Tes Kehamilan Bagi Siswa, Pikiran Sesat Pencegahan Seks Bebas

 


Tes ini menunjukkan adanya kesesatan berpikir masyarakat kita dalam menghadapi rusaknya pergaulan remaja.

OPINI 

Oleh Anita Humayroh

Tenaga Pendidik dan Pemerhati Remaja


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI-Seorang siswi SMA di Kabupaten Cianjur menjadi viral usai menunjukkan hasil tes kehamilan yang dilakukan di sekolah tempat di mana ia menimba ilmu. Kebijakan itu diambil dengan alasan pencegahan, agar para siswa tidak terjerat dalam penyimpangan perilaku di sekolah mereka. Khususnya pergaulan bebas. Pihak sekolah beranggapan bahwa tes ini dirasa penting untuk mencegah terjadinya pergaulan bebas dan juga terjadinya MBA (Marriage By Accident).


Terkait kasus video viral tersebut, Dinas Pendidikan Jawa Barat mengingatkan pentingnya menjaga etika dalam bermedia sosial, terutama bagi guru. Nonong Winarni, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat juga sudah menanggapi video viral dari SMA Sulthan Baruna di Kecamatan Cikadu ini. (Kompas.com, 25 Januari 2025).


Tes ini menunjukkan adanya kesesatan berpikir masyarakat kita dalam menghadapi rusaknya pergaulan remaja. Tes kehamilan jelas bukanlah upaya pencegahan, karena kehamilan tidak selalu terjadi meski sudah melakukan seks bebas. Belum lagi dari sisi hanya siswi perempuan yang diperiksa, padahal remaja kita hari ini, baik laki-laki maupun perempuan, sama rusaknya.


Langkah ini jelas tidak mampu mencegah kehamilan remaja. Terlebih ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap rusaknya pergaulan mereka. Kehidupan sekuler kapitalisme telah menjadikan remaja mengikuti hawa nafsunya dan mengutamakan kesenangan jasmani, dan abai pada aktivitas halal dan haram.


Hilangnya peran kepala negara sebagai junnah atau pelindung bagi rakyatnya adalah faktor terbesar dari beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan kenakalan remaja saat ini. Tidak adanya pendidikan karakter sejak dini, liberalisasi pendidikan yang menjauhkan para remaja kita dengan agamanya, pengaruh sosia media yang sudah tidak terkontrol dan bebas diakses oleh siapapun, serta ketimpangan ekonomi dan lemahnya penegakan hukum terhadap para pelaku, menjadikan permasalahan ini tambal sulam, tak pernah ketemu titik terang.


Sistem sekuler yang diterapkan saat ini, menjadikan masyarakat kita bak kerbau dicocok hidungnya, mudah terbawa oleh kesesatan berpikir, masyarakat dibuat mendewakan hawa nafsu semata dan membuang jauh-jauh peran agama untuk mengatur kehidupan mereka. Keberadaan Allah Swt. sebagai Tuhan Sang Pencipta tidak menjadi prioritas para remaja kita dalam berperilaku.


Kondisi kritis ini menunjukkan bahwa generasi penerus kita sedang tidak baik-baik saja. Pergaulan bebas yang merebak di setiap lapisan masyarakat khususnya kalangan remaja telah menjadi bukti gagalnya negara menjaga jiwa dan kemuliaan para remaja serta kemaslahatan mereka. Harapan demi harapan yang dibebankan ke pundak remaja sebagai penerus peradaban kelak, hancur lebur oleh pondasi busuk sekulerisme liberal yang bercokol dalam setiap sendi kehidupan manusia.


Islam adalah satu-satunya ideologi yang memahami tidak hanya masalah potensi remaja, namun juga memberikan hak-hak mereka dengan sempurna. Inilah hal penting yang menjadikan Islam mampu mencetak generasi yang berani menjawab segala bentuk tantangan peradaban di masa depan. Islam juga memahami bahwa fase pemuda adalah fase yang penuh dengan kobaran api yang membara bersamaan dengan semangat yang tak padam dengannya. Pada fase ini juga, psikologi pemuda mendapat banyak stimulus dari luar diri mereka yaitu kesahihan penerapan sistem aturan yang mengikat mereka dengan kegemilangan berfikir.


Allah Swt. telah memberikan potensi berupa naluri ketertarikan pada lawan jenis. Untuk itu, Islam memberikan rasa tersebut sepaket dengan tuntunan bagi generasi untuk melindunginya dari pergaulan bebas. Ini adalah implementasi dari pemahaman negara dalam memenuhi hak generasi khususnya tata pergaulan yang sehat. 


Negara Islam menjaga generasi dengan mengontrol sistem interaksi mereka. Laki-laki dan perempuan berinteraksi satu sama lain dengan mengacu pada sejumlah aturan syariat. Diantaranya mengenai larangan berdua-duaan, campur baur dan ikhtilat atau interaksi di luar dari tiga hal yakni kesehatan, pendidikan dan muamalat. Termasuk juga mengontrol arus informasi pada media sosial, karena tak bisa dipungkiri bahwa saat ini media sosial adalah penyumbang konten terbesar yang menyebabkan bangkitnya syahwat remaja. Alhasil, jadilah mereka manusia yang tidak dapat dikendalikan oleh hukum syara' dan dengan mudah melampiaskan nafsu kepada lawan jenis. Dalam Islam media sosial harus bersih dari berita yang tidak bermutu dan menjadikan generasi tidak produktif.


Sistem Pendidikan Islam yang berasaskan akidah Islam akan melahirkan generasi yang berkualitas, berkepribadian Islam dan paham bagaimana tata pergaulan dalam Islam. Pemahaman yang dimiliki remaja dalam sistem Islam, akan menjaga generasi tetap dalam ketaatan dan mencegah dari berbuat keharaman termasuk dari pergaulan bebas. Generasi juga akan terjaga dari pemikiran sesat seperti pergaulan bebas, dan hak asasi manusia. Dengan penerapan sistem Islam secara kaffah, generasi akan benar-benar terjaga pergaulannya dan tercegah dari pergaulan bebas dan kerusakan akhlak lainnya. Keimanan yang kuat akan menjaga generasi selalu dalam ketaatan dan jauh dari kemaksiatan. Kontrol masyarakat dan penerapan sistem sanksi Islam yang tegas akan menjaga keselamatan generasi dari pemikiran rusak dan perbuatan maksiat serta pergaulan bebas.


Wallahu alam bisshowab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan