Bencana Melanda Negeri, Saatnya Muhasabah Diri

 


Bencana yang terjadi datangnya dari Sang Pencipta karena murka atas perbuatan dosa yang lakukan hamba-Nya.

OPINI 

Oleh Rina Ummu Meta

Pegiat Literasi


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI-"Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan

Melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga 

Dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan 

Bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang"


Lirik di atas adalah penggalan dari lagu yang berjudul Berita Untuk Kawan, diciptakan dan dinyanyikan oleh Ebiet G Ade, seorang musisi yang kondang di tahun 1970 an. Lagu berirama lembut tapi memiliki makna yang mendalam yaitu menceritakan tentang kondisi pasca kejadian bencana alam. Bahwa bencana yang terjadi datangnya dari Sang Pencipta karena murka atas perbuatan dosa yang lakukan hamba-Nya.


Di musim penghujan akhir tahun ini, banyak terjadi bencana alam di mana-mana. Salah satunya bencana alam yang melanda Sukabumi. Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi selama dua hari berturut-turut mengakibatkan puluhan rumah warga dikepung banjir. Sungai Cimandiri pun meluap akibat curah hujan yang tinggi sehingga merendam puluhan rumah di Kampung Mariuk RT 01, RW 01, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi.


Dalam musibah itu sebanyak 10 orang korban meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam pencarian oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Ada sebanyak 328 titik bencana yang tersebar di 39 kecamatan menurut data BPBD hingga Sabtu (7/12/2024). Kepala Pelaksanaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, mengungkapkan, tiap kecamatan mengalami jenis bencana yang berbeda-beda yaitu tanah longsor, banjir, angin kencang, dan pergerakan tanah (detikjabar.com, 8/12/2024) 


Setiap musibah/bencana pasti menyebabkan penderitaan dan nestapa. Di antaranya mengakibatkan korban jiwa, kerugian materi, kerusakan rumah, bangunan dan infrastruktur fasilitas umum, kehilangan matapencaharian dan lain sebagainya. Selain itu juga meninggalkan trauma yang mendalam pasca bencana khususnya pada anak-anak. 


Selain karena faktor alam yang sudah tua umurnya, bencana alam juga terjadi karena ulah perbuatan tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan secara brutal dan tidak memedulikan aturan dan kelestarian alam membuat keseimbangan alam menjadi rusak dan menyebabkan bencana alam.


Seperti tragedi longsor dan gempa bumi di kawasan pertambangan yang disebabkan adanya aktivitas pertambangan ilegal. Sementara itu perilaku buang sampah sembarangan, penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul dan pembangunan di area resapan air dapat menyebabkan bencana banjir. Semua itu akibat dari ulah manusia. 


Sebagaimana firman Allah Swt., "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar Rum : 41)


Selain itu, bencana alam juga dapat terjadi karena murka Allah kepada manusia yang tidak tunduk pada aturan-Nya. Kemaksiatan dilakukan secara terang-terangan bahkan tanpa ada rasa takut dan malu. Seperti zina dan riba sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa bahkan dilegalkan oleh negara. 


Dalam sebuah hadis Rasulullah saw., telah memperingatkan manusia "Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri." (HR. Al Hakim, Al Baihaqi dan Ath Thabrani)


Hadis di atas menjelaskan bahwa perbuatan maksiat yang dilakukan di suatu masyarakat akan mengundang turunnya azab Allah Swt., berupa bencana alam dan keberkahan akan dicabut dari masyarakat tersebut. 


Kezaliman dan kemaksiatan telah merajalela akibat tidak diterapkannya aturan Allah Swt. Saat ini sistem yang diadopsi negeri ini adalah sistem buatan manusia yaitu sistem sekuler kapitalis, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya sebagai ibadah ritual saja seperti solat, puasa, zakat, haji. Sistem ini menjunjung tinggi nilai kebebasan, sehingga manusia bebas melakukan apa saja tanpa menghiraukan halal haram. 


Ketika agama tidak dipakai untuk mengatur kehidupan manusia, maka manusia jauh dari keberkahan, bahkan diturunkanlah bencana sebagai bentuk murka Allah Swt., pada manusia karena ulahnya. Namun ketika diberi bencana, manusia menganggap ini hanya sebagai faktor alam semata. Tanpa mengoreksi diri dan introspeksi apa maksud dari bencana alam yang terjadi. 


Lain halnya dalam Islam. Dalam pandangan Islam bencana merupakan ketetapan dan ketentuan Allah Swt., yang datang akibat dari perilaku manusia yang tidak beriman, zalim dan bermaksiat, juga sebagai peringatan dari Allah Swt., agar manusia bertobat dan kembali ke jalan-Nya. Islam mengajarkan kita untuk bersabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah atau bencana. Selain itu kita hendaknya bermuhasabah apa yang menyebabkan bencana menimpa kita serta bagaimana agar bencana tak terulang lagi. 


Bencana akan terus terjadi dan melanda negeri kecuali manusia bertobat dan meninggalkan kemaksiatan serta kembali pada syariat-Nya. Seorang sahabat Rasulullah saw., Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata "Tidaklah suatu bala' atau musibah itu datang kecuali disebabkan oleh dosa dan tidaklah bala' itu diangkat kecuali dengan taubat".


Hanya dengan menerapkan sistem Islam secara menyeluruh di setiap aspek kehidupan, niscaya Allah Swt., akan mencurahkan rahmat kepada seluruh manusia dan alam semesta karena Islam adalah rahmatan lil alamin. 


Wallahualam bissawwab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan