Himpitan Ekonomi Mematikan Naluri Keibuan

 

🖤 Admin MKM 



Sementara itu fitrah seorang ibu semakin hari semakin tergerus oleh zaman yang serba bebas. 

OPINI 

Oleh Ummu sumayyah

 Aktivis Muslimah


Muslimahkaffahmedia.eu.org-Kondisi saat ini hampir semua orang tua merasakan kesulitan ekonomi, sehingga terdorong  berbuat kriminal atau kejahatan. Misalnya seorang Ibu berinisial SS menjual anak kandungnya dua puluh juta rupiah. Hal tersebut terjadi di jalan Kuningan, Kecamatan Medan Area Kota Medan Sumatera Utara. Ibu ini mengakui bahwa menjual bayinya  karena dorongan ekonomi sulit sehingga tidak mau membesarkan dan menyengsarakan anaknya. 


Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan Ajun komisaris Madya Yustadi mengatakan, kasus ini awalnya dari masyarakat bahwa berencana transaksi bayi yang baru dilahirkan seorang ibu di rumah sakit kecamatan Percutsertuan. 

(Tempo.id 16/08/2024).


Ketika melihat kasus di atas sungguh miris Sebagai Ibu yang mengandung selama 9 bulan lamanya, ketika sudah di keluarkan malah dijual. Dimana hati nurani seorang ibu yang seharusnya mengurus dan melindungi? Himpitan ekonomi ternyata berdampak hingga mematikan manusia. 


Di sisi lain, harga pokok di pasar terus meroket seperti beras, telor, minyak, dan lain-lain. Sedangkan lapangan pekerjaan sangat sulit bagi para suami.


Sementara itu fitrah seorang ibu semakin hari semakin tergerus oleh zaman yang serba bebas. Kehidupan hedonis selalu melekat kepada dunia perempuan, khususnya seorang ibu. Sangat erat sekali dengan sistem ekonomi yang ada saat ini, terlihat jelas dari kasus ini terus berulang dan terjadi di berbagai daerah.Tidak hanya sekali dua kali terjadi hal yang serupa. Sungguh sangat miris.


Semua ini, menggambarkan gagalnya sistem pendidikan dalam membentuk karakter pribadi yang bertakwa. Kita bisa melihat dari ketidakkonsistennya dalam kurikulum sekolah. Sehingga pendidikan ini mau dibawa ke arah mana? Sangat tidak jelas tujuan dari pendidikan itu, tidak fokus kepada pembentukan karakter individu yang bertakwa, tetapi lebih mengarahkan seseorang kepada jiwa materialistik.


Berbeda dengan sistem Islam yang menjamin kebutuhan hidup rakyatnya karena negara sebagai raa'in bertanggung jawab untuk menyejahterakan rakyatnya. Islam menjamin semua kebutuhan sandang, pangan, papan, dengan mengelola sumber daya alam yang amanah sesuai dengan hukum syariat. Syariat Islam mampu menjaga fitrah seorang ibu, kesehatan dan akalnya terjaga dengan baik. Selain itu  tekanan hidup itu bisa dihilangkan manakala kebijakan negara selalu kepada kepentingan masyarakatnya bahkan dijadikan prioritas utama.


Islam Memuliakan Para Ibu


Gambaran kondisi seorang ibu saat ini sungguh sangat berbeda dengan waktu Islam berjaya. Peran ibu dihargai dan dimuliakan. Karena mengingat beban seorang ibu ketika hamil sampai melahirkan membutuhkan perjuangan dan kesabaran.

Allah Swt berfirman.' 

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah -tambah dan menyapihnya dalam usia 2 tahun, Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada orang tua mu, Hanya kepada Aku kembalimu." (QS Luqman:14)


Begitu mulianya posisi ibu dalam pandangan Islam. Sampai kehormatannya harus dijaga. 


Sistem Islam sebagai perisai yang melindungi seorang ibu dari berbagai kesulitan memberikan edukasi melalui berbagi cara di antaranya:


1. Sebagai ibu harus paham dengan amanahnya sebagai ummun wa rabbatul bait harus bisa menjalankan sebaik mungkin.

2. Para suami harus mengetahui tanggung jawabnya sebagai ayah dengan menjaga kehormatan kaum perempuan yang ada dalam perwaliannya.

3. Masyarakat akan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, ketika melihat pelanggaran hukum syarak baik yang menimpa kepada anak dan perempuan.

4. Kaum perempuan tidak tidak diwajibkan 

5. Khilafah akan menerapkan sanksi takzir kepada para suami yang tidak mau menafkahi keluarganya padahal ia mampu.

6. Jika seorang ibu tidak ada yang memberikan nafkah maka negaralah yang wajib menafkahinya.

7. Khilafah akan mengerahkan para penjaga keamanan seperti syurthah (polisi) bahkan pasukan untuk memastikan bahwa kaum perempuan tidak ada yang mengganggu.


Begitu perhatikannya sistem Islam terhadap perempuan, sehingga negara memberikan keamanan yang ketat terhadapnya, tidak hanya itu tapi khilafah juga memberikan santunan kepada masyarakat fakir miskin. Seperti halnya kisah Khalifah Umar bin Khatab ra, yang memanggul sekarang gandum untuk seorang ibu yang merebus batu, 


Kisah ini menggambarkan perhatian Khalifah kepada nasib seorang ibu. Oleh karena itu, hanya dengan Islam kaffah kesejahteraan dan kemuliaan seorang ibu akan terwujud.


wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan