Rumah Terjangkau Hanya dalam Sistem Islam
🖤 Admin MKM
Dalam sistem saat ini sumber daya alam dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang bermodal besar. Perusahaan-perusahaan ini hanya mengejar keuntungan materi saja tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Karena memang mereka bukan penjamin kesejahteraan rakyatnya.
OPINI
Oleh Venni Hartiyah
Al Um Warabbatul Bayt
MKM_OPINI,Sandang pangan papan, istilah yang akrab di telinga kita. Karena merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa lepas dari manusia. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka akan ada ketimpangan dalam hidup. Karena merupakan kebutuhan jasmani manusia yang harus terpenuhi.
Di sisi lain hari ini semakin banyak gelandangan yang hidup di jalan. Luntang-lantung tidak punya rumah. Kehidupan mereka tidak terarah. Kenapa hal ini bisa terjadi? Padahal Indonesia kaya akan berbagai sumber daya alam, sebagai contoh kayu yang bisa menjadi alternatif untuk membuat rumah.
Dilansir dari CNN Indonesia (16/05/24), Bank Indonesia (BI) mencatat harga properti residensial di pasar primer melanjutnya peningkatan pada kuartal I 2024. Hal ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang mencapai 1,89 persen (yoy) pada kuartal I 2024. Angka ini, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV 2023 yang sebesar 1,74 persen.
Peningkatan IHPR tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga properti tipe kecil yang meningkat 2,41 persen. Capaian ini juga melanjutkan kenaikan harga pada kuartal IV 2023 yang sebesar 2,15 persen. BI mencatat perkembangan harga rumah tipe menengah dan besar pada kuartal I 2024 juga terindikasi masih meningkat meski tidak setinggi kuartal sebelumnya.
Harga masing-masing tipe tersebut naik sebesar 1,60 persen dan 1,53 persen, melambat dari 1,87 persen dan 1,58 persen pada kuartal sebelumnya. "Sementara itu, penjualan properti residensial tumbuh 31,16 persen, meningkat signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,37 persen, didorong peningkatan penjualan pada seluruh tipe rumah," kata Asisten Gubernur BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi, Kamis (16/5).
Peningkatan penjualan properti pada kuartal I 2024 terjadi pada seluruh tipe rumah. Peningkatan penjualan rumah tipe kecil, tipe menengah, dan tipe besar masing-masing sebesar 37,84 persen, 13,57 persen, dan 48,51 persen. Berdasarkan informasi dari responden, faktor utama yang mendorong peningkatan penjualan adalah pembukaan proyek baru yang berhasil menarik minat konsumen. Namun demikian, masih terdapat sejumlah faktor yang menghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial primer.
Hambatan itu antara lain: kenaikan harga bangunan (37,55 persen); masalah perizinan (23,7 persen); suku bunga Kredit Pemilikan Rumah atau KPR (21,43 persen); dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (17,31 persen). Hasil survei juga menunjukkan sumber pembiayaan pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal pengembang dengan pangsa 72,93 persen. Sementara dari sisi konsumen, pembelian rumah primer mayoritas dilakukan melalui skema pembiayaan KPR, dengan pangsa sebesar 76,25 persen dari total pembiayaan.
Sungguh mengerikan jika membaca artikel di atas Mana mungkin dalam sistem saat ini masyarakat miskin bisa hidup sejahtera dengan mempunyai rumah yang nyaman dan sehat? Mengingat bahan-bahan yang digunakan untuk membuat rumah mahal. Kekayaan Indonesia yang hanya dikuasai segelintir orang akan menyebabkan sumber daya alam yang seharusnya menjadi hak rakyat tidak akan didapat.
Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) pun sangat jelas bahwa sumber daya alam digunakan untuk kemakmuran rakyat. Bunyinya sebagai berikut:
"Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat."
Selain itu Rasulullah Shalallahu alayhi wa Sallam bersabda:
"Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api". (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Dalam sistem saat ini sumber daya alam dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang bermodal besar. Perusahaan-perusahaan ini hanya mengejar keuntungan materi saja tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Karena memang mereka bukan penjamin kesejahteraan rakyatnya.
Rumah mahal banyak disebabkan berbagai faktor antara lain mahalnya bahan baku untuk membangun rumah, seperti semen, pasir, batu, besi, batu bata dan sebagainya. Semua bahan baku harus dibeli rakyat tanpa bantuan pemerintah. Padahal kebutuhan rumah adalah tanggung jawab negara sebagai penjamin kebutuhan pokok rakyatnya. Negara menjamin rumah yang nyaman dan sehat bagi setiap warganya. Dalam sistem kapitalisme saat ini tidak mungkin rakyat mendapatkan rumah gratis apalagi bahan baku gratis, karena perusahaan akan menjualnya dengan harga yang mahal, disebabkan pengolahan dan mencari keuntungan.
Dalam negara Islam, negara memiliki sistem ekonomi Islam sehingga mempunyai sumber dana yang besar untuk memenuhi kebutuhan warganya. Misal menyediakan rumah gratis bagi warga yang tidak mempunyai rumah. Apabila mau membangun rumah maka negara juga akan menyediakan bahan baku yang murah karena sumber daya alam yang dikelola oleh negara dan tidak diserahkan kepada asing akan dikembalikan ke rakyat untuk kesejahteraannya.
Penerapan Islam secara kafah sangat urgen saat ini. Maka seharusnya kita selalu berjuang dalam menegakkan Islam kafah.
Wallahualam bissawab
Komentar
Posting Komentar