Jejak Islam Mengukir Sejarah Kesehatan Terbaik pada Masanya


 

Sejarah Islam telah mengukir begitu banyak bukti bagaimana pemimpin menjaga, mengurus kesehatan rakyat. 

OPINI 

Oleh Verra Trisepty

Ibu Peduli Generasi


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI -Alih-alih menikmati sarana kesehatan yang mudah dan terjangkau, kini masyarakat disuguhi dengan pemberitaan yang beredar beberapa waktu lalu.


Mengutip dari laman Bisnis.com, Program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN menghadapi risiko beban jaminan kesehatan yang lebih tinggi dari penerimaannya. Muncul wacana agar iuran naik, tetapi berdasarkan perhitungan terbaru, iuran BPJS naik hingga 10% pun tidak cukup dan masih berpotensi menyebabkan defisit dana jaminan sosial.


 "Kondisi rasio klaim tahun 2024 yang sudah mencapai 109,62%, sepertinya kenaikan iuran sebesar 10% tidak akan mencukupi untuk menutup kebutuhan biaya layanan kesehatan dan berpotensi akan terjadi defisit hingga terjadi gagal bayar," Ungkap Rizzky kepada Bisnis. (Jumat,6/12/2024)


Begitu banyak problem kesehatan yang belum tuntas seperti gizi buruk, TBC, kesehatan remaja, ibu dan anak, mental dan masih banyak lagi. Adapun masalah fasilitas dan nakes yang tidak merata, pelayanan kesehatan di Indonesia pun masih minim dana seperti penelitian di bidang bioteknologi (ilmu yang menggabungkan biologi dan teknologi untuk memanfaatkan makhluk hidup dalam menghasilkan barang dan jasa). 


Masyarakat mengeluhkan tentang mahalnya pembiayaan kesehatan, kesehatan pun tak luput dari komersialisasi sehingga alih-alih mendapat layanan terbaik, justru tidak semua warga negara bisa mengakses layanan kesehatan.


Sayangnya masyarakat belum memahami akar masalah yang terjadi, adanya kepemimpinan sekuler menjadikan penguasa abai terhadap perannya sebagai raa’in (pemimpin yang mengurus umat). Negara mengemban kapitalisme yang hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator, naasnya kesehatan diprivatisasi untuk mencari laba bagi sebagian pihak, tidak berorientasi untuk melayani kebutuhan kesehatan umat. 


Sebagai contoh dari kabar yang beredar di laman katadata.co.id, "kinerja keuangan PT Indofarma Tbk (INAF) terus tertekan hingga nasibnya kini tengah di ujung tanduk. Apabila menilik laporan keuangannya tahun buku 2023, Indofarma memiliki total liabilitas atau utang mencapai nominal Rp 1,56 triliun". 


Miris, sekaligus menjadi bukti bahwa narasi pemerintah soal anggaran kesehatan yang diprioritaskan dan upaya peningkatan standarisasi profesi kesehatan sejatinya bukan untuk rakyat, melainkan demi melayani kepentingan korporasi semata. Kebijakan yang dibuat seakan bertujuan memuluskan segelintir oligarki, masyarakat yang menanggung akibatnya.


Sekularisme Melahirkan Sistem Kapitalis


Permasalahan yang muncul terjadi akibat sekularisme, yang memisahkan kehidupan bernegara dari agama. Sehingga dalam merumuskan kebijakan tidak melibatkan syariat Islam, karena Islam tidak dipandang sebagai sebuah aturan hidup dan bernegara. 


Kesehatan merupakan hak dasar bagi publik yang wajib disediakan oleh negara. Dalam Islam jaminan kesehatan akan dipenuhi oleh negara bagi seluruh rakyat. Pemimpin wajib memastikan sarana dan pelayanan kesehatan bisa dengan mudah diakses masyarakat, tanpa privatisasi maupun dikomersilkan dan hanya bisa terwujud dalam sistem kepemimpinan Islam.


Mengapa hanya dalam Kepemimpinan Islam? 


Khalifah dalam sistem pemerintahan Islam, berperan sebagai raa'in, yang wajib menjamin terpenuhinya layanan kesehatan hingga pelosok secara merata. Dengan mengelola keuangan negara yang didapat dari baitulmal serta pengelolaan sumber daya alam oleh negara, yang hasilnya digunakan untuk kemaslahatan rakyat termasuk fasilitas kesehatan yang memadai, berkualitas, bahkan gratis.


Kesehatan dalam Peradaban Khilafah Islam


Sejarah Islam telah mengukir begitu banyak bukti bagaimana pemimpin menjaga, mengurus kesehatan rakyat. Jejak dari peradaban Islam dibangun rumah sakit terbaik Al-Nuri di Damaskus, yang menjadi pusat pemerintahan Dinasti Umayyah. 


Melalui kejayaan Islam, lahir banyak ilmuwan muslim yang berkontribusi dalam bidang kesehatan, di antaranya: Pertama, Ibnu Sina yang kita kenal sebagai Bapak Kedokteran Modern.


Kedua, Mohamed bin Zakaria al-Razi, dikenal dengan nama Rhazes, menghasilkan buku penting dalam bidang medis berjudul Al-Hawi Fit-Tibb (An Encyclopaedia of Medicine).


Ketiga, Ibnu Hubal al-Baghdadi, seorang dokter asal Arab yang menulis buku berjudul Kitab al-Mukhatarat fi al-Tibb (kitab Selection of Medicine).


Keempat, Abu Al-Qasim Al-Zahrawi, dikenal dengan nama Abulcasis di Barat, beliau mendedikasikan dirinya untuk menulis tentang buku-buku kedokteran terutama dalam bidang ilmu bedah.


Dengan melihat sejarah Islam, kita menjadi yakin bahwa peradaban Islam berhasil menyediakan kesehatan terbaik bagi rakyat. Namun, Islam tak sekadar sebuah sejarah, karena Allah Swt. telah menjanjikan bahwa Islam akan kembali tegak menjadi sebuah peradaban yang kelak memimpin dunia. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَاِ ذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَا عِلٌ فِى الْاَ رْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَا لُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ


"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah Ayat 30)


Maka mari melayakan diri untuk menyambut kabar gembira dengan keyakinan, semangat, serta perjuangan. Tak sekadar kesehatan, Islam mampu mengatasi seluruh problematika kehidupan manusia.


Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan