Wisata Berakhir Malapetaka, Salah Siapa?
![]() |
🖤Admin MKM |
OPINI
Oleh Tutik Haryanti
Aktivis Muslimah
MKM, OPINI_Tidak ada seorang pun yang tahu, kapan maut datang kepada dirinya. Dalam posisi apa dan sedang di mana, Allah memanggil kita untuk kembali kepada-Nya.
Tak ubahnya yang terjadi dengan siswa SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat. Siapa menyangka, bila acara perpisahan dan study tour sebagai kegiatan akhir sekolah, harus menjadi momen perpisahan untuk selamanya. Akibat dari bus yang ditumpangi mengalami kecelakaan. Kecelakaan tersebut menewaskan sebelas orang dan puluhan lainnya luka-luka.
Keterangan Kepala Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal mengatakan, "Bus sudah tidak memiliki izin angkutan. Status lulus uji berkala juga telah kadaluarsa sejak 6 Desember 2023". Selain itu dari keterangan beberapa saksi, sesaat sebelum terjadi kecelakaan, bus sudah mengalami masalah dan harus diperbaiki. Namun, bus tetap dipaksa jalan dan kecelakaan pun tak dapat dihindari. Diduga bus tersebut mengalami rem blong. (liputan 6.com, 12/05/2024)
Peristiwa kecelakaan lalu lintas, bukan hanya terjadi sekali dua kali di jalur tersebut, tetapi sudah berulang kali dan sudah banyak menelan korban. Hal yang selalu menjadi pertanyaan, mengapa kecelakaan terus berulang? Adakah solusi yang dapat dilakukan untuk menghindari berulangnya kecelakaan?
Pro-Kontra Study Tour
Study tour telah menjadi agenda tahunan banyak sekolah. Tujuan dari study tour sendiri adalah memperluas wawasan dan menjadi media pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan di luar sekolah.
Agenda ini ternyata menjadi pro dan kontra di kalangan wali murid. Bagi wali murid yang mendukung study tour, menganggap dengan study tour menjadi pengalaman dan wawasan baru bagi siswa. Study tour menjadi momen kebersamaan dengan teman-temannya sebelum berpisah untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Namun, ada wali murid yang tidak setuju dengan agenda tersebut, karena besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk biaya study tour. Jangankan untuk biaya study tour, untuk biaya kehidupan sehari-hari saja, mereka kesulitan. Jikalau ada, lebih memilih digunakan untuk biaya meneruskan pendidikan selanjutnya. Lalu bagaimana penyelesaian terbaik masalah study tour ini untuk semua pihak?
Salah Sistem Salah Tata Kelola
Apabila kondisi semua pihak baik-baik saja, pastinya tujuan baik dari agenda study tour akan sangat didukung. Namun, bila study tour justru memberatkan dan malah berakibat malapetaka, tentu saja harus dikaji lebih dalam.
Sementara faktor penyebab terjadinya malapetaka (kecelakaan) tersebut sangatlah beragam. Meskipun segala sesuatu yang terjadi sudah menjadi ketetapan Allah Swt., tetapi harus ada ikhtiar sebelumnya. Sedangkan kecelakaan yang terjadi pada SMK Lingga Kencana Depok, ada penyebab lain, seperti kelalaian pengemudi, layak tidaknya kendaraan dan kebijakan administrasi dari pemerintah. Oleh karena itu, seharusnya negara melakukan evaluasi, agar kecelakaan tidak berulang.
Evaluasi itu di antaranya yang pertama, ruas jalur yang rawan terjadi kecelakaan perlu ada pembenahan, seperti jalanan yang curam dan menikung. Selain itu, harus ada rambu-rambu lalu lintas yang memadai. Semisal, lampu penerangan jalan, marka jalan yang jelas, pagar pembatas, rambu tanda bahwa jalanan curam, licin dan sebagainya.
Sayangnya, sistem kapitalis membuka lebar jalan untuk korupsi. Tak heran, bila dana biaya perawatan dan optimalisasi jalan dikorupsi juga. Wajar, bila banyak jalan yang kondisinya memprihatinkan, dan rakyat yang harus menjadi korban. Belum lagi bila ada oknum nakal dari pihak sekolah atau lainnya yang memanfaatkan agenda study tour tersebut untuk mencari keuntungan.
Kedua, mahalnya administrasi perjalanan dan perawatan transportasi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh wali murid. Misal, mahalnya BBM yang terus naik, suku cadang kendaraan yang sulit dan mahal, tingginya biaya uji emisi berkala, mahalnya tiket masuk tempat wisata dan sebagainya.
Akhirnya untuk meringankan beban orang tua, biaya study tour ditekan seminim mungkin. Otomatis akan memengaruhi biaya untuk sewa transportasinya. Nah, agar dana tersebut cukup, tentu pihak sekolah akan mencari transportasi dengan harga yang rendah, dan kemungkinan besar kualitas bus ala kadarnya dan tidak memenuhi standar keselamatan.
Ketiga, sanksi yang tidak tegas terhadap pelanggaran. Sanksi yang diberikan oleh pemerintah tidak memberikan efek jera. Sehingga pelaku kecurangan atau oknum yang nakal masih terus bebas melenggang.
Inilah yang perlu dievaluasi dari semua pihak terkait study tour. Baik pihak sekolah, jasa transportasi dan juga pemerintah. Karut-marut yang terjadi, akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler di negeri ini, menimbulkan banyak permasalahan dalam tata kelola di setiap lini.
Sedangkan pemerintah berlepas tanggung jawab terhadap urusan rakyat. Rakyat dibiarkan mandiri menanggung beban kebutuhan hidup. Termasuk urusan study tour. Baik urusan pembiayaannya dan keselamatan transportasi publik.
Islam Solusinya
Dalam Islam, pemerintah akan bertanggung jawab dalam meriayah urusan rakyat. Dalam hal ini, pemerintah akan menjamin keselamatan rakyatnya terkait study tour. Penyediaan moda transportasi yang berkualitas dengan pengemudi yang andal, dan fasilitas infrastruktur yang aman dan nyaman menjadi hal utama. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Pemerintah juga akan memberikan kemudahan dalam kebijakan administrasi. Tanpa harus dipersulit dan berbelit. Sehingga tidak memberatkan bagi pengusaha transportasi, pihak sekolah, orang tua murid dan sebagainya. Maka, rakyat tak perlu khawatir lagi dengan mahalnya biaya untuk study tour.
Sebab Islam memiliki banyak sumber pendanaan yang dikelola oleh baitulmal yang diambil dari pengelolaan sumber daya alam secara benar.
Begitulah pemerintah dalam Islam meriayah urusan rakyat dengan tulus dan sungguh-sungguh, dengan dasar menerapkan sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan Bukhari, "Pemerintah adalah raa'in dan penanggung jawab urusan rakyatnya".
Pemerintah juga akan menjaga rakyatnya dari rasa takut dan marabahaya. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw., "Tidak ada dharar dan tidak ada membahayakan (baik diri sendiri maupun orang lain)." (HR. Ibnu Majah dan Ad-Daraquthni)
Oleh karena itu, agar tidak ada lagi kecelakaan yang terus berulang serta penderitaan rakyat yang berkepanjangan, maka pemerintah harus beralih ke sistem Islam, dengan menerapkan syariat Islam secara kafah.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar