Beauty Behind the Knife
Sekarang ini, manusia menjadikan fisik sebagai tolak ukur segalanya.
OPINI
Oleh Dias Paramita
Aktivis Muslimah
Muslimahkaffahmedia.eu.org-Cantik itu kalau kulit putih, hidung mancung, mata sipit, lesung pipi, gigi gingsul, kurus, tinggi semampai, rambut hitam legam, dan deskripsi lainnya. Namun, inilah standar yang dimiliki oleh masyarakat saat ini, termasuk para muslimah. Tidak aneh jika Indonesia menduduki peringkat ke-82 dari negara di dunia yang paling banyak melakukan operasi plastik dengan perbandingan per kapita 0,564 setiap 1.000 orang. (dataindonesia.id, 20-5-2024)
Dr. Vania, spesialis bedah plastik mengungkapkan bahwa orang Indonesia melakukan operasi plastik untuk kepentingan estetika atau meningkatkan rasa percaya diri, seperti operasi hidung agar lebih mancung dan implan payudara. Selain itu, beberapa pasien datang untuk mengembalikan fungsi jaringan tubuh pasca melahirkan dengan treatment di bagian perut dan vagina. (liputan6.com, 24-2-2024)
Cantik tetapi Kelam
Sekarang ini, manusia menjadikan fisik sebagai tolak ukur segalanya. Hal itu disebabkan karena mayoritas mengidolakan ‘Barat’, Cina, Korea yang hakikatnya jauh dari kata idola sejati. Mereka mencontoh penampilan idola yang realitasnya tidak sesuai syariat Islam.
Model berpakaian minim, pergaulan bebas, tato, representasi diri dari bentuk tubuh dan wajah yang menjadikan mereka mendengarkan bisikan setan untuk mengubah ciptaan-Nya. Mereka lupa bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya. (At-Tiin [95]: 4)
Memang seperti itulah sekularisme yang memisahkan kehidupan dari aturan Allah Swt. Paham kebebasan dan klaim feminisme my body is my authority sepenuhnya telah melenyapkan akidah muslimah. Pura-pura melupa bahwa dirinya adalah makhluk yang tidak sedikit pun berhak untuk mengubahnya.
Selain itu, sistem kapitalisme yang materialistis mengeksploitasi manusia, khususnya perempuan. Mereka akan menjadi brand ambassador produk industri makeup dan skincare. Saat mendaftar kuliah atau melamar kerja pun mensyaratkan spesifikasi berpenampilan menarik.
Mirisnya, untuk mendapatkan posisi duniawi itu, sebagian besar muslimah rela melanggar hukum syarak. Tidak hanya melepas kerudung atau gamisnya, tetapi juga mengekspos seluruh kulit tubuhnya untuk dijadikan sebagai media promosi produk kecantikan, yang mana tentu akan memicu syahwat. Kondisi semacam inilah yang menyebabkan angka kekerasan seksual juga makin merajalela karena merusak moral.
Di samping itu, tidak dapat dimungkiri bahwa tuntutan kehidupan ekonomi di sistem kapitalisme sekarang ini memaksa kaum hawa untuk turut keluar rumah, mencari sumber penghidupan dengan berbagai cara. Mereka harus berhadapan dengan situasi tidak aman dari tindakan kriminal yang mengintai. Pada akhirnya, tidak sedikit dari mereka yang mengalami KDRT akibat perselingkuhan dan gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh tanggungan beban ganda.
Islam Memuliakan Seorang Perempuan
Hukum operasi plastik dalam Islam adalah mubah (boleh). Operasi plastik diperbolehkan untuk memperbaiki cacat bawaan yang dapat memengaruhi kesehatan, misalnya bibir sumbing dan pemulihan luka bakar. Namun, haram apabila ditujukan untuk mengubah ciptaan-Nya tanpa alasan medis yang mendesak.
Dalam Islam, perempuan dinilai bukan karena kecantikan fisiknya, tapi ketaatannya dalam menjalankan hukum syarak. As-Sya’rani mengutip dari Hayyan bin Abu Jabalah ra., bahwa sesungguhnya perempuan dunia yang masuk surga kecantikan dan derajatnya melebihi bidadari karena amal ibadahnya selama di dunia.
Selain itu, kemuliaan perempuan juga ditunjukkan melalui perannya. HR. Bukhari dan Muslim menyampaikan bahwa Rasulullah memerintahkan kita untuk berbakti kepada ibu tiga kali lebih besar dibandingkan kepada ayah. Hal tersebut dikarenakan seorang ibu melewati banyak rintangan selama mengandung, melahirkan, menyusui, hingga merawat anak.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Terjemahan: "Seseorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi menjawab, 'Kemudian ayahmu.'"
Islam juga tidak mewajibkan perempuan untuk mencari nafkah. Tanggung jawab menghidupinya terletak pada ayah atau suami. Sementara itu, kehidupan seorang janda dan keluarganya akan dibiayai oleh negara yang menerapkan sistem Islam.
Oleh karena itu, jadikanlah kecantikan sosok idola muslim sesungguhnya untuk meningkatkan ketakwaan. Contohnya adalah Aisyah binti Abu Bakar yang dijuluki Humaira oleh Rasulullah saw. Beliau adalah intelektual muslimah yang meriwayatkan ribuan hadis. Pun, Al Khansa binti Amr yang dijuluki ibu para mujahid. Beliau merelakan keempat anaknya syahid di perang Qadisiyah.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar