DBD Mewabah, Butuh Solusi Komprehensif
![]() |
🖤Admin MKM |
Masalah mewabahnya suatu penyakit bukanlah hal biasa, melainkan masalah serius dan harus segera diselesaikan secara tuntas. Ini sangat membutuhkan kebijakan yang komprehensif. Kebijakan yang mampu memecahkan segala permasalahan dengan tuntas. Hal ini hanya akan didapatkan di dalam negara yang menerapkan sistem Islam.
OPINI
Oleh: Kharimah El-Khuluq
Member Akademi Menulis Kreatif
MKM, OPINI_Kasus demam berdarah meningkat signifikan di berbagai wilayah di Indonesia. Tidak sedikit yang terpapar demam berdarah sampai meninggal dunia. Sebagaimana yang terjadi di Jawa Barat, menurut data yang terhimpun oleh Dinas Kesehatan Pemprof Jabar terdapat 11.058 kasus sejak Januari 2024. Dari angka tersebut tercatat 96 kematian (kumparan.com, 21/03/2024).
Sedangkan data yang terhimpun di Kemenkes Ditjen P2P, terdapat hampir 16.000 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di 213 kabupaten/kota di Indonesia dengan 124 kasus kematian. Data ini tercatat per Maret 2024 dengan kasus terbanyak tercatat di Bandung Barat, Subang, Kota Kendari, Tangerang dan Lebak (kemkes.go.id, 21/03/2024).
Di Indonesia dari tahun ke tahun kasus DBD selalu meningkat. Namun upaya penanganan yang dilakukan belum dapat memutuskan rantai wabah, yang tiap tahun terus berulang. Dengan adanya kasus ini, sudah seyogyanya pemerintah mengambil langkah yang serius guna memberantas wabah DBD. Tidak hanya pemerintah saja yang memiliki peran untuk memutuskan rantai kasus DBD ini. Melainkan individu dan masyarakat harus bahu membahu dalam upaya mencegah celah masuknya penyakit DBD tersebut.
Namun sayangnya, saat ini tidak ada kerjasama yang baik dalam upaya penyelesaian permasalahan kasus DBD ini. Individu terbentuk menjadi manusia yang acuh tak acuh. Tak ubahnya negara pun berlepas tangan dalam mengurusi rakyatnya. Hal ini dilandasi oleh sistem yang diterapkan oleh negara saat ini, yaitu sistem kapitalisme-sekuler. Dalam kapitalisme, sudut pandang dalam segala aktivitas hanya tertumpu pada keuntungan atau manfaat semata.
Sehingga kapitalisme meniscayakan segala sesuatu untuk dikapitalisasi, termasuk salah satunya kesehatan itu sendiri. Ketika masyarakat ingin berobat, maka mereka akan dikenakan bayaran sesuai tarif yang ditentukan. Mereka akan mendapatkan pelayanan, sesuai dengan nominal yang mampu mereka bayar. Belum lagi fasilitas kesehatan yang tidak memadai. Ditambah wawasan masyarakat terkait upaya pencegahan penyakit yang masih minim, disertai pula tingkat kemiskinan yang turut berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Maka menjadi wajar, bila masyarakat saat ini rentan terpapar suatu penyakit, yang bahkan menghantarkan pada kematian. Ini akibat dari kelalaian negara yang melayani masyarakat dengan setengah hati. Negara wajib hadir dalam upaya menangani secara preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap masyarakat. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Imam adalah pemelihara dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR. Al-Bukhari)
Masalah mewabahnya suatu penyakit bukanlah hal biasa, melainkan masalah serius dan harus segera diselesaikan secara tuntas. Ini sangat membutuhkan kebijakan yang komprehensif. Kebijakan yang mampu memecahkan segala permasalahan dengan tuntas. Hal ini hanya akan didapatkan di dalam negara yang menerapkan sistem Islam.
Sebab, negara yang menerapkan sistem Islam tidak akan terjadi kapitalisasi, termasuk bidang kesehatan. Di dalam Islam kesehatan adalah hak seluruh warga negaranya dan diberikan secara gratis. Seperti saat ini, jika ada masyarakat yang terpapar DBD, maka negara akan memberikan pengobatan dan vaksin secara gratis. Pun fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang cukup memadai akan disediakan oleh negara, yang keseluruhan pembiayaannya akan diambil dari baitulmal.
Selain itu, untuk mencegah terpaparnya suatu penyakit, negara akan memberikan sosialisasi terkait penyakit tersebut, yakni dengan memperhatikan masalah pendidikan. Sebagus apapun sosialisasi atau penyuluhan, jika masyarakat rendah pemahaman atau tingkat pendidikannya, maka penyuluhan tidak akan membuahkan hasil. Maka negara akan mengutamakan pendidikan Islam yang terbaik bagi rakyatnya.
Negara juga akan mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan dan senantiasa bergaya hidup sehat. Walhasil, dengan kebijakan yang sedemikian runutnya, maka akan tercipta derajat kesehatan yang tinggi bagi masyarakat.
Rasulullah Saw. bersabda, “Mintalah oleh kalian kepada Allah ampunan dan kesehatan. Sesungguhnya setelah nikmat keimanan tidak ada nikmat yang lebih baik yang diberikan kepada seseorang selain nikmat sehat.” (HR. Hakim)
Oleh karena itu, agar terlepas dari belenggu kemiskinan dan kesehatan yang buruk, maka dibutuhkan sebuah negara yang menerapkan sistem Islam. Hanya itulah satu-satunya harapan dan solusi yang kita butuhkan untuk mengatasi wabah penyakit DBD ini.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar