Terjaminnya Jiwa dengan Islam Kaffah



Dalam sistem pergaulan Islam, manusia mempunyai naluri untuk melestarikan jenisnya, akan tetapi melalui jalan pernikahan agar terpelihara nasab keturunannya.

Oleh Venni Hartiyah

Pegiat Literasi


Muslimahkaffahmedia.eu.org-Bayi dilahirkan dari seorang Ibu yang mengandungnya 9 bulan. Ketika kecil ditimang-timang jika sudah besar disayang sayang. Dididik dengan ilmu yang benar agar selamat di dunia sampai akhirat dan menjadi amal jariyah untuk kedua orang tuanya. Begitulah seharusnya memperlakukan bayi. Akan tetapi bertolak belakang dengan fakta yang terjadi saat ini. Bayi yang lahir diperjualbelikan layaknya pindang. 


Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Saw. beliau bersabda: Allah Swt. berfirman: “Ada tiga golongan yang Aku (Allah) akan menjadi lawan mereka pada Hari Kiamat nanti, seorang yang bersumpah dengan menyebut nama-Ku lalu berkhianat, seorang yang menjual seorang yang merdeka bukan budak lalu memakan hasilnya, dan seorang yang mempekerjakan seorang pekerja lantas ketika pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya, orang itu tidak membayar upahnya.” (HR. Muslim)


Dilansir dari (republika.co.id) (12/12/24) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta telah menangkap dua oknum bidan berinisial JE (44 tahun) dan DM (77). Keduanya ditetapkan sebagai tersangka pelaku jual-beli bayi melalui sebuah rumah bersalin di Kota Yogyakarta.


"Para tersangka ini telah melakukan penjualan ataupun berkegiatan sejak tahun 2010," kata Direktur Ditreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi saat konferensi pers di Mapolda DIY, Sleman, DI Yogyakarta.


Endriadi mengungkapkan bahwa dua tersangka menjual bayi Rp 55 juta hingga Rp 65 juta untuk bayi perempuan. Sedangkan bayi laki-laki dijual Rp 65 juta sampai Rp 85 juta, dengan modus untuk mengganti biaya persalinan.


Astaghfirullah, sungguh miris membaca berita di atas. Bayi yang seharusnya dilindungi kini marak diperjualbelikan. Bahkan dengan modus yang sangat rapi dan terorganisasi. Melalui modus menerima adopsi bayi, Bahkan yang melakukannya adalah orang-orang berpendidikan di mana Kejujuran terkikis atas materi.


Nyawa manusia kini tidak berharga lagi layaknya barang dagangan yang bisa ditawar-tawar. Tidak peduli halal apa haram yang penting mendapatkan banyak uang. Modus seperti ini memang sangat menarik perhatian para ibu yang memiliki bayi, namun tidak mampu merawat anaknya. Mereka berpikir dengan menjual anaknya di rumah persalinan tersebut, adalah solusi tepat dan aman. Tapi faktanya sangat menyakitkan, anaknya dijual lagi pada pihak lain seperti sayur mayur, Innalillahi. 


Penjualan bayi tidak hanya terjadi kali ini saja, sudah berulang kali terjadi. Ini menunjukkan adanya sistem yang salah dalam negeri kita. Beberapa faktor sistemis yang menyebabkan seseorang menjual bayi adalah faktor kemiskinan, merajalelanya seks bebas sehingga menyebabkan kehamilan yang tidak di inginkan oleh pasangan tidak halalnya. 


Kemiskinan yang diakibatkan dari sedikitnya lapangan kerja, menyebabkan maraknya pengangguran karena tidak ada jaminan pekerjaan dari negara untuk rakyatnya. Sehingga banyak yang melakukan kriminalitas agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti menjual bayi. Kejadian yang berulang ini seharusnya menjadikan negara berpikir keras untuk mencari solusi hakiki atas kriminalitas keji ini. 


Banyak alasan yang menyebabkan orang menjual bayi, misalnya anak dari hasil perzinaan yang ibunya malu karena melahirkan anak tanpa pernikahan. Akibat dilegalkan nya seks bebas, apalagi selama tidak ada unsur pemaksaan atau sama-sama suka. Inilah dampak Jauhnya manusia dari pemahaman agama dan aturan Allah, menjadikan mereka hidup bebas dan berbuat sesuka hati. Tidak memperdulikan halal dan haram, yang penting mendapatkan manfaat dan materi yang banyak.


Selain itu juga sanksi hukum yang diberlakukan negara tidak menjerakan, paling singkat 3 tahun sampai 15 tahun. Sehingga banyak yang melakukan kejahatan berulang ketika bebas. Selain itu, hukum juga bisa diperjualbelikan. Aspek ini erat kaitannya dengan sistem kapitalisme yang menggerogoti bangsa ini. Selama sistem ini masih diterapkan, maka berbagai kriminalitas penjualan bayi dan sebagainya akan terus berulang.


Hanya Islam solusi berbagai kriminalitas.


Islam mencetak generasi-generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. mereka melakukan sesuatu berdasarkan perintah dan larangan Allah Swt. Ini adalah buah dari sistem pendidikan Islam yang diterapkan. Begitu juga Islam akan mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. 


Dalam sistem pergaulan Islam, manusia mempunyai naluri untuk melestarikan jenisnya, akan tetapi melalui jalan pernikahan agar terpelihara nasab keturunannya. Bukan dengan jalan yang haram seperti seks bebas ataupun perzinaan. Aturan Islam dalam pergaulan diantaranya adalah menundukkan pandangan, menutup aurat dan menghindari khalwat (berduaan dengan yang bukan mahramnya), ikhtilat (campur baur) dan lain-lain. 


Islam juga menjamin kesejahteraan atas rakyatnya. Salah satunya negara menjamin rakyatnya dari mencari dan memakan harta yang haram. Negara menyediakan lapangan pekerjaan yang luas bagi para ayah yang wajib untuk mencari nafkah. Jaminan terpenuhinya sandang, pangan dan papan, pendidikan dan pelayanan kesehatan secara gratis. Begitu juga dengan pemenuhan kebutuhan air, gas, dan BBM. Sebab Islam mewajibkan negara menjalankan fungsinya sebagai pelayan rakyat dalam memelihara dan mengelola kekayaan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyatnya. 


Negara juga akan memberikan sanksi hukum kepada para pelaku kejahatan termasuk penjualan bayi. Sebab dalam Islam menjual bayi termasuk sebuah keharaman dan dosa besar. Sanksi tegas yang diterapkan dalam Islam bertujuan membuat pelaku jera dari kejahatannya dan mencegah orang lain melakukan kejahatan yang sama. Oleh sebab itu, solusi penjualan bayi dapat diatasi hanya dengan menerapkan kembali hukum syariat Islam dalam mengatur seluruh kehidupan manusia. 


Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan