Tanpa Junnah Masa Depan Anak-Anak Gaza Terancam
Bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya, hari ini kaum muslim terpecah belah, kebingungan, dan ketakutan tanpa perlindungan. Mata musuh Islam terus mengintai untuk menerkam hingga korban berjatuhan sampai kehilangan nyawanya.
OPINI
Oleh Yuniyati
Aktivis Muslimah
Muslimahkaffahmedia.eu.org-Bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya, hari ini kaum muslim terpecah belah, kebingungan, dan ketakutan tanpa perlindungan. Mata musuh Islam terus mengintai untuk menerkam hingga korban berjatuhan sampai kehilangan nyawanya.
Begitulah gambaran nasib kaum muslim saat ini. Seperti yang terjadi pada anak-anak Gaza. Mereka seharusnya menikmati masa kecilnya dan mengenyam pendidikan yang layak. Mirisnya, perang yang tak pernah berakhir justru memutus kesempatan tersebut.
Militer Israel melakukan serangan terhadap sekolah-sekolah di Palestina seperti yang baru-baru ini terjadi.
Dilansir dari CNNIndonesia.com(11-01-2025), Militer Israel melakukan serangan terhadap pusat komando dan kendali yang sebelumnya berfungsi sebagai Sekolah Halwa di Jabalia. Menurut mereka sekolah tersebut sering digunakan oleh teroris Hamas untuk merencakan dan melakukan serangan.
Jalur Gaza terus berkecamuk dengan serangan dari Israel. Para guru di Palestina sampai harus membuat kelas-kelas darurat di kamp pengungsi, meskipun penuh sesak dan sangat sederhana.
Saat ini infrastruktur untuk pendidikan di Gaza telah hancur. Setidaknya 352 sekolah telah rusak dan tidak dapat digunakan lagi untuk kegiatan belajar mengajar. Sebagian bangunan yang masih berdiri digunakan sebagai tempat penampungan bagi pengungsi. (ANTARA.com, 10-01-2025)
Dunia seolah abai terhadap Islam dan masa depan anak-anak Palestina. Mereka justru menjadikan Islam sebagai musuh dunia. Barat menganggap Islam sebagai agama yang berbahaya. Itulah sebabnya mereka terus menyerang Islam, salah satunya dengan terus menyerang Palestina dengan membabi buta.
Penyerangan masif terhadap Palestina sebenarnya merupakan salah satu dari ketakutan kafir Barat terhadap ideologi Islam, yang makin berkembang sinergis dengan dakwah Islam kafah ke seluruh penjuru dunia.
Barat dengan ideologi kapitalisme sekulernya cemas, karena kedudukan mereka akan tergeser oleh Islam. Mereka khawatir ideologi Islam akan menaklukkan budaya, gaya hidup, dan peradaban sekuler.
Barat telah mencium aroma kebangkitan Islam, layaknya singa yang akan bangun dari tidur panjangnya. Untuk itu mereka berusaha mencegah dan melakukan apa saja, termasuk dengan terus melakukan serangan terhadap Palestina.
Seharusnya umat muslim di dunia marah, ketika umat muslim di belahan lain terus dijajah. Kita sesama muslim ibaratnya adalah satu tubuh, ketika salah satu tubuh disakiti seharusnya tubuh lain ikut merasakan sakit.
Namun, sangat disayangkan negara-negara muslim masih bergantung kepada Barat. Walhasil, negara muslim tidak akan mencapai mufakat untuk melawan penjajah Barat termasuk zionis. Mereka hanya akan melakukan protes sesuai dengan keuntungan yang diperoleh.
Negara-negara muslim dunia hanya bisa melakukan kecaman dan pemboikotan saja. Kedua perlawanan ini tidak akan berlangsung lama. Ketika masalah selesai, aksi boikot pun akan selesai.
Negeri-negeri muslim seharusnya terus membina umatnya agar memiliki keimanan yang kokoh, mempunyai wawasan politik yang kuat dan paham syariat Islam sebagai solusi seluruh problematika kehidupan.
Umat juga harus didorong untuk bersama-sama berupaya mewujudkan kekuatan politik Islam untuk menghadapi perang peradaban, termasuk melawan negara-negara penjajah.
Saat ini kaum muslim seluruh dunia membutuhkan naungan satu kepemimpinan supaya dapat bersatu sehingga menjadi kuat dan tidak mudah tercerai berai. Dengan demikian, konflik Palestina dengan Israel dapat segera terselesaikan.
Pemimpin ibarat sebagai induk ayam dan negara-negara muslim sebagai anak ayam. Jika induknya ada maka mereka akan mudah diarahkan, tidak tersesat dan akan senantiasa terlindungi. Negara-negara muslim dunia pun akan bisa ikut turun tangan membantu Palestina.
Pemimpin negara Islam (khalifah) akan langsung bertindak ketika ada kasus penyerangan terhadap Islam atau pembunuhan atas kaum muslim, karena kehormatan agama dan darah kaum muslim sangat berharga.
Rasulullah saw. bersabda,
"Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. Nasai, Tirmidzi)
Khalifah juga akan menjadi perisai bagi kaum muslim dalam menghadapi orang-orang yang memusuhi Islam. Seluruh negara muslim tidak akan kebingungan melawan musuh-musuh yang terus menyerang kaum muslim.
Seperti sabda Rasulullah saw.,
"Sesungguhnya Al-Imam (khalifah) itu perisai yang orang-orang akan berperang di belakangnya mendukung dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya."
Maka dari itu, satu-satunya jalan untuk membungkam musuh-musuh Islam hanyalah dengan mempersatukan negeri Islam dalam satu kepemimpinan, untuk melindungi jiwa kaum muslim termasuk anak-anak.
Khalifah juga akan menjamin pemenuhan kebutuhan termasuk pendidikan yang disertai dengan peningkatan kualitasnya berdasarkan akidah Islam sehingga anak-anak Gaza pun tidak akan kehilangan haknya.
Sejarah menunjukkan, hadirnya kekuatan politik umat Islam (khilafah) terbukti telah mampu menjaga kemuliaan Islam dan kaum muslim selama belasan abad. Umat Islam tampil sebagai umat terbaik yang disegani lawan.
Saatnya kembali kepada Islam. Sepanjang Islam dipimpin oleh satu kepemimpinan, umat Islam akan menjadi sebaik-baik umat dan akan tercipta generasi pioner peradaban yang tiada tanding.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar