Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup Individu, Masyarakat, dan Negara
Al-Qur'an bukan sebatas untuk dibaca ataupun dihafal, melainkan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan dunia.
OPINI
Oleh Rossy Emaniarti, S.Sos
Aktivis Muslimah
Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI -Ramadan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam, keberadaannya pun disebut sebagai bulan Al-Quran atau Nuzulul Qur'an. Peringatan Nuzulul Qur'an menjadi salah satu moment penting bagi setiap kaum muslim untuk menguatkan semangat belajar, membaca, dan mengamalkannya.
Dikutip dari metrotvnews.com (16-03-2025), Kementerian Agama menggelar 350 ribu khataman Al-Qur'an pada 16 Ramadan 1446 Hijriah. Saat Nuzulul Qur'an ini kita membaca, menerjemahkan, sampai memahami Al-Qur'an. Semua yang didapatkan dalam kandungan Al-Qur'an kita bumikan dalam kehidupan sehari-hari. Jika hal ini dilakukan, insyaallah kedamaian dan ketentraman masyarakat itu bisa kita jaga. Demikianlah yang disampaikan Kakanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid.
Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw. sekaligus sebagai pembukti kenabiannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
"Sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengannya gunung-gunung dapat digeserkan, bumi dibelah, atau orang mati dapat diajak bicara, (itulah Al-Qur’an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki, tentu Allah telah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Orang-orang yang kufur senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji." (QS. Ar Ra'd: 31)
Al-Qur'an juga berfungsi sebagai petunjuk dan pengatur bagi manusia dalam mengarahkan kehidupannya dengan baik, sesuai kehendak Allah. Al-Qur'an mencakup dari berbagai aspek kehidupan mulai dari aspek ibadah, akhlak, muamalah, hingga politik. Apapun yang dilakukan manusia dalam kehidupan harus disandarkan pada Al-Qur'an, karena sebagai seorang muslim kita wajib percaya dan mengimaninya serta menjadikan Al-Qur'an bukan sebatas untuk dibaca ataupun dihafal, melainkan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan dunia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS. Al-Isra: 9)
Akan tetapi sungguh sangat disayangkan, umat Islam saat ini benar-benar terpuruk dalam segala aspek. Aturan yang diambil untuk menjadi pengatur dalam kehidupan tidak berdasarkan Al-Qur'an, melainkan berdasarkan aturan buatan tangan manusia yang lemah dan terbatas. Al-Quran hanya dijadikan sebatas bacaan dan hafalan semata sehingga manusia abai dengan ayat-ayat Allah mengenai larangan dan perintah-Nya. Wajar jika saat ini banyak sekali problematika yang bermunculan dalam kehidupan dikarenakan ditinggalkannya isi Al-Qur'an dalam kehidupan.
Semua ini terjadi dikarenakan penerapan sistem demokrasi kapitalisme yang menjadikan akal manusia sebagai sumber utama dalam membuat aturan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan, padahal sejatinya manusia adalah makhluk yang lemah, terbatas, dan tergantung sehingga berpotensi memunculkan berbagai pertentangan, kezaliman dan permasalahan. Begitulah sistem demokrasi kapitalisme yang menjunjung tinggi asas kebebasan dalam bertingkah laku serta tidak memerhatikan lagi perkara halal dan haram.
Maka sudah seharusnya individu, masyarakat, dan negara menjadikan Al- Qur'an sebagai pedoman dalam seluruh aspek kehidupan, agar hidup menjadi terarah, bahagia, dan sejahtera dalam naungan syariat-Nya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, hari ini individu yang berpegang teguh kepada Al-Quran dan ingin menyerukan untuk kembali kepada penerapan Al-Qur’an dianggap sebagai radikal dan berbahaya bagi negara.
Dalam sistem demokrasi kapitalisme, asas kedaulatan ada di tangan rakyat sehingga manusia bebas dalam membuat dan menentukan hukum sesuai dengan standar akal untuk diterapkan, yang tentu tidak lepas dari hawa nafsu dan kepentingan sendiri. Agama tidak ada ruang dalam mengatur sendi-sendi kehidupan manusia, Jelas ini akan melahirkan aturan yang akan merusak sistem kehidupan.
Berpegang teguh pada Al-Qur’an sejatinya adalah konsekuensi dari keimanan, maka tidak cukup menjadikan Al-Qur'an sebatas bacaan dan hafalan. Melainkan harus ada aktivitas untuk mengembalikan dan memperjuangkan Al-Qur'an agar bisa diterapkan dalam lini kehidupan, agar kesejahteraan, keadilan, dan indahnya penerapan syariat tidak hanya dirasakan oleh individu, melainkan masyarakat sampai negara.
Apalagi jika ingin membangun peradaban manusia yang mulia, Al-Qur’an harus menjadi asas kehidupan secara menyeluruh, karena Al-Quran merupakan seperangkat aturan yang mampu mengatur seluruh kehidupan manusia dengan baik dan terdapat berbagai solusi untuk memecahkan problem kehidupan, Sebagaimana penerapan Islam pada masa-masa umat terdahulu. Hari ini yang ada Al-Qur’an diabaikan meski Nuzulul Qur’an diperingati, bahkan oleh negara setiap tahunnya.
Umat Islam harus menyadari bahwa berpegang pada Al-Qur’an secara keseluruhan dan memperjuangan untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan adalah suatu hal yang wajib adanya.
Maka dibutuhkan aktivitas dakwah oleh jemaah dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan kewajiban menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan nyata secara kafah pada segala aspek kehidupan. Tidak hanya bagi individu, tetapi juga oleh masyarakat serta negara.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar