah umur. Untuk korban masih pelajar SMP, sedangkan pelaku ada yang SMP, SMA, dan dewasa. (tvonenews.com, 17/3/2024)


Krisisnya Pemuda Zaman Now

Sungguh memprihatinkan melihat kondisi remaja saat ini. Gelar intelektual sebagai tonggak peradaban bangsa tak mampu membuat mereka sadar dan menepis apa yang mereka dapatkan. Mereka makin menjadi pribadi yang ikut arus lagi represif. Katanya atas nama popularitas, ingin dicap gaul, hingga pencarian jati diri. Akibatnya membuat mereka bebas melakukan segala hal, meskipun melanggar hukum syarak ataupun norma yang berlaku di masyarakat. Bagaimana tidak, kasus kekerasan, perundungan, tawuran, maupun pemerkosaan, banyak terjadi di zaman now. Ini paling banyak menimpa dan dilakoni para remaja. 

Fenomena pemerkosaan maupun tawuran remaja faktornya muncul karena cara pandang kehidupan saat ini di pengaruhi oleh paham yang memisahkan agama dari kehidupan yaitu sekularisme-kapitalisme. Agama hanya dijadikan layaknya prasmanan yang diambil sesuai selera. Pendidikan terkungkung aturan sekularisme-kapitalisme. Remaja diarahkan harus eksis sesuai permintaan pasar. Generasi sudah rusak di tangan sistem hari ini. Nilai-nilai sekularisme-kapitalisme berperan penting sebagai penghancur.

Lihatlah media hari ini yang menjadi penghancur moral remaja. Pornografi dan pornoaksi yang disodorkan media terjadi tanpa filter. Hal ini pada akhirnya melahirkan tindakan bejat yang sering kali berujung pada kriminalitas. Kejahatan tidak tersentuh hukum. Hukum mandul dan tidak memberikan perlindungan yang aman. Sungguh mengkhawatirkan, lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi generasi bangsa, malah menjadi sarang terjadinya kriminal.

Pendidikan berpengaruh sangat besar bagi pembentukan karakter pelajar. Pendidikan pula yang melahirkan generasi emas suatu bangsa. Mirisnya, generasi saat ini bagaikan buah stroberi yang lunak. Tampak indah dan eksotis, tetapi jika ditekan mudah sekali hancur. Inilah gambaran generasi hari ini. Mudah menyerah, tertekan, dan gampang sakit hati. Akhirnya mengakhiri masalah dengan terbawa arus pergaulan bebas. 

Nah, sekarang mari melihat kembali catatan sejarah, yang mana Islam mampu melahirkan generasi-generasi hebat dambaan umat. Meski di usia belia mereka telah mampu menorehkan tinta emas dalam sejarah. Mengharumkan nama Islam, bahkan menghabiskan waktu siang dan malam untuk kepentingan Islam. Mari menengok kembali kisah para ulama, tokoh muslim hingga sahabat. Seperti Imam Syafi’i yang telah menghafal Al-Qur'an di usia lima tahun, Muhammad Al-Fatih menjadi sultan di usia 12 tahun hingga menguasai banyak bahasa. Itulah beberapa gambaran sosok hebat dalam Islam.


Islam Melahirkan Generasi Unggul

Sistem pendidikan yang diterapkan oleh negara sangat berperan dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi muda. Sistem pendidikan tersebut harus menyatu sejak pendidikan di sekolah dasar. Jika kita saksikan pendidikan di negeri ini, telah nyata bahwa pendidikan hanya diprioritaskan pada keberhasilan prestasi siswa didik pada nilai di atas kertas. Meski memiliki prestasi segudang, tetapi jauh dari pembentukan kepribadian dan akhlak terpuji. Hal ini buah dari aturan pendidikan sekuler. Maka, berharap lahirnya generasi terbaik serta ungul pada sistem sekuler-demoraksi, sungguh mustahil. 

Satu-satunya pilihan bagi kita adalah menjadikan Islam sebagai solusi terhadap setiap persoalan kehidupan. Pasalnya, hanya Islam yang memberikan perhatian besar kepada generasi sejak dini. Pada masa Islam berjaya, keluarga muslim menjadi madrasah pertama bagi putra putrinya. 

Negara, masyarakat, dan keluarga, memiliki peran yang begitu besar dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi. Selain itu, kebijakan media dalam sistem Islam akan melindungi anak-anak dari tayangan-tayangan sampah yang membuat kecanduan atau mengajarkan kekerasan dan pornoaksi.

Oleh karena itu, perlu upaya sistemis untuk menyelamatkan para remaja. Selain dibutuhkan kerja sama antarkeluarga dan masyarakat, yang tak kalah penting juga butuh peran negara. Maka, remaja harus disibukkan dengan ketaatan. Baik membaca, mendengar, atau menghafal Al-Qur’an, hadis, kitab-kitab tsaqafah para ulama, atau berdakwah di tengah-tengah umat.

Dengan begitu mereka tidak akan sibuk melakukan berbagai kemaksiatan. Dengan menyibukkan diri dalam ketaatan, waktu, umur, ilmu, harta, dan apa pun yang mereka miliki akan menjadi berkah.

Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan