Sekularisme Menggerus Kewarasan Generasi Muda

 


Namun, dalam naungan kapitalisme-sekuler ini telah membuat kepribadian dan mental generasi muda menjadi sakit.

OPINI 

Oleh Sri Yana, S.Pd.I.

Pegiat Literasi


Muslimahkaffahmedia.eu.org-Generasi muda adalah tonggak peradaban, calon pemimpin masa depan. Namun, dalam naungan kapitalisme, kewarasan generasi muda ini kerap dipertanyakan. Mengapa? Sebab, tingkat kewarasannya begitu rendah. Terbukti banyak kasus pembunuhan atau kriminalitas dilakukan oleh anak atau remaja.


Kasus terbaru dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh remaja berusia 14 tahun yang berinisial MAS yang terjadi di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. MAS diduga melakukan  penusukan terhadap ayah, ibu, dan neneknya sehingga ayah dan neneknya meninggal, sedangkan ibunya mengalami luka berat. (suara.com, 30-11-2024)


Miris memang, makin banyak kasus anak berkonflik dengan hukum. Beritanya pun kian hari kian marak sehingga membuat publik bertanya-tanya, ada apa dengan mental dan kepribadian generasi muda saat ini? Mengapa begitu mudah menjadikan kekerasan bahkan pembunuhan sebagai solusi?


Sungguh jika ditelaah, generasi saat ini sedang sakit yang amat parah. Iman dan takwanya telah ternodai akan bujukan setan yang luar biasa keji lagi jahanam sehingga tega membunuh orang terdekatnya sendiri. Padahal, membunuh merupakan perbuatan yang dilarang dan dosa besar, bahkan membunuh manusia tanpa alasan yang benar diibaratkan seperti membunuh manusia seluruhnya. 


Firman Allah Swt. "Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi." (TQS. Al-Maidah [5]: 32)


Ayat tersebut sangat jelas melarang membunuh orang tanpa alasan yang benar. Apalagi pembunuhan terhadap orang tua yang telah membesarkan dan menjaga kita. Meskipun kesalahan mereka begitu besar, tetapi keberadaannya tidak akan tergantikan dengan apa pun.


Sejatinya manusia adalah seorang pendosa, tidak mungkin tidak pernah melakukan kesalahan. Namun, dalam naungan kapitalisme-sekuler ini telah membuat kepribadian dan mental generasi muda menjadi sakit. Bagaimana tidak sakit jika generasi muda terus dibuat stres dengan sistem kapitalis yang semua serba sulit. Mau sekolah berkualitas perlu biaya yang mahal. Saat bersekolah disibukkan dengan tugas pelajaran yang banyak dan susah. Saat lulus pun susah untuk mendapatkan pekerjaan. Berbagai persoalan ini pun mau tidak mau menjadi tekanan bagi generasi saat ini sehingga menyebabkan generasi ketika bersekolah tidak membahagiakan baginya, tetapi justru menjadi beban hidup. 


Di sisi lain, sekularisme menginfeksi generasi dengan pergaulan bebas, pornografi, dan perilaku menyimpang. Akibatnya remaja saat ini pun jauh dari agama. Untuk belajar mengaji saja, remaja sudah tidak mau dengan alasan malu atau sudah besar. Padahal, membaca Al-Qur'an saja belum bisa, apalagi untuk paham agama secara baik dan benar.


Tidaklah mengherankan jika generasi saat ini mudah melakukan hal-hal yang melanggar syarak, karena ketidaktahuan dan ketidakmauan untuk belajar sehingga keimanan dan ketakwaannya juga lemah. Menyebabkan perbuatan yang dikerjakan berdasarkan keinginan semata tanpa memikirkan akibatnya. Begitulah keadaan di mana Islam belum diterapkan. Pemikiran-pemikiran generasinya terbelenggu oleh pemikiran-pemikiran merusak, baik dari segi fashion, food, film, maupun figur.


Sejatinya, perlu solusi Islam yang mampu memperbaiki generasi saat ini. Islam mampu memecahkan problematika umat, terutama generasi muda agar menjadi generasi yang hebat dan kuat. Menjaga kewarasan generasi muda saat ini, sebagaimana generasi masa keemasan Islam yang telah menjadi sejarah kegemilangan umat Islam. Sebutlah, Muhammad Al-Fatih sebagai penakluk Konstantinopel, serta Salahuddin Al-Ayyubi yang terkenal karena kepemimpinan dan strategi militernya, serta sifatnya ksatria dan keadilannya pada saat melawan tentara salib.


Alhasil, mari kita menjadikan para pemuda Islam teladan bagi generasi muda Islam saat ini. Seperti Muhammad Al-Fatih dan Salahuddin Al-Ayyubi. Tentunya, dengan menerapkan sistem Islam secara komprehensif dalam seluruh aspek kehidupan, serta meninggalkan sistem kapitalis-sekuler sehingga lahir generasi terbaik sebagai pemimpin masa depan. 


Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan