Hari Santri
Fakta santri saat ini jauh dari karakter yang seharusnya. Pemberitaan di media cukup menyesakkan dada. Ada kasus perzinahan, pembullyan, dan pembunuhan.
Story Telling
Oleh Irma Hidayati, S.Pd.
Pegiat Dakwah
Muslimahkaffahmedia.eu.org-Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Pada tahun ini, bersamaan dengan tahun pilkada. Pemerintah desa Leces, Probolinggo menyelenggarakan pawai budaya untuk memeriahkan hari santri. Tepatnya pada Minggu, 20 Oktober jam 14.00 WIB dilaksanakan pawai budaya kearifan lokal. Setelah salat duhur, para peserta pawai melakukan persiapan. Mulai iring-iringan mobil, para santri, bapak, dan ibu berbaris rapi. Tiba-tiba mendung menyeruak, tak lama kemudian turun hujan lebat. Otomatis barisan pawai bubar mencari tempat berteduh. Kurang lebih tiga puluh menit hujan deras berlangsung. Setelah reda peserta mulai berbaris kembali.
Acara dibuka oleh bapak camat. Beliau senang dengan adanya acara seperti ini. "Kearifan lokal patut dilestarikan. Berharap acara ini bisa diselenggarakan tiap tahun dan diikuti oleh desa-desa lainnya supaya lebih semarak", imbuhnya.
Selanjutnya Bapak Kepala Desa, Zaenal Arifin, menyampaikan bahwa beliau sengaja mengadakan arak-arakan pawai budaya. Masyarakat menyambut dengan antusias. Harapannya setiap tahun bisa mengadakan pawai. Tujuan acara ini agar menambah keberkahan bagi para santri. (iNewsProbolinggo.id, 21/10/2024).
Setelah diberi aba-aba hitungan, maka arak-arakan pawai budaya mulai bergerak. Ada tampilan mobil hias, kreasi baju dari plastik, dll. Masyarakat sekitar sudah menunggu pawai budaya di sepanjang jalan. Cukup membuat warga sekitar terkejut ketika melihat sosok hantu, tuyul, dan setan. Iring-iringan selanjutnya, ada sekelompok ibu-ibu yang menari. Anehnya seragam yang digunakan adalah kaos bergambar salah satu paslon bupati. Rupanya ada penumpang gelap yang menunggangi acara pawai budaya ini. Astaghfirullah.
Di dunia politik saat ini, sah-sah saja jika menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Termasuk kampanye terselubung dan pemberian money politik kepada warga sebagai tambahan biaya pawai.
Tema Hari Santri Nasional kali ini bertajuk Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan. Latarbelakang ditetapkan Hari Santri Nasional adalah sebagai pengingat para santri dahulu berjuang melawan penjajah. Semangat mereka harus kita contoh dalam berjuang melawan kebodohan dan kemungkaran. Jangan sekadar pesta seremonial belaka.
Dengan tema tersebut para santri wajib melanjutkan perjuangan dengan semangat keberanian dan nilai-nilai luhur. Mengembalikan karakter santri sebagai tonggak perubahan, pelopor kebaikan, dan penerus para ulama. Santri yang siap meninggalkan kemaksiatan demi meraih rida Allah. Ini semua bisa terwujud ketika keimanan tertancap kuat dalam dada.
Fakta santri saat ini jauh dari karakter yang seharusnya. Pemberitaan di media cukup menyesakkan dada. Ada kasus perzinahan, pembullyan, dan pembunuhan. Semua itu dilakukan di lingkungan pesantren. Miris, di lembaga pendidikan Islam banyak terjadi kriminalitas.
Banyak penyebab mengapa semua itu bisa terjadi. Jika dulu bangsa ini dijajah Belanda secara fisik, maka sekarang kita dijajah melalui pemikiran. Mulai dari ide kebebasan, pluralisme, sinkretisme, HAM, dan sekularisme. Penyebab pertama dari sisi internal santri. Ketika mempelajari tsaqofah Islam hanya sekadar teori semata, tidak ada kewajiban untuk mengamalkannya sehingga hukum syariat Islam cukup diketahui tanpa wajib dilaksanakan. Tidak adanya kesadaran yang muncul untuk menerapkan sistem Islam oleh negara.
Seharusnya lembaga ini mendidik santri menjadi orang yang paham agama. Baik secara pemikiran maupun akhlaknya. Mengkader santri menjadi penerus nabi sebagai dai menjalankan amar makruf nahi mungkar. Menjadikan surga sebagai cita-citanya dan memperjuangkan tegaknya hukum Islam di tengah kaum muslim.
Dengan diperingati Hari Santri Nasional maka, selayaknya para santri kembali berjuang untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya berdakwah pada kebenaran. Oleh karena itu, Hari Santri semestinya menjadi semangat untuk kebangkitan Islam. Santri harus berada di garis terdepan untuk mengubah sistem dan pemimpin yang tidak Islami. Beralih kepada sistem warisan Nabi Muhammad saw. Merekalah agen perubahan, penyeru kebaikan, penerus ulama demi meraih rida Allah.
Wallahualam bissawab.
#HappyNulis10Hari
#KelasAlumniAMK
#PenulisHebatAMK
Komentar
Posting Komentar