Fufufafa, Wajah Asli Demokrasi

 

🖤 Admin MKM 

Jika Fufufafa benar terungkap secara nyata di hadapan publik, maka bangunan dinasti politik yang dibangun dengan susah payah akan runtuh begitu saja. 

OPINI 

Oleh Elfia Prihastuti, S.Pd.

Praktisi Pendidikan 


Muslimahkaffahmedia.eu.org-Akun Kaskus Fufufafa ramai diperbincangkan di media sosial terutama X. Pasalnya akun ini banyak mengumbar keburukan dari presiden terpilih, Prabowo Subianto. Berbagai celotehan jorok, kasar, penghinaan sadis, bertebaran dalam akun ini. 


Parahnya akun tersebut diduga kuat milik wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Meski hal itu sudah dibantah oleh Gibran, akan tetapi berbagai spekulasi bermunculan. Ada yang menguatkan dengan berbagai bukti, bahwa akun busuk itu memang milik putra sulung Presiden Joko Widodo. Seperti ahli telematika, Roy Suryo, yang memastikan bahwa 99,9 milik Gibran. Ia menyodorkan bukti bahwa beberapa jejak digital akun Fufufafa menunjukkan, Chilli Pari dan Kaesang P, ketiganya terdapat saling koneksi dan berhubungan. (rmol.id, 19/9/2024)


Sementara itu, presiden terpilih Prabowo Subianto yang menjadi fokus pembicaraan dalam akun viral tersebut justru tidak merasa keberatan. Hal ini diungkapkan oleh Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Partai Gerindra, bahwa Pak Prabowo tidak terlalu pusing dengan hal tersebut. (bbc.com, 17/9/2020)


Ada Apa Di Balik Fufufafa?


Fufufafa bagai bola panas yang terus menggelinding. Akun ini menjadi ramai diperbincangkan, karena pemiliknya adalah Gibran Rakabuming Raka. Dalam perkembangannya banyak pihak berharap, dengan bergulirnya polemik Fufufafa akan menggagalkan pelantikan Gibran sebagai wakil presiden. 


Sementara pihak yang mendukung, berusaha keras melakukan pembelaan. Berbagai alasan dilontarkan untuk menggerus keburukan sang anak presiden yang diakibatkan mencuatnya Fufufafa, seperti mengungkapkan bahwa akun semisal Fufufafa sulit dilacak. Pasalnya, pada masa akun itu dibuat, siapa pun bebas membuat akun apa saja. Persyaratan mengelola akun tidak seketat hari ini. Saat ini saja, dengan persyaratan yang rumit, banyak akun-akun yang tidak bertanggung jawab.


Itulah yang terjadi, perang kepentingan telah menciptakan polemik berkepanjangan. Sejatinya jika menelisik fakta yang bergulir, mengungkap pemilik sebuah akun, tentu hal yang mudah bagi institusi berlevel negara. Sebagaimana usulan Roy Suryo misalnya, yakni dengan memanggil CEO Kaskus, Andrew Darwis dan servernya yang ada di Indonesia. Pemerintah bisa melacaknya. Menurut Roy, IG dan Facebook yang servernya di Luar Negeri saja bisa.


Pemerintah tak kunjung bertindak, terkesan membiarkan polemik ini terus bergulir. Sebab hal ini berkaitan dengan preseden buruk Jokowi dan keluarga di akhir masa jabatannya. Jika Fufufafa benar terungkap secara nyata di hadapan publik, maka bangunan dinasti politik yang dibangun dengan susah payah akan runtuh begitu saja. Padahal untuk membangun politik dinasti tersebut ada banyak rambu-rambu konstitusi yang telah ditabraknya.


Lawan politik, tentu tidak tinggal diam. Setelah berbagai cara dilakukan, selalu terganjal oleh kekuatan penguasa, inilah peluang yang diperkirakan mampu menggagalkan anak presiden naik tahta menguatkan politik dinasti. Pasalnya munculnya Fufufafa setidaknya memberikan harapan mereka menjadi nyata.


Wajah Asli Demokrasi 


Akun Fufufafa sebenarnya merupakan akun lama, sekitar tahun 2014. Katakanlah akun Fufufafa milik Gibran. Pada tahun itu merupakan tahun panas politik. Jokowi dan Prabowo berada sebagai dua kubu berlawanan dalam perebutan kursi presiden. Sementara saat ini keduanya adalah sosok berdampingan yang memenangkan pertarungan pada Pemilu 2024.


Demokrasi tidak mengenal kawan sejati, juga lawan sejati, yang ada hanyalah kepentingan sejati. Musuh bisa menjadi kawan, begitu pula sebaliknya, kawan bisa menjadi lawan. Inilah salah satu wajah demokrasi. Wajar jika presiden terpilih Prabowo tidak mau ambil pusing. 


Hal terpenting lainnya yang menjadi catatan buruk demokrasi, serangan verbal merupakan taktik retorika yang digunakan untuk menyerang lawan. Semua ini dimaksudkan untuk merendahkan sekaligus mendeskreditkan untuk melemahkan kredibilitas lawan. Seharusnya beradu program dan argumen, bukan mengobral kata-kata busuk untuk saling menjatuhkan.


Inilah wajah buruk demokrasi, yang merujuk pada berbagai aspek sistem demokrasi yang dikenal korup, tidak adil, atau tidak berfungsi sesuai harapan, penuh retorika kosong, dan perang verbal yang tidak bermutu. Akun Fufufafa merupakan contoh yang jelas permainan retorika murahan yang digunakan untuk melakukan penyerangan verbal pada lawan politiknya.


Sistem Politik Islam 


Dalam sistem demokrasi muara dari aktivitas politik adalah meraih kekuasaan. Politikus mendadak menjadi penganut paham Machiavelli, yakni menghalalkan segala cara untuk meraih kursi empuk kekuasaan. Program hanya sebatas janji manis di era kampanye. Sedangkan realisasinya bagi rakyat hanyalah sebuah penantian panjang. Kesejahteraan pun tak kunjung dirasakan.


Hal ini berbeda dengan sistem politik Islam. Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitabnya, Mafahim as Siyasiyah menyebutkan definisi politik (siyasah) dalam pandangan Islam adalah pemeliharaan urusan-urusan umat baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pemeliharaan urusan umat di dalam negeri atau politik dalam negeri dilakukan dengan cara menerapkan sistem peraturan hidup Islam. Sedangkan pemeliharaan urusan umat di luar negeri atau politik luar negeri dilakukan dengan cara membentuk hubungan dengan negara-negara lain dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia.


Dalam Islam kedaulatan di tangan syarak dan kekuasaan di tangan umat atau rakyat. Artinya, yang menentukan baik dan buruk atau peraturan hidup adalah syarak dan yang berkuasa menjalankan aturan main itu adalah rakyat. Seorang pemimpin dalam Islam mempunyai visi akhirat yang kelak dipertanggungjawabkan di yaumil hisab. 


Sebagaimana hadis Rasulullah saw. yang berbunyi, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Sungguh menjadi pemimpin yang amanah dalam Islam mempunyai konsekuensi yang amat berat. Pertanggungjawabannya tidak hanya pada rakyat yang dipimpinnya, seringkali mengelabui rakyat merupakan cara agar dapat lari dari tanggung jawab. Namun seluruh aktivitas kepemimpinannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. sedang siksa Allah sangatlah pedih.


Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan