Himpitan Ekonomi, Mengikis Fitrah Keibuan
![]() |
🖤Admin MKM |
Sistem ekonomi saat ini nyatanya gagal memberikan jaminan kesejahteraan untuk rakyatnya. Maraknya PHK, rendahnya tingkat pendidikan, sulitnya lapangan pekerjaan, naiknya Pajak membuat ekonomi makin sulit. Ditambah lagi dengan naiknya harga bahan pokok yang kian melangit dan berimbas pada kondisi kejiwaan ibu.
OPINI
Oleh Oktiana
Aktivis Dakwah
MKM, OPINI_Sosok Ibu merupakan perempuan mulia yang rela berkorban untuk mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat dengan penuh kasih sayang. Tidak heran kalaulah pelukan dan belaiannya menjadi penenang serta penyejuk jiwa bagi sang anak. Ibu bisa menjadi pendengar yang baik dan penasehat yang baik.
Namun, ketika kita melihat fakta hari ini naluri keibuan seorang perempuan mulai terkikis. Dimana ada seorang Ibu yang tega menjual bayinya bahkan sampai membunuh darah dagingnya sendiri. Banyak faktor mengapa seorang ibu bisa melakukan hal tersebut. Salah satunya karena faktor ekonomi.
Seperti kasus yang viral saat ini, dimana seorang ibu rumah tangga berinisial SS berusia 27 tahun ditangkap karena menjual bayinya dengan harga 20 juta melalui perantara di Jalan Kuningan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara.
Wakil kepala satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Medan AKP Madya Yustadi mengatakan, kejadian berlangsung pada hari Selasa,06-08-2024. Alasan SS menjual bayinya karena kesulitan ekonomi. (Kompas.com, 14-08-2024)
Sistem Rusak Akan Menghasilkan Kerusakan
Kasus orang tua yang tega menjual anak kandungnya sendiri bukanlah kali pertama terjadi dan alasannya karena faktor ekonomi. Dengan adanya kasus ini kita belajar bahwa dalam sistem sekulerisme kapitalisme telah gagal memanusiakan manusia.
Manusia sebagai makhluk mulia yang pastinya sudah diberi akal, nyatanya lebih hina dari pada hewan. Hewan yang tidak mempunyai akal saja sangat melindungi anak-anaknya bahkan mereka mampu mempertaruhkan nyawanya untuk bisa melindungi keturunannya.
Benar memang, bahwa sistem yang rusak pasti akan menghasilkan sesuatu yang rusak juga. Dimana sistem sekuler telah berhasil merusak naluri seorang ibu. Bagaimana bisa seorang ibu tega menjual anak kandungnya sendiri dengan alasan karena himpitan ekonomi.
Sistem sekuler kapitalis berhasil menciptakan sesuatu yang batil. Manusia tidak lagi berpikir ketika ingin melakukan sesuatu sehingga tindak kriminal makin bermunculan akibat hilang kendali.
Sistem ekonomi saat ini nyatanya gagal memberikan jaminan kesejahteraan untuk rakyatnya. Maraknya PHK, rendahnya tingkat pendidikan, sulitnya lapangan pekerjaan, naiknya Pajak membuat ekonomi makin sulit. Ditambah lagi dengan naiknya harga bahan pokok yang kian melangit dan berimbas pada kondisi kejiwaan ibu.
Sistem sekuler kapitalis alih-alih ingin menjadi penjaga dan pelindung bagi ibu, nyatanya malah jadi sumber pemicu terkikisnya naluri seorang ibu. Nampaknya, mengembalikan fitrah seorang ibu dalam cengkraman sistem kapitalis sangatlah sulit. Lantas bagaimana caranya untuk bisa mengembalikan naluri seorang ibu?
Hanya Islam yang Mampu Mengembalikan Naluri Seorang Ibu
Di dalam sistem Islam, negara wajib menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai mekanisme, baik melalui santunan negara, dukungan masyarakat dan jalur nafkah. Perempuan dalam pandangan Islam ketika menjadi seorang ibu mempunyai peran yang sangat mulia. Peran mulia ini sejatinya bisa diraih ketika ibu berada dalam fitrahnya, yaitu sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya.
Mendidik anak dengan penuh penuh kasih sayang bukan dengan kebencian, sebab anak merupakan titipan Allah SWT. Karenanya ada yang mengatakan, "Ibu adalah sekolah utama (bagi anaknya). Bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik."
Sementara peran negara yang menjadikan Islam sebagai pondasi dalam kehidupan bernegara, akan menjadi perisai bagi ibu, sekaligus mencetak para ibu dan calon ibu menjadi ibu yang hebat. Tujuannya adalah supaya bisa mendidik generasinya menjadi pemimpin yang baik. Sungguh negara harus memiliki peran besar supaya bisa menciptakan lingkungan yang ramah buat para ibu, karena negaralah yang mengambil peran besar untuk mengatur dan menentukan kebijakan.
Rasulullah saw. bersabda, "Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawabannya atas yang dipimpin. Pemimpin yang memimpin rakyat banyak akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyat yang dipimpinnya." (HR. Bukhari)
Dengan adanya sistem Islam akan mewujudkan fungsi keluarga yang ideal untuk mencetak individu yang bertakwa dan mampu menjalankan fungsi serta perannya masing-masing sesuai dengan hukum syara.
Suami dan ayah mampu menjalankan perannya sebagai pencari nafkah serta mendidik istri dan membimbing anak-anaknya untuk taat pada agama. Sedangkan ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya dimana yang diharapkan adalah terciptanya generasi yang unggul.
Sungguh hanya dengan sistem Islam naluri keibuan tidak akan pernah mati karena sudah ada aturan yang mengatur sedemikian rupa sehingga fitrah seorang ibu akan tetap terjaga.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar