Menggapai Samara


Menikah adalah ibadah terpanjang karena waktunya lama, bahkan bisa seumur hidup kita. 


Motivasi


Oleh Rosmita

Aktivis Muslimah 


Muslimahkaffahmedia.eu.org-Memiliki keluarga yang sakinah mawaddah war-rahmah merupakan dambaan setiap pasangan suami istri. Ketika menikah tentu harapannya adalah bisa hidup bahagia bersama dengan pasangan kita. Namun, ternyata memang tidak mudah menyatukan dua kepala dengan latar belakang yang berbeda. Setiap orang memiliki karakter, hobi, dan kebiasaan yang berbeda. Inilah seninya berumah tangga, menyatukan dua orang yang memang tidak sama. Dengan adanya perbedaan itulah, suami istri bisa saling melengkapi satu sama lain. 


Menikah adalah ibadah terpanjang karena waktunya lama, bahkan bisa seumur hidup kita. Karena itu, wajar bila menikah dianggap menggenapkan separuh agama. Semua yang dilakukan dalam pernikahan bernilai ibadah. Suami menafkahi istri dan anak-anaknya, bernilai ibadah. Istri melayani suami, bernilai ibadah. Suami istri merawat dan mendidik anak-anak, bernilai ibadah, dst. 


Memang tidak mudah menjalani biduk rumah tangga. Ibarat seorang nakhoda yang mengemudikan kapal mengarungi samudra. Pasti ada angin dan badai yang akan menerjang. Namun, bagaimana caranya agar kapal ini tidak karam dan sampai pada tujuan? Di sinilah sang nakhoda dan navigatornya berperan, saling bekerja sama agar kapal ini tetap tenang.


Suami berperan sebagai nakhoda yang mengarahkan ke mana kapal akan bermuara. Istri berperan sebagai navigator yang memberi masukan-masukan agar kapal terhindar dari bahaya. Dengan demikian, diperlukan kerja sama dan komunikasi yang baik antara nakhoda dan navigatornya. Begitu pula dengan rumah tangga. 


Kiat-Kiat Menggapai Samara:


1. Saling menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. Tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah. Begitu pula dengan pasangan kita. Jika kita bisa menerima kelebihan pasangan kita, kita juga harus bisa menerima kekurangannya. Hargailah kelebihannya dan maafkan kekurangannya. Jadilah suami istri yang saling melengkapi. 


2. Saling memahami hak dan kewajiban masing-masing. Suami atau istri sama-sama memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Karena itu, jangan hanya menuntut hak saja sebelum menunaikan kewajiban. Jika suami istri saling memenuhi kewajibannya, rumah tangga akan berjalan harmonis. 


3. Menjalin komunikasi yang baik. Hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara suami istri dapat meningkatkan keharmonisan dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan. Sedangkan komunikasi yang buruk dapat menimbulkan kesalahpahaman dan pertengkaran. 


4. Saling menjaga aib. Ketika ada permasalahan dalam rumah tangga, selesaikanlah berdua. Ketika ada hal-hal yang tidak kita suka dari pasangan kita, bicarakan berdua. Jangan pernah mengumbar aib rumah tangga ke orang lain, baik orang tua, teman apalagi sosial media. Karena hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, malah memperkeruhnya. Jadilah pakaian bagi pasangan kita, layaknya pakaian yang menutup aurat, maka tutuplah aib pasangan kita. 


5. Mendekatkan diri kepada Allah. Gambaran hubungan suami istri dan Allah itu seperti segitiga. Makin dekat dengan Allah, maka makin dekat hubungan suami istri tersebut. Makin jauh dari Allah, maka makin renggang hubungan suami istri. Namun, bagaimana jika yang mendekat kepada Allah hanya satu orang saja, misalnya suami saja atau istri saja? Jika demikian, maka tidak akan bisa menyatukan dua orang tersebut. Banyak contohnya, ketika salah satu pasangan yang hijrah dan yang satunya tidak, akhirnya mereka berpisah. Hal ini karena susah menyatukan dua orang yang berjalan di jalan yang berbeda.


6. Berdoa agar menjadi keluarga Samara. Allah yang membolak-balikkan hati manusia, maka mintalah kepada Allah agar hati kita cenderung pada pasangan kita, begitu pula sebaliknya. Doakan pasangan dan anak-anak kita agar menjadi penyejuk mata dan hati kita. 


Rabbanaa hablanaa min azwajinaa wa zurriyatinaa qurrota a'yun waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa. 


"Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74) 


Semoga Allah merahmati rumah tangga kita, menjadikan keluarga kita keluarga yang sakinah mawaddah war-rahmah, menjadikan anak-anak kita anak-anak yang saleh dan salihah sehingga kita bisa bersama-sama di dunia bahkan sampai ke surga. Aamiin ....


Jakarta, 1 November 2024


#HappyMenulis10Hari

#KelasAlumniAMK

#PenulisHebatAMK

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan