Keluarga Berkualitas, hanya Bisa Terwujud dengan Menerapkan Islam Kafah

                           ðŸ–¤Admin MKM

Bangunan keluarga ideal, sejatinya tidak akan mampu terwujud dalam sistem hari ini (sekuler-kapitalisme). Konsep keluarga ideal, hanya akan terwujud dalam sistem Islam.


OPINI 


Oleh Eli Maryati

Aktivis Muslimah


MKM_OPINI,Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap tanggal 29 Juni. Pada 2024 memasuki tahun ke-31. Perayaan Harganas tahun ini, di selenggarakan di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (29/06/2024) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dengan tema "keluarga berkualitas menuju Indonesia emas". 

Harganas merupakan momen penting untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia, akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Kepala BKKBN, Bapak Hasto Wardoyo dalam sambutannya menekankan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, tempat bernaung untuk saling mencintai dan melindungi. Beliau juga mengajak kepada para orang tua, tokoh masyarakat, pihak pemerintah, dan swasta untuk sama-sama fokus membangun keluarga. 

Selain kepala BKKBN, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Bapak Muhadjir Effendy, mewakili Bapak Presiden RI Joko Widodo pada perayaan puncak Harganas beliau mengatakan, keluarga merupakan penentu dan kunci dari kemajuan suatu negara. Pemerintah juga saat ini, sedang bekerja keras untuk menyiapkan keluarga Indonesia yang berkualitas, dimulai sejak prenatal (masa sebelum kehamilan), masa kehamilan dan masa 1000 hari pertama kehidupan manusia. Intervensi telah dilakukan terutama kepada kaum perempuan.

Sebagai Informasi, dalam rangkaian acara Harganas 2024 digelar berbagai kegiatan yang lainnya seperti, siap nikah goes to kampus, seminar pemberdayaan masyarakat di kampung keluarga berkualitas, gerakan kembali ke meja makan (sarapan bergizi keluarga), dan kampanye satu jam tanpa gawai.

Tema yang dicanangkan dalam perayaan Harganas tahun ini, sangat bagus, sebuah cita-cita yang tinggi, yakni “keluarga berkualitas menuju Indonesia emas”. Namun faktanya, hari ini fungsi keluarga belum bisa terwujud dengan baik, yang nampak justru problem serius pada keluarga seperti, tingginya kemiskinan, stunting, KDRT, terjerat pinjol, perceraian, dan lain sebagainya.

Selain itu, definisi generasi emas yang akan diwujudkan, visi dan misinya tidak jelas. Bahkan, hanya orientasi duniawi. Peringatan Harganas hanya sekadar seremonial sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, karena berbagai hal yang kontradiktif pada kenyataannya. Jika kita cermati bersama, permasalahan keluarga di Indonesia sangatlah banyak, setiap hari terus bertambah tanpa ada solusi. Munculnya berbagai kasus dan krisis generasi, itu semua bersumber dari keluarga. Semua ini, akibat dari banyaknya kebijakan negara yang tidak sesuai syariat, sehingga mengakibatkan masalah pada keluarga.

Bangunan keluarga ideal, sejatinya tidak akan mampu terwujud dalam sistem hari ini (sekuler-kapitalisme). Konsep keluarga ideal, hanya akan terwujud dalam sistem Islam. Sebab hanya sistem Islam satu-satunya, sistem yang sahih termasuk sistem/konsep berkeluarga. Di dalam sistem Islam, akad pernikahan merupakan mitsaqan ghalidzhan (perjanjian yang kuat nan agung) tidak hanya laki-laki dan perempuan maupun keluarganya saja, tetapi perjanjiannya dengan Allah Swt.. Perjanjian suci ini, jika dipahami dengan benar akan menghantarkan terbentuknya ketahanan keluarga yang sempurna. Yaitu berdasarkan ketakwaan individu untuk meraih tujuan fitrah pernikahan, agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan.

Untuk mewujudkan keluarga yang bervisi akhirat, sejatinya membutuhkan support sistem. Di dalam sistem Islam yakni Khilafah, negara diposisikan sebagai raa'in dan junnah (penjaga dan perisai). Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya, “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’Azza wa Jalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)

Karena itu, Islam memiliki pandangan khas untuk membangun kebijakan dalam rangka menyiapkan keluarga tangguh, melahirkan generasi cemerlang, dan pembangun peradaban mulia. Maka untuk mewujudkan itu semua, dibutuhkan empat bidang, yang menjadi penyokong ketahanan keluarga yaitu, dengan penerapan sistem pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, dan sanksi.

Negara di dalam sistem Islam (Khilafah) hadir dengan berbagai program pembangunan keluarga untuk merevitalisasi 8 fungsi keluarga yaitu terlaksananya fungsi agama, sosbud, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, Islam memberi tugas kepada negara untuk menyiapkan berbagai perangkat demi mewujudkan ketahanan keluarga tersebut.

Caranya adalah dengan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh (kafah) dalam bingkai Daulah Khilafah. Bukan dengan mempertahankan sistem sekuler-kapitalis yang telah nyata menghancurkan ketahanan keluarga, dan generasi. Karena dalam sistem tersebut, telah memisahkan agama dari kehidupan. Jadi, keluarga berkualitas untuk menggapai peradaban gemilang hanya bisa terwujud dengan sistem Islam yang berlandaskan pada akidah Islam dalam naungan Daulah Khilafah.

Wallahualam bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan