Kesehatan untuk Semua, Islam Punya Solusinya
Berbagai lembaga riset dan universitas didirikan untuk menunjang optimasi layanan kesehatan. Semua pendanaan diambil dari kas Baitulmal.
Oleh Tety Kurniawati
Aktivis Muslimah
Muslimahkaffahmedia.eu.org-Kesehatan masih menjadi kebutuhan berbiaya mahal di negeri tercinta. Praktek pelaksanaan jaminan kesehatan (JKN) misalnya, Kepala Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Rizky Anugerah menjelaskan rasio beban jaminan kesehatan terhadap penerimaan iuran JKN sampai Oktober 2024 telah mencapai 109,62%, yang berarti beban yang dibayarkan lebih tinggi dari iuran yang didapat. BPJS Kesehatan mencatat penerimaan iuran sebesar Rp133,45 triliun, sedangkan beban jaminan kesehatan sebesar Rp146,28 triliun. (Financial.bisnis.com, 02-12-2024)
Di lain sisi, meski Ketua LAM-PTKes, Usman Chatib Warsa, mengatakan Indonesia menargetkan standar internasional untuk pendidikan dan ketenagakerjaan profesi kesehatan, utamanya untuk keperawatan dan kedokteran gigi. (Tirto.id, 06-12-2024)
Namun, upaya ini nampak kontras dengan masih maraknya fenomena mengobati diri sendiri. Masyarakat di berbagai daerah masih banyak yang mengobati diri sendiri dengan mengkonsumsi obat yang dibeli sendiri tanpa konsultasi ke tenaga medis. Hal ini terjadi akibat kondisi ekonomi dan lokasi tempat tinggal yang menyulitkan untuk mengakses fasilitas kesehatan maupun minimnya keberadaan tenaga medis.
Narasi pemerintah untuk menjadikan kesehatan sebagai prioritas anggaran nasional pun terasa absurd. Manakala faktanya, problem kesehatan masih berputar pada tidak meratanya fasilitas dan nakes, dan masih berlakunya praktik komersialisasi di berbagai lini dunia kesehatan. Alih-alih mendapatkan layanan terbaik, tidak semua warga negara bisa mengakses layanan kesehatan.
Buah Penerapan Sistem Batil
Sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan saat ini melahirkan kepemimpinan sekuler dalam bentuk keberadaan penguasa yang abai terhadap perannya sebagai pelayan rakyat. Wajar saja jika layak dan tidaknya setiap pelayanan kesehatan yang diberikan, dinilai berdasarkan keuntungan yang akan didapatkan, bukan terpenuhinya apa yang rakyat butuhkan.
Negara hanya berperan sebagai fasilitator dan regulator semata di sistem ini. Hingga kesehatan justru dijadikan alat kapitalisasi layaknya industri. Bisa dipastikan narasi pemerintah terkait anggaran yang diprioritaskan dan upaya peningkatan standarisasi profesi kesehatan bukanlah untuk rakyat, melainkan untuk melayani kepentingan korporasi. Kesehatan untuk semua tinggallah mimpi tak bertepi.
Solusi Islam Atas Jaminan Kesehatan
Islam memandang bahwa kesehatan adalah kebutuhan dasar publik yang wajib disediakan negara. Jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat ini hanya mungkin terwujud dalam sistem kepemimpinan Islam. Khalifah berperan sebagai raa'in yang menjamin layanan kesehatan menjangkau hingga pelosok negeri, dengan fasilitas dan nakes yang memadai, berkualitas dan bila perlu bebas biaya.
Kesehatan ditopang oleh sistem ekonomi Islam yang kuat. Sumber-sumber pemasukan negara dari sektor kepemilikan umum, seperti hasil pengelolaan sumber daya alam akan lebih dari cukup untuk menutup kebutuhan dana bagi pemberian layanan kesehatan terbaik bagi publik. Mulai dari pengadaan faskes, alkes, nakes, obat-obatan hingga riset dan pengembangan sistem kesehatan.
Bentang sejarah mencatat sumbangsih Islam bagi keagungan sistem layanan kesehatan. Sejak masa Rasulullah hingga era Khalifah sesudahnya, negara dalam naungan Islam membangun konsep layanan kesehatan terbaik bagi rakyat. Khususnya konsep bimaristan (kerumahsakitan) yang menjadi role model rumah sakit hari ini. Layanan prima menjadi fokus utamanya, baik dari sisi infrastruktur, layanan medis hingga pemulihan. Bahkan di era kejayaan kekhilafan, rakyat sehat pun berbondong-bondong mencoba kenyamanan fasilitas di bimaristan.
Bagi rakyat yang tinggal di pelosok, bimaristan keliling disediakan oleh negara. Berupa kafilah unta yang membawa dokter dan alkes untuk melayani pasien di tempat tinggalnya. Semua rakyat, baik miskin maupun kaya berhak mendapatkan haknya dengan sebaik-baiknya, tanpa biaya.
Keberadaan ilmuwan-ilmuwan muslim di bidang kesehatan membuktikan support system negara dalam memastikan terpenuhinya jaminan kesehatan. Berbagai lembaga riset dan universitas didirikan untuk menunjang optimasi layanan kesehatan. Semua pendanaan diambil dari kas Baitulmal. Tanpa berhitung rugi laba atas segala upaya yang dikerahkan.
Sungguh hanya dalam sistem Islam sajalah kesehatan untuk semua itu bisa terwujudkan. Maka sudah waktunya sistem batil yang memproduksi berbagai kezaliman hari ini untuk dicampakkan. Berganti dengan sistem Islam yang menghadirkan mimpi kesejahteraan dan keadilan dalam kenyataan. Hingga umat bisa kembali meraih kemuliaan.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar