Tindak Asusila di Kampus, Bukti Pergaulan Makin Liberal

🖤Admin MKM

Islam sangat memperhatikan aktivitas dan interaksi antar lawan jenis. Campur baur hanya diperbolehkan dalam alasan yang syar’i seperti peradilan, muamalah, kesehatan, dan pendidikan. Islam memiliki sistem pendidikan yang dibangun atas asas akidah Islam, termasuk memahami tata pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Kemaksiatan tidak akan berani dilakukan apalagi di wilayah pendidikan.  

OPINI

Oleh Hafi J.

Aktivis Mahasiswa


MKM, OPINI_Masa muda selalu menjadi momen yang akan dikenang sepanjang masa. Belajar banyak hal, meraih mimpi setinggi mungkin, dan masih banyak lagi. Tak terkecuali asmara, perasaan menggebu-gebu yang ada di setiap remaja. Ada yang bisa mengendalikan, tetapi ada juga yang tidak. Perasaan terhadap lawan jenis yang tidak dapat dikontrol kelak akan berakibat fatal. 

Viral dua video asusila di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Diduga tindakan itu dilakukan oleh mahasiswa dari kampus tersebut. Pihak kampus menduga lokasi video berada di belakang gedung Fakultas Dakwah dan Fakultas Saintek & Fahum, kampus UINSA. (cnnindonesia.com, 17/05/2024) 

Kedua video ini membuktikan liberalisasi pergaulan makin nyata terjadi di tengah masyarakat. Terlebih hal tak terpuji itu terekam di kampus yang memiliki unsur agama Islam. Rusaknya pemikiran membuat mereka tidak peduli lagi tempat dan waktu, bahkan  sistem sanksi.

Di sisi lain, menunjukkan adanya kegagalan pembentukan kepribadian dalam sistem pendidikan. Apalagi di kampus terdapat pakta integritas yang ditujukan untuk menjaga kemuliaan dan martabat mahasiswa. Namun tampaknya sistem hukum yang diterapkan tak memberi rasa takut dalam melakukan pelanggaran.

Dalam menyikapi kasus ini, pihak kampus pun melakukan investigasi serta menyiapkan beberapa sanksi melalui komite etik. Salah satu wali dari setiap mahasiswa diikutsertakan dalam komite etik ini.  Penyelesaian yang akan diberlakukan mulai dari memberi teguran hingga dikeluarkan atau drop out. (jawapos.com, 17/05/2024)

Lekatnya slogan agent of change untuk muda mudi zaman sekarang sepertinya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pasalnya, dalam lingkungan berpendidikan saja ada yang berani berbuat hal memalukan ini. Lebih mengedepankan nafsu ketimbang akal dan logika. Mencari hak kebebasan dengan dalih tidak mengganggu aktivitas orang lain. 

Masyarakat sudah terlalu lama terlena akan pemikiran liberal. Tidak sadar bahwa paham yang ditanamkan oleh bangsa Barat merusak generasi demi generasi. Dari dulu sampai sekarang kita masih dijajah oleh pemikiran Barat. Kalau yang dulu kita kenal dengan semboyan gold, glory, dan gospel. Sekarang, mereka percantik penjajahan itu dengan paham liberte (kebebasan), egalite (keadilan), dan fraternite (persaudaraan). 

Mungkin jika diartikan secara bahasa, semboyan di atas dianggap baik bagi sebagian orang. Khususnya liberte yang mempunyai arti kebebasan. Dalam hal ini kebebasan yang dilakukan sudah sangat melampaui batas. Bebas yang mereka mau adalah tidak terikat oleh aturan apapun, sehingga bisa berbuat seenaknya. Selama tidak mengganggu kebebasan orang lain, maka sah saja bagi mereka dalam melakukan semua hal. 

Dengan terpeliharanya pemikiran liberal tersebut, dapat terlihat jelas kebobrokan zaman ini. Mulai dari suburnya LGBT hingga pergaulan bebas yang makin di luar nalar. Tidak ada batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan. Lambat laun dinormalisasi oleh masyarakat dan terjadilah zina di mana-mana. Sebab telah hilang rasa malu perempuan juga lemahnya iman laki-laki. 

Permasalahan demi permasalahan yang terpampang di negeri ini kian melelahkan. Apalagi dengan masyarakat yang mayoritas menganut agama Islam. Sangat disayangkan jika generasi yang tumbuh justru jauh dari ilmu agama. Padahal dengan Islamlah seluruh penjuru negeri ini dapat terjaga marwah dan kehormatannya. Islam dapat terwujud bila sekulerisme sirna di tengah-tengah masyarakat. Karena sesungguhnya kehidupan yang baik tidak akan bisa dipisahkan dari aturan agama. Bukan dengan kebebasan yang terbukti malah merusak setiap lapisan masyarakat. 

Islam sangat memperhatikan aktivitas dan interaksi antar lawan jenis. Campur baur hanya diperbolehkan dalam alasan yang syar’i seperti peradilan, muamalah, kesehatan, dan pendidikan. Islam memiliki sistem pendidikan yang dibangun atas asas akidah Islam, termasuk memahami tata pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Kemaksiatan tidak akan berani dilakukan apalagi di wilayah pendidikan.  

Islam memiliki tiga pilar penjaga ketaatan pada aturan Allah di manapun berada yaitu cinta, takut, dan harapan. Cinta (hubb) kepada Allah terlahir dari pribadi muslim yang selalu memelihara hubungan dengan Rabbnya. Takut (khauf) menjadikan seorang muslim selalu menjaga segala tindak dan perilakunya sesuai standar aturan Allah Swt. Sedangkan harapan (raja’) dapat menumbuhkan rasa optimis bagi insan akan ibadahnya untuk meraih rida Allah Swt. semata. Dengan demikian, iman yang tertanam di hati membuatnya senantiasa terjaga dari kemaksiatan.  

Selain mengandalkan iman, Islam juga menerapkan sanksi kepada pelaku maksiat. Sistem sanksi Islam merupakan sistem yang tegas dan menjerakan sehingga dapat mencegah pelanggaran hukum syara. Dalam Islam, zina merupakan dosa besar sehingga hukuman yang diberikan pun setimpal dengan perbuatannya. Sesuai dengan firman Allah di QS. An-Nur ayat 2 yang artinya: 

Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dera dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (melaksanakan) agama (hukum) Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Hendaklah (pelaksanaan) hukuman atas mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang mukmin."

Ibnu Katsir menafsirkan dalam bukunya "Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir" bahwa hukuman di atas berlaku pada pelaku zina yang belum menikah. Nah,  kaum muslimin yang mengaku beriman kepada Allah, wajib untuk tunduk dan patuh pada aturan-Nya. Akan tetapi sanksi di atas hanya dapat diterapkan oleh instansi berupa negara. Tujuannya tidak lain agar pelaksanaannya lebih efektif dalam lingkungan masyarakat. 

Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan