Rupiah Melemah, Akibat Sistem Ekonomi Kapitalisme

 


                            🖤Admin MKM


Mata uang kertas menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia. Ketika nilai tukar rupiah melemah, sangat jelas berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.


OPINI 


Oleh Siti Mukaromah

Aktivis Dakwah


MKM_OPINI,Mata uang kertas menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia. Ketika nilai tukar rupiah melemah, sangat jelas berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.

Dikutip dari Kompas.com. (19/4/2024), rupiah melemah tembus Rp 16.200 per dollar AS, apa dampaknya buat kita? Seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi harga berbagai jenis di pasaran meningkat. Saat ini nilai tukar rupiah telah menembus level Rp 16.200 per dollar AS. Hal ini menjadi potensi kenaikan biaya produksi.

Ekonom Center of Reform in Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, jika pelemahan nilai tukar rupiah terjadi dalam kurun yang panjang, maka harga barang impor akan meningkat. Sebagian industri tanah air masih ketergantungan terhadap bahan baku impor. Ketika bahan baku menjadi mahal, maka akan memengaruhi perubahan dari harga pokok produksi suatu produk dari industri tersebut.

Pelaku usaha, dengan adanya kenaikan biaya produksi sebenarnya memiliki dua opsi. Yusuf menjelaskan, pertama pelaku usaha bisa tidak menaikkan harga barang, dengan konsekuensi penurunan margin keuntungan. Sayangnya, semua industri maupun lapangan usaha tidak bisa melakukan hal tersebut. Sedangkan pilihan yang kedua, ialah menaikkan harga. Langkah ini dilakukan pelaku usaha, untuk menyesuaikan biaya produksi dengan margin keuntungan yang diterima.

Yusuf menjelaskan, kenaikan harga barang di pasaran pada akhirnya memberikan efek rembetan terhadap kenaikan laju inflasi. Dalam waktu singkat di level masyarakat akan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Peluang BI (Bank Indonesia) dalam menurunkan suku bunga acuannya juga semakin kecil, apabila inflasi berlangsung lama.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah bentuk konfirmasi bahwa dunia dalam genggaman imprealisme AS. Meski ada faktor lain yang menyebabkan nilai rupiah melemah. Dominasi mata uang dollar AS sebagai mata uang internasional yang mengontrol nilai tukar mata uang negara selainnya yang sebenarnya paling berpengaruh. Jika bank sentral di Amerika menaikkan suku bunganya, tidak hanya rupiah yang melemah, pasti berimbas ke mata uang internasional.

Dollar AS saat ini mendominasi transaksi global. Kekuatan dollar AS memiliki dampak ekonomi, mampu memberikan sanksi secara ekonomi dan finansial, meminggirkan negara-negara lain dari perdagangan yang disasar. Eksistensi AS sebagai pengemban ideologi kapitalisme dan dominasi dollarnya sangat memengaruhi kondisi ekonomi global.

Indonesia sebagai negara yang hampir 90% mengimpor bahan baku untuk aktivitas dalam negeri, harus merogoh kocek lebih dalam jika melakukan impor di tengah nilai tukar rupiah yang melemah. Melonjaknya biaya produksi dan logistik, para pengusaha makanan dan minuman sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku impor. Harga barang-barang yang sampai pada konsumen, dengan kata lain pasti juga mengalami kenaikan.

Indonesia juga sebagai pengimpor minyak mentah. Jika harga minyak dunia naik, maka akan berdampak pada ongkos produksi produk energi seperti BBM dan LPG. Karena BBM dan LPG sebagai sumber energi primer untuk produk lain, hal ini akan diikuti dengan kenaikan produk-produk lainnya. 

Inflasi yang cukup besar akan mendorong penurunan daya beli masyarakat. Perkara yang sangat penting menjaga daya beli masyarakat. Karena setengahnya perekonomian Indonesia berasal dari konsumsi rumah tangga, yang mana pengeluaran barang dan jasa bertujuan untuk konsumsi. Kegiatan ekonomi bisa mandek, jika daya beli masyarakat menurun. Imbasnya pertumbuhan ekonomi akan melambat.

Biasanya solusi pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat adalah, dengan penyaluran dana bansos. Pemberian subsidi BBM di bawah harga pasar dan bantuan sosial yang dapat menggerakkan perekonomian rakyat. Jika ketergantungan Indonesia terhadap impor terus berlangsung, kondisi ini akan terus terjadi secara siklik dan dominasi dollar AS sebagai mata uang internasional masih berlanjut.

Di sisi lain, penggunaan uang kertas sebagai alat pembayaran yang sah, sejatinya sangat rentan terhadap inflasi. Sehingga nilainya akan terus turun, karena uang kertas sekarang tidak mengharuskan adanya cadangan fisik seperti halnya emas dan perak. 

Islam menetapkan sistem mata uang berbasis emas. Sehingga nilainya lebih stabil dan adil. Secara aspek ekonomi jauh lebih aman dari krisis. Emas dan perak sudah lama dipakai sebagai sistem mata uang pada masa Rasulullah saw. Sebab, emas dan perak adalah mata uang paling stabil yang pernah ada. Hingga hari ini, uang dwilogam sejak masa awal IsIam ini, tetap stabil dalam hubungannya dengan barang-barang konsumtif.

Pada masa Rasulullah saw. harga kambing adalah 1 dinar yang besar seharga 2 dinar. 1.400 tahun kemudian, harga kambing kurang lebih masih sama 1 atau 2 dinar. Pada masa Rasulullah saw. seekor ayam harganya 1dirham, 1400 tahun kemudian, kurang lebih harga ayam masih 1 dirham. Dengan demikian harga kambing dan ayam inflasinya adalah nol. Pakar ekonomi syariah Dwi Condro Triono menjelaskan, bahwa dalam sistem IsIam segala sesuatu yang digunakan sebagai mata uang harus memenuhi tiga syarat.

Pertama, sebagai penentu harga dan upah. Mata uang digunakan sebagai dasar untuk menilai suatu barang dan jasa. Kedua, mata uang dikeluarkan oleh otoritas yang bertanggung jawab menerbitkan mata uang, dan bukan badan yang tidak diketahui keberadaannya. Ketiga, mata uang harus tersebar luas dan tidak ekslusif hanya untuk sekelompok orang tertentu saja.

Jika emas digunakan sebagai mata uang resmi oleh negara, maka ketiga suara tersebut akan terpenuhi, dan bukan sekadar menjadi komoditas biasa. Negara IsIam akan menggunakan mata uang emas, yang memiliki kekuatan ekonomi. Karena mata uang emas ini, tidak akan bisa dipermainkan atau terombang-ambing nilai tukarnya oleh uang kertas mana pun. Sebaliknya, seluruh mata uang kertas dunia akan bertekuk lutut menstandarkan nilai tukarnya pada mata uang emas ini.

Penggunaan mata uang emas yang diterapkan oleh negara IsIam, menjadikan ekonomi rakyat akan berjalan stabil. Kehidupan masyarakat tenang tanpa was-was dengan krisis ekonomi atau pelemahan nilai tukar mata uang. Selama negeri ini menerapkan ideologi kapitalisme, yang sistem ekonominya berbasis ribawi, dan menggunakan uang kertas, maka kondisi melemahnya rupiah akan terus berulang. 

Demikianlah, perbedaan dari sistem ekonomi IsIam dan sistem ekonomi kapitalisme. Kondisi perekonomian yang ditopang dengan sistem ekonomi IsIam berbasis emas dan perak,  akan lebih stabil dan kuat. Beragam keunggulan baik dari aspek bahannya, jangka waktunya, nilainya dan penggunaannya. 

Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan