Hanya Islam Kafah Penjaga Kewarasan Mahasiswa
![]() |
🖤Admin MKM |
Dalam Islam tujuan pendidikan tertinggi adalah membentuk kepribadian Islam yang kokoh, agar mahasiswa memiliki ilmu dalam menghadapi kehidupan.
OPINI
Oleh Venni Hartiyah
Aktivis Ibu Pendidik Generasi
MKM, OPINI_Ketika jiwa merasa jenuh, ketika raga terasa rapuh, dan ketika hati tidak terpaut sama Allah, setan pun menggoda iman. Diri seolah tidak punya sandaran, tidak punya kekuatan menghadapi kehidupan. Padahal, segala masalah pasti ada jalan keluar, segala hambatan pasti ada jembatan untuk menyeberang.
Allah melarang hamba-Nya berputus asa. Ampunan dan kasih sayang Allah sangat luas tidak terbatas.
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa kamu semua. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada Allah sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az-Zumar: 53-54).
Dilansir dari Kumparan.com (12/8/24), seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada meninggal bunuh diri di kamar indekosnya di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman. Pihak UGM membenarkan adanya perisitwa tersebut.
"Benar, namun mohon pemberitaannya yang kalem karena prihatin terhadap keluarga yang sedang berduka," kata Sekretaris UGM Andi Sandi melalui pesan singkat.
Lebih lanjut Andi Sandi mengatakan, mahasiswa tersebut berasal dari jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) angkatan tahun 2021. Selama ini UGM telah berusaha mencegah dan meminimalisir kasus bunuh diri mahasiswa. Usaha yang telah dan sedang dilakukan yaitu dengan melakukan screening kesehatan mental bagi semua mahasiswa ketika mereka mengisi KRS. Screening itu memberi peringatan bagi kampus, bila ada mahasiswa yang terindikasi mengalami gangguan mental, Unit Layanan Kesehatan Mental akan menanganinya.Tujuannya adalah agar universitas, fakultas, sekolah atau unit kerja dapat segera melakukan bantuan atau intervensi supaya kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Sangat menyayat hati, mendengar berita maraknya bunuh diri di kalangan mahasiswa. Mahasiswa yang seharusnya menjadikan ilmunya sebagai bekal dalam menghadapi kehidupan, kenyataannya sekarang pendidikan tinggi malah menjadikan mereka bermental lemah. Pendidikan tinggi saat ini membuat para mahasiswa tidak memiliki prinsip hidup yang kuat. Mereka tidak bisa menentukan arah berpikir yang benar, tidak mampu berpikir secara cemerlang mengenai tujuan tertinggi dalam kehidupan. Mereka merasa lelah dengan berbagai tuntutan, yang pencapaiannya berdasarkan materi semata, dan akhirnya mereka nekat membunuh dirinya. Wal iyadzubillah.
Padahal Islam melarang bunuh diri. Bunuh diri termasuk salah satu dosa besar dan azabnya neraka. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 29-30 yang artinya ;
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat kesalahan demikian dengan zalim dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."
Maraknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa tidak lepas dari sistem yang mencengkram negeri ini, yaitu Kapitalisme. Sistem ini menjauhkan agama dari kehidupan. Sistem yang pencapaiannya hanya terukur dengan materi saja. Inilah yang akan membunuh potensi mahasiswa sebagai makhluk intelektual.
Agama yang seharusnya menjadi pondasi berpikir dan bertindak dalam menjalani kehidupan malah dihilangkan, menganggap bahwa agama adalah hak masing-masing individu saja. Para mahasiswa juga sering ditakut-takuti mengenai kajian Islam kafah yang dianggap radikal. Sementara dalam perkuliahan mereka dibebani dengan berbagai macam materi, yang membuat kondisi jiwa mereka semakin rapuh, lelah, dan jenuh karena tidak pernah mendapatkan siraman rohani yang dibutuhkan.
Dalam Islam tujuan pendidikan tertinggi adalah membentuk kepribadian Islam yang kokoh, agar mahasiswa memiliki ilmu dalam menghadapi kehidupan. Dalam kitabnya, Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian Islam (Syaksiyah Islamiyah), membekali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan, dan setiap metode yang keluar dari tujuan tersebut dilarang.
Syaikh Atha bin Khalil dalam kitabnya Usus At-Taklim fii Daulah Khilafah menjelaskan, keberadaan pendidikan tinggi adalah sistematis dan terstruktur. Oleh karena itu tujuan pendidikan tinggi adalah
1. Peningkatan kualitas kepribadian Islam bagi para mahasiswa yang telah selesai dalam jenjang pendidikan sekolah. Tujuan pendidikan ini agar para mahasiswa bisa menjadi pemimpin yang memiliki kemampuan dalam memantau permasalahan-permasalahan krusial bagi umat. Oleh karena itu pendidikan tsaqofah Islam harus selalu diberikan kepada para mahasiswa secara menyeluruh tanpa memandang spesialisasinya, baik itu materi fiqih, hadits, tafsir, ushul fiqih dan lain-lain agar pola pikir dan pola sikapnya sesuai dengan Islam.
2. Membentuk himpunan para ulama yang mampu melayani kemaslahatan hidup umat, ahli merancang strategi dalam jangka panjang ataupun pendek. Makna kemaslahatan umat yaitu menjaga kelestarian hidup umat seperti tentara yang melindungi rakyat, termasuk juga memastikan terpenuhinya kebutuhan asasi dasar manusia seperti air, makanan dan tempat tinggal, keamanan dan pelayanan kesehatan. Jadi perguruan tinggi dituntut untuk melahirkan para ahli yang kompeten dalam ilmu dan praktek untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Mempersiapkan sekumpulan orang-orang yang kompeten dalam mengelola urusan umat, seperti para hakim (qadhi), para pakar fikih, dokter, insinyur, guru, penerjemah, akuntan, manajer, perawat dan lain-lain.
Islam senantiasa memberikan motivasi bagi generasi dalam mencari ilmu, agar menjadi orang yang mulia yakni manusia bertaqwa, berkepribadian Islam dan berguna untuk umat manusia. Pendidikan Islam selalu dikaitkan dengan realita kehidupan, bahwa manusia diciptakan yakni untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Sehingga mahasiswa akan selalu disibukkan dengan fastabiqul khoirot atau berlomba-lomba dalam kebaikan dengan ilmu yang dimilikinya, keputusasaan dalam menghadapi berbagai permasalahan tidak akan pernah terlintas dalam benak mereka, apalagi bunuh diri.
Betapa mulianya sistem pendidikan Islam yang mampu mencetak mahasiswa berkepribadian Islam. Namun semua itu hanya bisa terwujud jika negara menerapkan sistem Islam secara kafah.
Wallahualam bisshawab
Komentar
Posting Komentar