Belajar dari Kesalahan
Motivasi
Oleh Rosmita
Aktivis Muslimah
Muslimahkaffahmedia.eu.org-Tidak ada seorang manusia pun yang luput dari salah dan dosa. Karena manusia tempatnya salah dan lupa (al insaanu makaanul khatha wan nisyaan). Orang yang baik bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi orang yang mau belajar dari kesalahan sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Nabi pun pernah melakukan kesalahan. Hanya saja karena maksum (terjaga dari dosa), maka ketika melakukan kesalahan Allah langsung menegurnya, lalu dia bertaubat dan Allah mengampuni dosanya. Contohnya, ketika Nabi Adam a.s. dan istrinya Hawa memakan buah khuldi, langsung Allah tanggalkan pakaian mereka. Saat itulah Nabi Adam a.s. menyadari kesalahannya, lalu dia bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Swt. Doa Nabi Adam a.s. saat bertaubat kepada Allah:
"Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa in lam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin."
Artinya, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al A'raaf: 23)
Begitu pula saat Nabi Yunus a.s. merasa putus asa karena tidak bisa mendakwahi kaumnya, lalu dia meninggalkan kaumnya. Allah Swt. menegur Yunus a.s. dengan cara dimakan Ikan paus. Lalu Nabi Yunus a.s. sadar akan kesalahannya. Kemudian ia berdoa dan memohon ampun kepada Allah Swt. di dalam perut ikan paus. Allah pun mengampuninya dan menyelamatkannya. Doa Nabi Yunus a.s. saat berada di perut ikan paus:
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minaz-zaalimiin.
Artinya: "Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim." (QS. Al Anbiya': 87-88)
Jadi siapa pun orangnya selama dia adalah manusia, pasti pernah melakukan kesalahan. Hanya para malaikat yang tidak pernah salah, karena mereka memang Allah Swt. ciptakan untuk taat.
Masalahnya bukan pernah atau tidak pernah melakukan kesalahan. Namun, bagaimana sikap kita ketika melakukan kesalahan. Apakah kita akan bersikap seperti para nabi yang ketika melakukan kesalahan, cepat-cepat bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah Swt? Atau kita bersikap seperti iblis yang sudah tahu salah, tetapi enggan mengakuinya dan enggan memohon ampunan?
Ketika iblis disuruh bersujud kepada Nabi Adam a.s., dia menolak karena merasa dirinya lebih baik dari Adam a.s. karena Allah Swt. menciptakannya dari api, sedangkan Adam a.s. dari tanah. Ketika Allah Swt. mengusir iblis dari surga, dia dengan kesombongannya malah menantang Allah Swt. dengan meminta tangguh sampai hari kiamat dan berjanji akan menyesatkan anak cucu Adam. (QS. Al Hijr: 36-40)
Inilah yang membuat Allah Swt. marah dan murka kepada iblis. Na'udzubillah min dzalik.
Oleh karena itu, jika kita sudah terlanjur melakukan kesalahan, bertaubatlah. Jangan sampai kita malah larut dengan kesalahan. Kita menganggap bahwa hidup kita masih lama di dunia, jadi nanti saja taubatnya. Sementara itu, kita tidak pernah tahu kapan ajal akan datang menghampiri karena kematian itu datangnya tiba-tiba, tidak memandang muda atau tua, sehat atau sakit. Jika kematian itu datang, kita tidak bisa memundurkannya walau sekejap. Jangan sampai kita menyesal di akhirat kelak karena belum sempat bertaubat.
Namun, bagaimana jika kita tidak sengaja melakukan kesalahan? Nabi Muhammad saw. bersabda, "Dihapus dosa dari umatku tiga hal kesalahan yang tidak disengaja, lupa dan keterpaksaan." (HR. Ibnu Majah dan Hakim)
Tiga hal yang dimaksud dalam hadis di atas adalah kesalahan yang kita lakukan kepada Allah Swt. secara tidak sengaja. Adapun kesalahan yang kita lakukan dengan sengaja, jika itu dosa kecil, cukup dengan istigfar. Namun, bila dosa besar, kita harus taubat dengan taubat nasuha.
Namun, jika kesalahan yang kita lakukan berkaitan dengan sesama manusia, seperti mencuri harta milik orang lain, tidak cukup hanya dengan istigfar dan taubat. Hal itu karena manusia tidak maha pemaaf seperti Allah Swt. Oleh karena itu, kita harus meminta maaf dan mengganti kerugian orang tersebut.
Agar kita tidak mengikuti langkah-langkah setan dan terus mengulang-ulang kesalahan ada beberapa tips:
Jadikan Al Qur'an sebagai pedoman.
Karena manusia tempatnya salah dan lupa, maka Allah Swt. turunkan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Di dalam Al Qur'an terdapat aturan sebagai petunjuk manusia dalam menjalani kehidupan. Ada perintah yang wajib kita kerjakan dan larangan yang harus kita tinggalkan. Al Qur'an juga berisi kisah-kisah orang terdahulu agar kita bisa mengambil pelajaran dan tidak melakukan kesalahan yang serupa.
Jadikan Rasulullah sebagai panutan.
Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. agar menjadi panutan bagi manusia. Rasulullah saw. memberi contoh nyata bagaimana seharusnya hidup ini dijalankan. Dalam hal ibadah, muamalah hingga bernegara kita wajib mengikuti Rasulullah saw. Dengan menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan, maka kita tidak akan tersesat dan salah jalan.
Jadikan orang-orang saleh/salihah sebagai kawan.
Jika kamu mempunyai kawan yang mengajakmu taat, peganglah tangannya erat-erat. Teman yang saleh/salihah akan membantu kita untuk tetap istikamah di jalan Allah Swt. Dia akan selalu mendukung kebaikan, mengingatkan kita dari kesalahan, dan menguatkan kita saat sedang lemah iman.
Jika semua ini kita lakukan, kita akan terhindar dari kesalahan dan hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar