Generasi Terancam, di Mana Peran Negara

 



Negara juga menerapkan sistem kapitalis-sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga tidak ada standar halal dan haram dalam melakukan suatu perbuatan. Oleh karena itu, bisnis narkoba atau barang haram ini dijadikan jalan pintas untuk mencari rezeki demi mencukupi kebutuhan hidup.


OPINI 


Oleh Nia Saniyah

Muslimah Peduli Generasi Umat


Muslimahkaffahmedia.eu.org,OPINI_Menjelang akhir tahun Bandung digegerkan dengan penggerebekan di sebuah perumahan elite yang berada di Kabupaten Bandung. Diduga perumahan elite itu dijadikan sarang pembuatan narkoba. Dalam penggeledahan ditemukan sejumlah barang bukti. Seperti narkoba siap edar berupa 7333 sachet serbuk, happy water 494 botol liquid ukuran 20 mililiter. Bahan baku dan peralatan produksi juga turut disita antara lain, pil mengandung zat MDMA (95 butir merah, 62 butir hijau dan kuning), mesin mixer, alat pengemasan, hingga uang tunai Rp75 juta. Nilai sejumlah barang bukti tersebut mencapai ratusan miliar, yaitu sekitar Rp670 miliar. Menurut Wakabareskim Polri Irjen Pol Asep Edi Suheri menyatakan telah berhasil menyelamatkan lebih dari 9 juta jiwa dari ancaman narkoba, khususnya jenis happy water dan liquid narkotika. (Kompas.com, 12-12-2024).

Kasus peredaran narkoba ini terus beredar dan berulang, karena penerapan sistem ekonomi kapitalis-liberal. Dalam ilmu ekonominya terdapat istilah "Di mana ada permintaan, di sana ada penawaran". Dalam sistem kapitalis-liberal ini pula, yang berkuasa adalah para pengusaha yang berasaskan keuntungan semata sehingga mereka akan terus memproduksi dan mendistribusikanya secara masif untuk memenuhi permintaan. Ternyata bisnis narkoba ini terorganisasi secara internasional di antaranya, Malaysia dan Indonesia. Jaringan ini sangat kuat karena di dalamnya ada peran aparat yang dapat melindungi para pelaku dari ancaman hukum. Jaringan ini juga akan makin meluas, yang mengingatkan kita sebagai masyarakat harus lebih waspada lagi, karena obat terlarang ini akan beredar di masyarakat dan akan mengancam generasi saat ini. Maka sangat jelas bahwa negara belum bisa memberantas peredaran narkoba ini secara tuntas.

Dalam hal ini tampak abainya peran negara yang tidak menerapkan sanksi tegas sehingga dapat memberikan efek jera bagi pelakunya. Negara juga menerapkan sistem kapitalis-sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga tidak ada standar halal dan haram dalam melakukan suatu perbuatan. Oleh karena itu, bisnis narkoba atau barang haram ini dijadikan jalan pintas untuk mencari rezeki demi mencukupi kebutuhan hidup.

Islam adalah sebuah ideologi yang akan menuntaskan semua problematika kehidupan, karena Islam bukan hanya mengatur masalah keyakinan setiap makhluk saja, tapi semua permasalahan akan tuntas dengan penerapan Islam kafah. Islam akan memberantas pengedaran narkoba ini sampai ke akar-akarnya, dengan memutus mata rantai pengedaran barang haram tersebut.

Dalam Islam setiap individu, keluarga, masyarakat, aparat, dan negara akan diberikan edukasi, dibina, dan dikuatkan keimananya, karena narkoba itu adalah barang haram yang harus dimusnahkan dan dijauhkan karena membahayakan jiwa manusia.

Daulah juga akan menerapkan sanksi yang tegas bagi para pelaku, baik sebagai penjual, pengedar atau pemakai barang haram tersebut dengan hukuman takzir. Hukuman takzir ini tidak ditentukan jumlahnya dalam syariah, tetapi ditetapkan oleh seorang qadi (hakim). Hukuman tersebut bisa berupa penjara sampai hukuman mati jika terbukti menyebabkan kerusakan yang besar. Menurut Ibn Hajar al-Haitami rahimahullah, tindakan memproduksi, menjual atau mengedarkan khamr/narkoba juga termasuk dosa besar. (Al-Haitami, Az-Zawâjir ‘an Iqtirâf al-Kabâ'ir, 1/218).

Seorang khalifah akan menutup dan melarang serta memutuskan mata rantai peredaran narkoba secara tegas.

Sudah saatnya kita kembali pada sistem Islam sebagai paripurna tertinggi yang akan memberantas narkoba, bukan hanya perkara kejahatan melainkan bentuk ikhtiar dalam menjaga akal setiap umat manusia agar tetap sehat dan waras dalam menjalani kehidupan dengan aman, sejahtera, dan penuh keberkahan.

Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan